Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

gatra.comAvatar border
TS
gatra.com
Ormas Adat Minahasa: Ringkus Pelaku Instabilitas


Manado, GATRAnews — Ratusan anggota organisasi adat Minahasa di Sulawesi Utara Kamis (16/11) menggelar apel siaga di Lapangan KONI Sario Manado. Sambil menyerukkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati bagi warga Sulut, mereka ikut mendesak pemerintah menyeret "pelaku instabilitas" ke hadapan hukum. Tak kurang 10 lembaga adat Minahasa berkumpul menyerukan sikap terhadap aksi-aksi kekerasan yang terjadi belakangan.

Mereka berasal dari Keluarga besar Laskar Adat Manguni dengan organisasi sayap seperti Divisi Bela Negara, Paspamnas, Waraney Santiago, Wulan Sapela, LAMI Motor, Toar-Lumimuut LAMI, Manguni Makasiouw, Maesaan Tuama Minahasa, Lingkan Wene, Tuama Teterusan juga Pemuda Pancasila. “Bubarkan organisasi yang merongrong kedaulatan negara,” teriak para pendemo yang menyebut dirinya Tuama, Waraney dan Wulan. Pendemo menyatakan tidak anti agama tertentu, karena orang Minahasa cinta damai serta selalu mengutamakan kasih dan perdamaian dalam bertindak. Dalam orasi pernyataan sikap, Yongkie Sumual —salah satu tonaas (unsur pimpinan) organisasi adat— menyatakan orang Sulawesi Utara telah bertekad mempertahankan NKRI, Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 serta semboyan negara Bhineka Tunggal Ika. “Karena itu para pelaku instabilitas negara harus diseret ke hadapan hukum, negara harus berlaku adil,” katanya. “Segala bentuk kekerasan yang bersinggungan dengan masalah suku, agama, ras harus segera disikapi,” timpal Wellem Sigar-Kumenaung yang menyampaikan orasi berikutnya. Pendemo turut mendesak negara untuk segera menuntaskan kasus pemboman salah satu rumah agama di Samarinda, Kalimantan Timur. “Jangan lagi ada korban jatuh gara-gara tindak kekerasan yang mengganggu rakyat Indonesia,” sebut mereka. Selain itu mereka juga mengusung berbagai spanduk dan tulisan yang menyerukan persaudaraan, stop aksi menghujat. Salah satu spanduk juga menuntut agar ormas Front Pembela Islam (FPI) agar dibubarkan. Kepala Kepolisian Daerah Sulut Brigjen Pol Wilmar Marpaung yang hadir langsung, bersama pimpinan DPRD provinsi Stefanus Vreeke Runtu, berterima kasih karena aksi tersebut berlangsung terkendali. Dia berjanji akan menyikapi aspirasi organisasi adat Minahasa. “Saya mengapresiasi aksi ini karena personalnya terlebih dahulu melapor, kemudian aksinya damai dan sudah tentu apa yang telah mereka aspirasikan akan kami teruskan ke pemerintah pusat,” tegas dia.

Reporter: Ady Putong
Editor: Nur Hidayat

Sumber : http://www.gatra.com/nusantara/sulaw...u-instabilitas

---

0
1.1K
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan