Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

phd.inhatredAvatar border
TS
phd.inhatred
PoliticaWave: Terjadi Polarisasi Perbincangan soal Ahok di Media Sosial
PoliticaWave: Terjadi Polarisasi Perbincangan soal Ahok di Media Sosial Senin, 21 November 2016 | 17:16 WIB


PoliticaWave: Terjadi Polarisasi Perbincangan soal Ahok di Media Sosial

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak Buni Yani mengunggah video pidato Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama di Kepulauan Seribu pada 6 Oktober 2016 lalu, perbincangan di sebagian besar media sosial seakan didominasi oleh topik seputar dugaan penistaan agama.

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Eksekutif PoliticaWave Yose Rizal, saat berbincang dengan Kompas.com pada Senin (21/11/2016). PoliticaWave merupakan lembaga survei yang melakukan monitoring dan memantau fenomena percakapan di media sosial.

"Dari waktu video itu diunggah sampai sekarang, isu (di media sosial) masih paling besar soal dugaan penistaan agama dan demo, terutama setelah Ahok (sapaan Basuki) ditetapkan sebagai tersangka," kata Yose.

Menurut Yose, saking seringnya topik percakapan itu dibahas setiap hari, perlahan-lahan telah terjadi apa yang dinamakan sebagai polarisasi di media sosial, yakni antara kelompok yang yakin Basuki bersalah dan kelompok yang menganggap Basuki tidak bersalah.

Informasi dan pembicaraan seputar itu turut dijadikan pendukung oleh netizen saat menulis sesuatu di media sosial, seperti kegiatan Basuki hingga rencana demo susulan.

"Netizen sekarang banyak mengutip artikel di website berita tertentu yang semakin menguatkan keyakinan mereka. Sekalipun beritanya dari media abal-abal, bukan media nasional, yang penting beritanya sesuai dengan pendapat mereka. Itu semakin membentuk polarisasi yang disebutkan tadi," tutur Yose.

Dia berpendapat, fenomena ini berdampak buruk terhadap anak muda yang kini semakin intens menerima informasi dari media sosial. (Baca: Tajamnya Medsos Ancaman bagi Bangsa)

Hal itu dikarenakan lebih banyak ujaran kebencian antara satu pihak ke pihak lain yang secara tidak langsung akan mempengaruhi anak muda atau anak-anak yang mengakses media sosial.

"Sangat disayangkan bagi anak-anak di Indonesia, hampir setiap hari mereka terpapar oleh pesan dan contoh yang buruk melalui interaksi di media sosial," ujar Yose.

Kompas TV Medsos, Barometer Kemenangan Pilkada DKI?
Penulis: Andri Donnal Putera

Editor: Fidel Ali

http://megapolitan.kompas.com/read/2...i.media.sosial





terkenal comot2 ayat sebelah buat keuntungan pribadi
Diubah oleh phd.inhatred 26-11-2016 09:21
0
4.5K
40
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan