Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kajonggAvatar border
TS
kajongg
Pengakuan Dua Wanita Penjajal Tembakau Gorila
Pengakuan Dua Wanita Penjajal Tembakau Gorila
ilustrasi: tembakau gorila juga diracik dalam lintingan rokok. (Thinkstock/Johny87)Ke

Jakarta, CNN Indonesia -- Tubuh Jesi (bukan nama sebenarnya) tak terlihat seperti seorang pecandu narkoba yang biasanya kurus kering. Tubuhnya terlihat sehat dan selalu bersemangat.

Namun kenyataannya, perempuan 20 tahunan ini pernah menjajal narkoba, termasuk tembakau gorila yang ramai dibicarakan saat ini. Jesi berkisah, tembakau gorila ini bukanlah barang baru di dunia narkotik. Akan tetapi kepopulerannya sekarang ini 'menanjak' karena kasus pilot yang mencuat beberapa waktu belakangan. 

Di kalangan 'penikmat' narkotika sejenis ganja, tembakau bercampur racikan senyawa kimia ini sudah jadi 'barang lama'. 

Awal 2016 lalu, kata Jesi kepada CNNIndonesia.com, keberadaan ganja sangat sulit ditemukan di Indonesia. Tembakau Gorila, yang kemudian lebih akrab disebut Gori ini, jadi 'solusi' bagi mereka yang ingin mengisap ganja.

"Memang ada teman yang menawari. Katanya, ada barang baru, tembakau 'rasa' ganja," kata dia dengan tatapan yang sedikit menerawang.

"Waktu itu (awal 2016) penjualannya baru di sekitar pulau Jawa saja. Harganya juga belum semahal sekarang. Seingat saya, tidak lebih dari Rp150 ribu." 

Kala itu tembakau gorila yang ditawarkan kepadanya datang dalam bentuk lintingan rokok. Jesi pun tertarik mencoba karena dia juga memang seorang perokok. 

"Bentuknya mirip rokok kretek. Hasil lintingannya sangat tebal, lalu dikemas dalam plastik kecil. Isinya lima buah.  Di dalamnya ada kertas label, seperti label kerupuk. Gambarnya gorila," kata dia sembari mencoba mengingat setiap detail yang ia lihat saat itu. 

"Awalnya saya pikir memang campuran tembakau dan ganja. Tapi setelah dibakar, rasa yang dominan justru rasa tembakau. Lalu ada aroma obat yang tidak mengenakkan, seperti bau obat nyamuk bakar." 

Sehisap, dua hisap, kepalanya mulai terasa berat. Efek sampingnya sangat kuat, Jesi pun mengaku kepalanya langsung terasa berat dan pusing. 

"Padahal cuma isap sedikit," katanya.

Temannya yang mengisap segulung tembakau gorila mengaku merasakan pusing semalaman. 

Dengan kepala yang berat dan pusing, Jesi masih mencoba berpikir. Dia menyangka tembakau gorila ini bukanlah ganja murni, melainkan dicampur dengan ganja sintetis. 

"Logikanya juga, tidak mungkin orang melinting ganja sebesar itu, dan menjualnya dengan harga sangat murah," ujarnya.

"Selain itu, biasanya kalau habis isap ganja, biasanya jadi rileks. Kalau ini langsung jadi hiperaktif dan ngoceh sana-sini."

Bukan cuma Jesi, perempuan bernama Tia (bukan nama sebenarnya) ternyata mengaku sering mengonsumsi tembakau gorila. Dia tampaknya lebih menikmati ganja sintetis ini dibanding Jesi. 

"Saya beli satu bungkus. Harganya Rp350 ribu. Bentuknya mirip cacahan tembakau. Warnanya juga kecoklatan. Tapi kalau dibandingkan tembakau, cacahannya lebih besar," ujar Tia kepada CNNIndonesia.com.

"Tapi (Gori) lebih wangi," ucapnya Tia. 

"Tidak seperti aroma tembakau pada umumnya. Beda juga dengan aroma ganja. Apalagi setelah di bakar."

Saat menikmati tembakau gorila, Tia ternyata lebih suka meraciknya sendiri. Perempuan 30 tahunan ini punya racikan sendiri kala melinting tembakau gorila sebelum dinikmatinya. Biasanya, dia mencampurnya dengan tembakau ataupun dalam lintingan rokok.

"Naiknya' memang lebih cepat. Tapi, 
cepat juga 'turunnya'. Karena itu, saya sering kali merasa nggak puas setelah mengisap Gori. Selama masih ada ganja di pasaran, saya bakal tetap pilih ganja," kata Tia.

"Di pasaran sebenarnya ada banyak tembakau sintetis yang beredar, tak cuma gorila. Katanya ada yang lebih kuat efeknya, namanya medusa."

Hanya saja dia tak memungkiri kalau saat pertama kali mencoba, efek yang dihasilkan tembakau gorila akan berbeda-beda. Seperti ganja, kata dia, terkena asapnya saja bisa membuat orang pusing, pandangan kabur, sampai lapar.

"Saya dan teman-teman adalah pengguna yang moderat, bukan pecandu. Jadi pakai ganja hanya untuk senang-senang saja."

Meski begitu, baik Jesi maupun Tia sendiri tidak pernah tahu kenapa ganja sintetis yang diklaim mengandung zat kimia bernama AB-CHMINACA ini diberi nama Tembakau Gorila atau Gori.

"Mungkin karena setelah mengisap Gori, efeknya jadi lebih hiperaktif sih. Bentuknya juga besar, seperti Gorila. Tapi itu analisa pribadi saya saja," ujar Jesi.

"Saya tidak tahu, sejak awal beli namanya sudah gorila," kata Tia


http://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup...mbakau-gorila/



ketika sintetis kimia masuk kedalam tubuh tapi masih banyak saja yg cari.
ayolah narkoba jenis apapun itu hanya buat para penggunanya menjadi baikemoticon-Smilie
Diubah oleh kajongg 10-01-2017 12:13
78Kg
78Kg memberi reputasi
1
5.9K
23
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan