Halo agan agan, kita dari BukanDokter Channel.
Kali ini kita akan ngomongin soal Mie instan

Banyak mitos-mitos tentang mie instan salah satunya mie instan mengandung lilin. Agan-agan mau tau faktanya. yuk kita bahas sama-sama.

Nah, bagi yang punya quota berlebih, dan lebih suka nonton video animasi asik, bisa langsung aja puter video dibawah ini, seperti biasa, jangan lupa buat subscribe melalui tombol dibawahnya :



Bagi yang ga punya quota, alias fakir quota, ga usah khawatir, karena bisa baca-baca aja langsung artikel dibawah ini.


Benarkah mie instan mengandung lilin?
Pasti kamu suka makan mie instan kan?


Selain harganya murah, sekarang semakin banyak jenis dan varian rasa dari mie instan ini.


Saat orang bingung mau makan apa, pasti yang pertama kali terbersit di fikiran adalah mie instan.


Tapi pernahkah kalian dengar bahwa mie instan mengandung lilin yang berbahaya untuk tubuh.


Ada juga yang bilang kalau kita memasak mie instan, sebaiknya air rebusan nya tidak ikut di gunakan dan lebih baik di ganti dengan air panas yang baru.


Sebelum kita menyimpulkan berita itu fakta atau hanya gosip saja, mari kita cari tahu mengenai kebenarannya yuk.


Susan SPT. Msc, seorang ahli nutrisi menjelaskan bahwa tidak benar kalau mie instan mengandung lilin.


Beliau menjelaskan bahwa air rebusan mie menjadi keruh dan berminyak itu dikarenakan pada proses pembuatannya, mie instan mengalami proses penggorengan
agar tidak ada lagi kandungan air di dalamnya. Ini bertujuan agar mie instan lebih tahan lama.


Jadi air keruh dari rebusan mie itu dikarenakan minyak dan karbohidrat serta tepung2 yang lumer karena direbus.


Proses penggorengan tersebut membuat kadar minyak dalam mie instan cukup tinggi.


Hal ini dapat menyebabkan kegemukan jika kita sering makan mie instan apa lagi di tambah nasi.


Mie instan juga mengandung sodium rata2 50-60 % kebutuhan sodium per hari. Ini adalah jumlah yang cukup tinggi dan perlu di waspadai.


Menurut Prof.Dr.F.G.Winarno, mantan Presiden Codex & Ketua Dewan Pakar Pusat Informasi Produk Makanan dan Minuman,
jika kita membuang air rebusan mie instan yang pertama, dan menggantinya dengan air matang baru justru adalah cara masak mie instan yang salah.
Karena air rebusan mie yang pertama itu yang mengandung betakaroten yang tinggi. Semua vitamin (dari minyak dan bumbu) yang larut dalam air terdapat pada air rebusan mie yang pertama.


Jadi jika kita membuangnya dann menggantinya dengan yang baru, maka semua vitaminnya terbuang bersama air rebusan pertama tadi.


Sedangkan kandungan betakaroten dan tecoferol dalam minyak sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan gizi tubuh kita.


Selain itu, mie instan juga mengandung pengawet yang terdapat pada kecap dan sausnya. Oleh sebab itu kita sebaiknya tidak makan mie instan setiap hari.



Menurut sebuah sumber, dalam mie instan terkandung nipagin, yaitu senyawa yang berfungsi menahan laju perumbuhan mikroba yang dapat membuat makanan cepat rusak.


Bila kecap pada mie instant adalah 4 gram, maka kandungan nipaginnya ialah 1 mg. Jumlah itu masih dalam batas aman karena standar maksimum penggunaan nipagin di Indonesia adalah 250 mg/kg produk.


Meskipun menurut BPOM, penggunaan nipagin di Indonesia masih dalam batas aman. Namun, seiring perkembangannya, produsen mi instant tertentu sudah tak lagi menggunakan nipagin dalam kecapnya.


Bagaimanapun juga, segala sesuatu yang aman, jika di konsumsi berlebih pasti akhirnya akan menimbulkan bahaya. Begitu juga dengan mie instan.


Jadi tetaplah batasi jumlah konsumsi mie instan meskipunitu aman. Kan masih banyak makanan2 segar dan alami yang tentunya lebih baik bagi tubuh kita.


So, selamat menikmati mie instan anda....


Sumber : BukanDokter Channel