Quote:
Quote:
Suara Merdeka– Investor proyek listrik 35 ribu Mega Watt (MW) yang dianggap Presiden Joko Widodo datang berbondong- bondong itu bukan real investor. Mereka juga tidak mempunyai dana.
Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu Arief Poyuono mengatakan, mereka semua itu cuma broker, dan hanya menjadikan proyek listrik 35 ribu MW itu sebagai cara untuk menaikan grade perusahaan mereka atau juga untuk membuat propanganda seakan-akan mereka dapat proyek besar di Indonesia, sehingga harga sahamnya naik.
“Yang kedua ada istilah ” tetuko” dalam proyek 35 ribu MW, yaitu si teko ra tuku-tuku sing tuku ra teko ( yang mau investasi itu tidak jadi invest dan yang sudah MoU tidak ada dana),” tutur Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu.
Ketiga, gagalnya dan tidak optimal proyek 35 ribu MW karena real investor menjadi takut masuk dan takut rugi karena banyak fee projek yang dipungut perusahaan.
“investor jadi-jadian di Indonesia yang ikut tender dan minta fee mundur dari proyek tersebut, serta banyak punglinya dalam ikut tender saat mengurus dokumen tender sehingga harga proyek jadi mahal dan tidak menguntungkan investor,” tambah dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyebut proyek pembangkit listrik 35.000 MW masih jauh dari target yang direncanakan. Ia pun mengancam akan melaporkan pelaksana proyek-proyek yang mangkrak ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terutama proyek pembangkit listrik yang tidak bisa diteruskan.
”Kalau memang ini tidak bisa diteruskan ya sudah berarti saya akan bawa ke KPK,” ucapnya dalam rapat terbatas (ratas) membahas perkembangan pembangunan proyek listrik 35.000 MW yang digelar di Kantor Presiden di Jakarta
Entahlah, semoga semua investornya bukan abal-abal ya, biar RI g ada lagi pemadaman PLN lah minimal.