Kasus ini sangat menarik perhatian masyarakat Indonesia. Korban Wayan Mirna yang meminum kopi Sianida mengakibatkan dirinya tewas. Tewasnya Wayan Mirna disebabkan oleh temannya, Jessica yang meracuni Mirna dengan kopi sianida.

Sidang Jessica pun berlangsung hingga berbulan-bulan. Banyak stasiun tv swasta menyiarkan langsung sidang Jessica. Pada akhirnya Jessica divonis penjara oleh hakim di pengadilan.

Insiden ini terjadi pada Kamis, 14 Januari 2016 sekitar pukul 11.00 Wib. Mulanya para teroris menyerang pos polisi dengan sebuah bom hingga menewaskan beberapa orang.

Tak hanya ada serangan bom, para teroris pun menyerang polisi dengan tembakan. Akibatnya, baku tembak antara teroris dengan polisi tak terhindarkan. Kejadian ini sangat mengagetkan banyak orang. Tujuh orang dilaporkan tewas termasuk 4 pelaku dari insiden terors mengerikan tersebut.

Gafatar adalah singkatan dari Gerakan Fajar Nusantara. Organisasi ini diduga menjadi biang hilangnya beberapa orang secara misterius pada awal tahun 2016. Organisasi yang didirikan pada 21 Januari 2012 di gedung JIEXPO Kemayoran ini diketuai oleh Mahful M. Tumanurung.

Sebelumnya juga pemerintah telah menetapkan organisasi ini adalah organisasi terlarang. Hal ini diperkuat adanya surat Ditjen Kesbangpol Kementerian Dalam Negeri RI Nomor 220/3657/D/III/2012 tangga 20 November 2012.

Kasus pemerkosaan ini sangat memilukan sekali. Yuyun (14) yang merupakan warga Desa Kasie Kasubun, Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan.

Parahnya, pemerkosaan ini dilakukan 14 orang, dua diantaranya adalah kakak kelas korban di sekolahnya. Pasca dirudapaksa secara bergiliran, korban diikat dan dibuang ke jurang sedalam 5 meter dalam kondisi telanjang.

Dimas Kanjeng menjadi perbincangan publik karena keahliannya yang diduga bisa menggandakan uang. Dia juga memiliki pesantren beserta pengikut yang banyak dari semua golongan.

Dimas Kanjeng akhirnya ditangkap polisi karena diduga membunuh mantan anak buahnya. Atas kasusnya ini, Dimas Kanjeng mendekam di penjara.

Kasus Ahok ini memang sangat menyedot perhatian masyarakat Indonesia bahkan sampai ke luar negeri. Banyak pro-kontra mewarnai kasus Ahok yang diduga menodai agama Islam.

Kasus penodaan agama yang diduga dilakukan Ahok menjadi perhatian semua kalangan. Ada yang menilai Ahok tidak menodai Islam akibat pernyataannya yang mengutip surat Almaidah 51, namun ada pula yang menganggap menista agama Islam. Sampai saat ini, kasus Ahok masih diproses hukum di persidangan.

Demo 4 november 2016 ini merupakan aksi yang menuntut Ahok dihukum penjara karena diduga menodai agama Islam. Ormas Front Pembela Islam (FPI) yang menjadi penggerak dari demonstrasi ini. Demonstrasi ini pada awalnya berjalan damai namun pada malam harinya terjadi kericuhan. Bentrok antara pendemo dengan polisi tak dapat dihindarkan.

Sedangkan aksi 212 ini adalah aksi jilid III yang menuntut aparat untuk menangkap dan memenjarakan Ahok. Aksi 212 ini digelar di Monas dengan melakukan ibadah Sholat Jum’at, ratusan ribu orang mengikuti aksi tersebut. Bahkan, Presiden Jokowi dan para menterinya menyempat hadir ke Monas dan akhirnya ikut sholat bersama.

Penangkapan teroris di Bekasi sempat mengejutkan masyarakat Indonesia. Selain penangkapan teroris, aparat juga menemukan bom yang berdaya ledak tinggi yang direcanakan akan diledakkan di Istana Negara, Jakarta.

Selain itu, aparat juga berhasil menangkap seorang perempuan yang dijadikan “calon pengantin”. Hal ini menjadi modus baru para teroris karena sebelumnya “calon pengantin” biasanya laki-laki.

Aparat juga menangkap dan menembak mati teroris di Tangerang. Aparat juga menangkap teroris di Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Baru-baru ini, Densus 88 juga berhasil menangkap teroris di Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat. Ini merupakan sebuah prestasi bagi aparat keamanan yang telah berhasil menangkap para teroris yang ingin meneror masyarakat Indonesia di akhir tahun 2016.