Pertama, Harga



Harga adalah variabel utama yang harus dikalkulasi sebelum memutuskan membeli hunian. Perlu perencanaan untuk mengetahui berapa kemampuan anggaran kamu agar disesuaikan dengan harga hunian yang mau kamu beli. Ini sekaligus membantu agar lebih fokus di tipe hunianan tersebut tanpa harus galau ketika misalnya kamu terus dikejar oleh makelar/agen yang menawarkan macam-macam hunian.

Kedua, Jenis



Setelah mengetahui kemampuan budget, selanjutnya kamu harus memutuskan membeli hunian jenis apa. Hunian tapak (rumah) atau hunian vertikal (apartemen). Memilih jenis hunian ini juga butuh pertimbangan karena akan berbicara tentang kemampuan keuangan kamu.

Khusus di kota-kota besar, apartemen memang banyak yang murah. Terlebih sudah ada yang bersubsidi mengikuti program satu juta rumah pemerintah. Harganya di bawah 200 juta seperti di kawasan Ciputat, Tangsel dan Cimanggis Depok.

Ada juga developer rumah yang ikut program pemerintah ini harganya malah 150 jutaan dengan sejumlah syarat. Misalnya belum memiliki rumah (rumah pertama), ukuran SSSS alias sungguh sangat sederhana sekali.Selain itu, bila kamu ngincer rumah bersubsidi ini, kamu harus siap tinggal di daerah yang tidak termasuk kota.

Ketiga, Lokasi



Untuk sebagian orang, lokasi merupakan faktor paling penting ketika kita membeli hunian. Maka wajar jika di dunia properti dikenal istilah, lokasi, lokasi dan lokasi. Tidak hanya pembeli hunian pertama, semua orang akan melihat lokasi sebagai hal yang utama dalam membeli hunian.

Lokasi berkaitan dengan akses transportasi, ketersediaan fasilitas umum, aman tidaknya dari bahaya banjir dan sebagainya.Saat ini sudah banyak hunian yang harganya terjangkau karena dibangun di kawasan baru yang cenderung ke luar kota namun tetap berlokasi strategis.

Di sekitar Jakarta bahkan berkembang konsep Transit Oriented Development (TOD), yaitu hunian yang berorientasi angkutan. Terutama setelah pemerintah meluncurkan proyek MRT dan LRT. Di perbatasan Depok, Jakarta & Bogor misalnya ada apartemen bersubsidi Podomoro Golf View yang menyasar anak muda, kaum commuter Ibu Kota

Keempat, Reputasi Developer



Siapa pengembang atau developernya, juga merupakan faktor penting untuk kamu perhatikan. Kamu pasti tidak mau kan membeli properti yang kualitasnya di bawah ekspektasi. Misalnya tembok rapuh, atap bocor dan sederet masalah merepotkan padahal statsunya masih hunian baru.

Untuk mengetahui track record si developer, kamu bisa mencari testimoni di internet. Berbeda jika kamu beli produk dari developer ternama, misalnya Agung Podomoro Land, Lippo atau Sinarmas Land tentu soal kualitas tak perlu kamu ragukan.

Kelima, Kelengkapan Fasilitas



Ada beberapa hunian yang di atas kertas tampak mahal. Namun jika dihitung untuk jangka panjang, malah termasuk murah. Misalnya kamu tinggal di superblok yang punya akses dekat ke transportasi publik, ada pasar modern, fasilitas olah raga dan arena bermain anak dan lain sebagainya. Dengan adanya fasilitas tersebut, kamu bisa berhemat banyak.

Keenam, Cara Pembayaran



Ada beberapa cara pembayaran hunian yang biasanya ditawarkan oleh pengembang yaitu tunai keras, tunai bertahap dan KPR. Bagi Kamu yang memiliki kemampuan keuangan yang cukup, cara bayar tunai keras tentu menjadi pilihan. Developer akan memberikan diskon yang besar pagi pembeli dengan cara ini. Tapi bagi yang kemampuan keuangannya pas-pasan, cara bayar KPR dan tunai bertahap yang panjang tentu menjadi primadona.

Ketujuh, Waktu Serah Terima Unit



Bertanyalah ke developer, kapan Kamu bisa menempati unit hunian yang Kamu beli. Jika terjadi keterlambatan, konsekwensi apa yang akan diterima oleh developer.

Kedelapan, Biaya Tambahan



Beberapa developer meniadakan biaya tambahan karena sudah digabung dengan harga hunian. Nah, bagi yang biayanya masih terpisah, biasanya meliputi Ppn, biaya KPR, biaya peningkatan BPHTB dan sebagainya. Untuk berjaga-jaga alokasikan besaran biaya tambahan ini berkisar 15%-20% dari harga hunian.

Kesembilan, Pelunasan Sebelum Waktunya

Pelunasan sebelum waktunya adalah hal yang jarang dibahas ketika jual beli rumah. Padahal, banyak orang yang sebetulnya enggan menyicil rumah hingga belasan tahun meskipun akdanya sampai 15 tahun. Ketika di tengah jalan ada rezeki, bisa jadi kamu ingin langsung melunasi agar kamu tidak lama terbebani tagihan bulanan.

Nah, bicarakan dengan pihak pemberi kredit, bagaimana mekanisme ketika KPR akan kamu lunasi di tengah jalan. Apakah nilainya sama dengan hitungan 15 tahun atau ada potongan? Apakah dikenakan penalti atau tidak. Sebab ada juga bank yang menyatakan ‘haram’ melunasi KPR sebelum 5 tahun berjalan. Ini pengalaman pribadi TS.

UPDATE! Kesepuluh, Ada Lahan/Pekarangan Kosong

Ini cukup penting, terutama jika rumah yang menjadi pilihanmu adalah tipe SSS alias sangat sederhana sekali. Dengan lahan atau pekarangan kosong, di masa depan kamu bisa merenovasi dengan memperluas bangunan rumah tersebut

Update!Kesebelas, Dasar Konstruksi Bisa Dibangun Bertingkat

Terutama jika kamu membeli rumah satu lantai yang tidak begitu luas namun kamu berencana memperluas rumah tersebut dengan menambah satu tingkat ke atas. Kamu harus pastikan ke developer bahwa mereka menggunakan konstruksi dasar untuk bangunan berlantai dua. Ini akan menghemat biaya penambahan satu lantai lagi, sebab bangunan yang sudah ada tak perlu kamu bongkar secar mayor.