: Tentang ane yang punya sahabat cewe sejak smp-sma. Selalu sekelas ajaibnya dan selalu bareng kemana2. Dia yang sewaktu SMP-SMA gak pernah punya pacar (bahkan tidak pernah menunjukkan tanda2 ketertarikan pada lawan jenis) berbanding terbalik sama ane yg dr SMP-SMA wajib punya mantan minimal 3 biji. Yang dia butuhkan selalu ane, kemanapun dia pergi. Bahkan dia selalu jadikan ane panutan, ketika ane suka A maka dia juga ikut suka..
Prolog: Masuk SMP, Awal Perkenalan Kami
Hey, kenalin. Nama gue Catherine (nama samaran jelas), muslimah asal Kota Kembang, di tahun 2009 ini ane berencana masuk SMP setelah 6 tahun mengenakan seragam merah putih. Sayangnya karena pekerjaan orang tua yang mengharuskan ane ikutserta pindah kota, ane pun harus rela meninggalkan kota tempat kelahiran ane. Pindah ke kota yang secara iklim dan habitatnya benar-benar ga cocok sama ane awalnya, kota dengan sebutan kota udang. Biar ane kasih sedikit penjelasan tentang kota ini: cuacanya puanaaaas, bikin hitam kulit. Sungkan mau keluar aja. Daripada hemat uang naik angkot terus makan siang disekolah, ane mending korbanin uang jajan ane demi naik becak ke rumah. Bawa bekal makanan sendiri dari rumah semasa SMP. Padahal ane pikir gaya hidup ane bakal lebih dewasa sewaktu SMP. Tapi ternyata enggak *gengsi lho bawa kotak makan ke sekolah
Skip..skip..
Waktunya ospek SMP..
Pagi buta itu, rumahku sudah mulai gaduh oleh suara-suara penghuninya. Mama yang sibuk memasak sarapan pagi, dan aku yang heboh sendiri mempersiapkan peralatan ospekku. Tidak cukup sampai mempersiapkan alat saja. Aku juga harus merias wajahku sedemikian rupa, terutama pada bagian rambut yang harus diikat dengan beberapa tali rapia.
Sebelumnya maaf jika aku menyebut diriku sendiri dengan sebutan "aku". Bukannya sok imut. Tapi lingkunganku sewaktu itu tidak mendukung sebutan diriku menjadi gue, gua, gw, ane, ataupun sista
Maklum waktu SD rasanya tidak wajar menyebut diri sendiri gue, lalu ditambah SMP dan SMA yang tidak lagi tinggal di ibukota provinsi. Disini, para perempuan lebih banyak menyebut dirinya dengan sebutan aku. Oke stop basa basinya.
Aku agak telat datang ke sekolah. Bukannya apa-apa, tapi aku dan mama sama-sama nervous. Ini ospek pertamaku, mama khawatir, dan aku takut.. takut setelah mendengar pengalaman seram mama sebelumnya tentang betapa galaknya kakak kelasnya waktu ospek. Mama berpetuah:
"jangan sekali-sekali lihat mata kakak kelas. Nanti bisa jadi kamu dikerjain terus. Atau malah naksir lagi jadinya."
Mendengar itu aku gugup. Bahkan ketika aku melangkahkan kakiku menuju kelas. Disamping rasa takutku, ada pula secuil semangat menyusuri gedung sekolah baruku dan mencari suasana baru disini. Apalagi ini termasuk sekolah terfavorit kedua di kota udang. Sekolah yang gedungnya didominasi warna hijau dan abu-abu.
Setelah menyisiri beberapa ruangan dan mengamati lembaran kertas yang tertempel dimasing-masing kelas. Akhirnya aku menemukan kelas yang akan kusinggahi selama 3 tahun penuh (tidak ada sistem rolling di sekolah ini).
Dan ini dia! Tap! Akhirnya aku melangkahkan langkah perdanaku memasuki ruang kelas. Pandanganku langsung beredar. Mencari kursi kosong yang tersedia selain mengamati sosok-sosok yang akan menjadi temanku mulai hari ini dan hari-hari selanjutnya.
Karena telat, kebanyakan bangku yang tersedia telah berpenghuni. Sebagian hanya ada tas ranselnya saja, sementara penghuninya entah pergi kemana. Lalu salah seorang gadis yang duduk di deretan kedua mencuri perhatianku sebab kami sempat bertukar pandangan. Ia terdiam menunggu aku bicara.
Lantas aku memberinya bahasa isyarat, lewat mulut tentunya. Bertanya apakah ia sudah mendapatkan partner atau belum. Responnya positif. Ia masih belum mendapatkan pasangan duduknya. Aku melempar senyum padanya, dia pun melakukan hal serupa. Kuhampiri dia dan meja 'kami'. Walaupun ikat rambutnya sedikit merusak penampilannya, hal itu tidak menutupi kecantikan dan pesona yang dimiliki gadis ini. Gadis bersurai legam panjang ini cantik.
Perkenalan kami pun dimulai sebelum bel berdering.
"Hey, kenalin aku Catherine, kamu?" Sapaku ramah.
"Oh iyaa, hey namaku Gisella. Panggil aja sella ya, Cath. Salam kenal."
Darisanalah semuanya dimulai..