Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

frezaf09Avatar border
TS
frezaf09
Profesor Australia sebut Jenderal Gatot berambisi jadi presiden


Rimanews - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo digambarkan oleh pengamat politik Indonesia di Universitas Nasional Australia (ANU) sebagai sosok yang memiliki ambisi politik, bahkan ingin menduduki jabatan sebagai presiden di masa depan, menyusul pemutusan kerja sama salah satu program pertahanan antara Indonesia dan Australia.

"Gatot memiliki ambisi politiknya sendiri. Dia tampaknya ingin menjadi kandidat wakil presiden atau presiden," kata Greg Fealy, asisten profesor di ANU, seperti dikutip dari The Australian Financial Review hari ini. "Dia adalah orang yang sangat mengetahui kapabilitasnya sendiri dan banyak orang di elit politik yang melihatnya sebagai pemain. Ketika membuat pernyataan seperti ini, dia tidak hanya memposisikan dirinya sebagai panglima angkatan bersenjata, tapi juga memposisikan diri untuk karir politik di masa depan."

Fealy juga mengatakan bahwa pernyataan pemutusan kerja sama militer antara Indonesia dan Australia merupakan inisiatif Gatot.

"Dia tampaknya bertindak sepihak dalam menghentikan apa yang tampaknya merupakan bagian penting dalam hubungan militer antara Indonesia dan Australia tanpa berkonsultasi dulu dengan menteri pertahanan Indonesia, dan juga tidak membawa masalah ini ke rapat kabinet," jelasnya.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menjelaskan bahwa tidak semua kerja sama pertahanan Indonesia-Australia dihentikan, melainkan hanya program pelatihan bahasa saja.

"Bukan seperti yang diberitakan di banyak media akhir-akhir ini," kata Wiranto dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta kemarin.

"Baru-baru ini muncul berita penghentian sementara kerja sama RI-Australia, yang perlu saya klarifikasi, tidak seperti diberitakan bahwa seluruh kerja sama pertahanan dihentikan," tambahnya.

Ahli politik internasional dan keamanan dari Universitas Deakin, Prof. Damien Kingsbury, mengatakan Gatot memang memiliki sejarah permusuhan terhadap posisi strategis Australia. Dan, fakta bahwa ia mengambil keputusan untuk menghentikan sementara kerja sama militer tanpa berkonsultasi ke Presiden Joko Widodo merupakan hal "yang tidak biasa" dalam hubungan bilateral.

"Ini sangat aneh," kata Kingsbury, dikutip dari The Courier. "Dia seharusnya tahu persis apa implikasi dari hal ini terhadap hubungan bilateral."

Kingsbury menambahkan, materi pelatihan yang digunakan di Perth bukan merupakan hal baru dan anggota Kopassus silih berganti mengikuti pelatihan secara rutin, jadi menurutnya, sudah banyak yang melihat materi tersebut.

"Jadi ini menimbulkan pertanyaan ada apa sebenarnya dengan Gatot, apakah benar-benar karena penghinaan yang dimaksud atau ada permainan yang sedang dimainkan," tutupnya.

Sumber : Rimanews.com
sebelahblog
anasabila
anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
2K
15
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan