diancuk.koeAvatar border
TS
diancuk.koe
Video Ceramah Alfian Tanjung Ungkap 10 Tokoh PKI di Istana dan DPR
Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki melaporkan Ustaz Alfian Tanjung ke Bareskrim Polri. Teten melaporkan Alfian karena ceramahnya menyinggung soal Partai Komunis Indonesia (PKI).



Salah satu video ceramah ustaz Alfian Tanjung yang sangat menohok, yakni ketika membeberkan daftar 10 tokoh PKI yang cukup terkenal. Sebagian besar dari tokoh-tokoh yang disebut Alfian Tanjung itu merupakan anggota DPR RI dan pejabat negara.

Ceramah itu disampaikan Alfian Tanjung di Solo dan diunggah ke Youtube pada 24 Desember 2016 oleh akun islam channel 01. Video tersebut berdurasi 52 menit 16 detik.
Hingga Minggu (29/1/2017) video tersebut sudah dilihat 940,876 kali. Dalam video tersebut, Alfian Tanjung mengawali ceramahnya dengan mengutip pernyataan kader PKI bernama Sudisman sebelum dihukum mati.

“Dia (Sudisman) mengatakan, jika saya mati, sudah tentu bukan berarti PKI ikut mati bersama dengan kematian saya. Tidak, sama sekali tidak. Walaupun PKI sekarang sudah rusak berkeping-keping, saya tetap yakin ini hanya bersifat sementara. Dan dalam peran sejarah nanti, PKI akan tumbuh kembali, sebab PKI adalah anak zaman yang dilahirkan oleh zaman,” ujar Alfian Tanjung mengutip pernyataan Sudisman.
Menurutnya, pernyataan masa lalu Sudisman menjadi bebab bagi Alfian Tanjung sebagai generasi tengah karena dia sendiri tidak mengalami keganasan PKI tahun 1965. Alfian gelisah karena sampai saat ini sudah muncul AD/ART PKI.

“Kalau yang mengerti organisasi, maka tidak bisa dipungkiri lahirnya sebuah AD/ART adalah merupakan produk dari pembahasan berskala nasional. Artinya, PKI telah melakukan pertemuan-pertemuan yang sangat intens, termasuk di Solo,” tambah Alfian Tanjung.

Alfian juga mengingatkan agar umat Islam waspada. Sebab, 87 persen sertifikat tanah di Jakarta sudah di tangan kaum nasrani dan kader-kader PKI. Di Tangerang Raya, kata dia, 84 persen sertifikat tanah sudah dikuasai. Di Majalengka sudah 68 persen dan di Ponorogo penguasaan tanah oleh musuh-musuh Islam sudah 75 persen.
Menurut Alfian Tanjung, target utama para kader PKI saat ini adalah pencabutan TAP MPRS nomor 25 tahun 1966.

“Jika TAP MPRS nomor 25 tahun 66 dicabut, maka yang dinyatakan bersalah adalah lawan PKI. Kan gini, PKI dinyatakan bersalah, lalu kelur TAP MPRS. Nah kalau TAP MPRS dicabut, berarti PKI tidak salah, yang salah adalah musuh PKI. Siapa musuh PKI? ulama dan (TNI) Angkatan Darat,” tambah Alfian Tanjung.

Gara-gara ceramah-ceramahnya soal PKI, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki melaporkan Alfian Tanjung ke Bareskrim Polri.
“Kami melaporkan seseorang yang bernama Alfian Tanjung yang memberikan beberapa pernyataan di beberapa tempat yang mengatakan klien kami, Bapak Teten Masduki, adalah PKI dan juga mengatakan kantor Kepala Staf Presiden (KSP) menjadi sarang PKI,” ujar pengacara Teten Masduki, Ifdhal Kasim, setelah melapor di Bareskrim, Jakarta Pusat, Jumat (27/1/2017).

Pernyataan Alfian soal paham komunis dan kegiatan PKI itu sudah mendelegitimasi institusi yang berada langsung di bawah presiden. Tudingan soal PKI itu merusak peran KSP, yang ikut mengelola strategi program pemerintahan.
“Kita melihat ada usaha-usaha yang serius secara pelan-pelan, ya, mengganggu kehidupan demokrasi yang didasarkan pada Pancasila ini. Karena kita melihat ada upaya sistematis ke arah sana, maka klien kami mengambil keputusan untuk menempuh jalur hukum ini,” tegasnya.

Sebelum melapor ke Bareskrim, Teten lebih dulu mensomasi Alfian Tanjung. Teten meminta Alfian Tanjung menarik ucapannya dan meminta maaf. Namun somasi itu tak diindahkan Alfian Tanjung.

http://www.idnusa.com/2017/01/video-...ap-10.html?m=1


Inilah video Ustaz Alfian Tanjung yang membeberkan nama-nama tokoh PKI di Istana dan DPR:






Mengenal anggota DPR dari PDI perjuangan, penulis buku "Aku bangga menjadi anak PKI"


Jakarta, CNN Indonesia -- Ribka Tjiptaning mungkin segelintir anak anggota Partai Komunis Indonesia yang berani bicara secara blak-blakan, bahkan mengaku bangga. Bukan cuma terbuka dalam berbagai kesempatan, wanita yang akrab disapa Ning ini juga sempat menulis buku "Aku Bangga jadi Anak PKI". Langkah yang sering disebut gila oleh para teman-temannya sesama anak korban Gerakan 30 September (G30S).

Menurut Ning, tak ada yang patut ditutup-tutupi soal dirinya. Dua orang tuanya memang sosok yang sangat pantas untuk dibanggakan. "Bapak itu figur yang baik, prinsip hidupnya di dunia ini hanya ada dua ajaran yakni baik dan buruk sehingga tak ada perbedaan kelas," kata Ning saat ditemui CNN Indonesia di ruang kerjanya di Kompleks DPR. Sementara sang ibu menurut Ning selalu mengajarkan cinta kasih.




Ning dilahirkan di tengah keluarga mapan. Maklum, ayahnya Raden Mas Soeripto Tjondro Saputro memiliki sebuah pabrik paku di Solo. "Di Solo sampai sekarang masih banyak yang tahu bapakku," ujar Ning.

Di PKI, Suripto memang tak masuk dalam jabatan struktural. Setahu Ning, bapaknya itu salah satu anggota biro khusus PKI. Meski bukan pentolan PKI, tak sembarangan orang bisa bertemu dengannya. Hanya beberapa gelintir orang di PKI dan organisasi di bawahnya yang bisa menghadap ayah Ning kala itu.

Peristiwa G30S yang dilanjutkan dengan penangkapan orang-orang PKI membuat Suripto harus meningalkan empat anak dan isteri yang tengah hamil. Usahanya otomatis mandek saat itu. Hingga kini, kata Ning, gedung bekas pabrik paku bapaknnya masih mangkrak di Solo. Perjalanan keluarga Ning selanjutnya menjadi tak menentu. Bersama ibu dan tiga saudaranya, Ning berangkat ke Jakarta. Di Jakarta ini Ning mengaku mengalami beragam pengalaman pahit. Beragam pekerjaan ia tekuni, bukan cuma untuk bertahan hidup, tapi juga untuk membiayai sekolahnya.

Dengan susah payah, setelah melewati 12 tahun masa studi, Ning berhasil meraih gelar dokter dari Universitas Kristen Indonesia. Ning juga aktif di Partai Demokrasi Indonesia yang kemudian berubah menjadi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
"Saya bahkan lebih dulu masuk PDI dibandingkan Mbak Mega (Megawati)," kata Ning.PDI pecah, Ning memilih masuk kubu Megawati hingga sekarang dia terpilih menjadi anggota DPR RI. Ini adalah periode keduanya di parlemen.



Di sela-sela kesibukannya itulah Ning menulis buku Aku Bangga Menjadi Anak PKI. Menurut Ning, buku itu semacam otobiografi dirinya yang merasakan getirnya hidup keluarga korban G30S. "Saat kejadian aku umur 6 tahun, masih terekam peristiwa masa lalu itu," kata Ning.

Salah satu pengalaman buruk yang masih ia ingat sampai sekarang adalah, bagaimana ia dan kakaknya dipaksa melihat langsung sang bapak disiksa. Saat itu bapak Ning diinterogasi tentara di sebuah rumah di Gang Buntu, Kebayoran Lama. Rumah tersebut saat itu memang dikenal sebagai rumah penyiksaan anggota PKI.

"Aku lihat bapak digantung terbalik, badan penuh luka, dari hidung dan telinga keluar darah," kata Ning sambil bergidik. Karena itu, tambah Ning, tak ada alasan untuk membuat dirinya tak bangga pada bapaknya yang seorang PKI.


http://m.cnnindonesia.com/nasional/20150929180907-20-81660/ribka-tjiptaning-yang-tak-pernah-malu-jadi-anak-pki/
Diubah oleh diancuk.koe 29-01-2017 06:24
0
44.7K
226
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan