Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

otak.userAvatar border
TS
otak.user
Dokter gelisah dibayar murah
Merdeka.com - Profesi dokter masih dipercaya sebagai salah satu pekerjaan yang menjanjikan masa depan cerah. Tak sedikit masyarakat yang meyakini gaji seorang dokter sangat tinggi. Tengok saja gaji atau penghasilan dasar dokter pelayanan primer atau dokter umum yang rata-rata Rp 12.500.000 sampai Rp 15.000.000 perbulan.

Sedangkan penghasilan dasar dokter spesialis jauh lebih besar lagi. Bisa mencapai Rp 22.500.000 sampai Rp 42.500.000 perbulan. Itu belum termasuk penghasilan dari jasa Profesi (fee for service). Secara umum besarnya pendapatan dokter dalam setahun merupakan perkalian antara produktivitas dokter dengan jasa medik.

Penghasilan dokter tidak lepas dari besarnya tarif pengobatan per pasien. Dalam penentuan tarif praktik dokter, pemilik maupun pengelola rumah sakit memiliki peran strategis. Besarannya berbeda antara rumah sakit negeri dan swasta. Rumah sakit negeri alias milik pemerintah cenderung menetapkan tarif rendah untuk membayar dokter. Berbeda dengan rumah sakit swasta yang menetapkan tarif tinggi.

Perbedaannya tampak mencolok. Di rumah sakit negeri, tarif dokter hanya sekitar Rp 4.000-6.000 per pasien, sementara swasta bisa mencapai Rp 100.000-200.000 per pasien. Apalagi jika rumah sakit tersebut punya nama besar dan cukup tenar di kalangan masyarakat. Tarif dokter bisa setinggi langit.

Pihak rumah sakit swasta beralasan, tarif dokter lebih mahal dari rumah sakit negeri karena mempertimbangkan beberapa faktor. Mulai dari biaya operasional, dokternya yang kebanyakan senior dan bergelar tinggi, serta faktor persaingan bisnis.

"Sebetulnya gini, mekanisme penentuan tarif itu tergantung aturan rumah sakit itu sendiri, apakah rumah sakit milik pemerintah atau milik daerah atau perseorangan atau apa. Itu sebetulnya ada suatu etika yang sebetulnya kalau tarif dokter di sebuah rumah sakit terlalu tinggi tentu masyarakat sulit menjangkaunya, makanya di rumah sakit pemerintah diberikan harga rendah, karena semua kan ditanggung pemerintah," kata Kuncoro.

Bayaran dokter Rp 6.000 per pasien dalam program BPJS membuat para dokter gelisah. Besaran tarif itu dianggap tidak sesuai dengan ilmu dan segala kerja keras seorang dokter. Para dokter anggota IDI berharap adanya penghargaan terhadap tindak profesi yang dikonversi dalam bentuk nominal, sekaligus menunjukkan bagaimana besarnya kontribusi profesi dokter untuk program BPJS.

Tak cuma IDI, Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI) ikut menyoroti penghasilan para dokter, khususnya dalam program BPJS. Tarif jasa dokter dinilai tak lagi manusiawi dan menghormati profesi.

"Kalau dia (pasien) pegang BPJS, cuma bayar Rp 4.000, itu selama sebulan dia bisa bolak-balik ke rumah sakit tanpa biaya lagi, sampai 20 kali boleh selama sebulan. Ini kan enggak manusiawi," kata Direktur YPKKI Marius Widjajarta.

"Jadi sama orang yang bayar toilet juga sama, malah mahalan bayar parkir Rp 5.000 untuk sekali parkir. Jadi kaya enggak manusiawi," tegasnya.

Marius merasa heran jika masih ada masyarakat yang menganggap biaya berobat mahal. Sebab, semua sudah sangat dimudahkan dan dimurahkan dengan program BPJS. Harus diakui, beberapa rumah sakit swasta yang tak menerima pasien BPJS sehingga mematok biaya berobat mahal. Namun masyarakat tak perlu risau karena rumah sakit semacam itu hanya untuk kelas menengah ke atas yang rela merogoh uang dalam jumlah besar.

Beberapa tahun lalu memang banyak pengaduan masyarakat akan mahalnya ongkos berobat dan tarif dokter. Namun sekarang justru sebaliknya.

"Saat ini enggak ada tuh ke saya laporan mengeluh rumah sakitnya mahal, justru malah dokter yang banyak mengeluh, apa wajar itu kita seorang profesional dibayar murah memberikan pelayanan BPJS sebanyak itu, kan engga manusiawi," paparnya.

Sebagai organisasi profesi, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melihat penghasilan para dokter sesungguhnya tidak terlalu besar. Biaya atau tarif dokter yang ditetapkan sebesar Rp 150.000-200.000 sesungguhnya tidak sepenuhnya dikantongi dokter. Mereka harus berbagi dengan pihak rumah sakit. Para dokter mendapat jatah 20 persen, sisanya 80 persen masuk kantong keuangan rumah sakit. Ini berlaku pula untuk jika dokter harus melakukan penindakan terhadap penyakit pasien, semisal operasi.

"Misal operasi jantung, dikenakan Rp 100 juta, nah dokter hanya 10-20 persen, yang 80 persen alat kesehatan seperti obat, sarana dan prasana," kata Ketua IDI Jakarta Slamet Budiarto.TOILET

Lima Profesi Vital Dengan Gaji Rendah di Indonesia 2015

Pernahkah Anda berpikir berapa sebenarnya standar gaji untuk berbagai macam profesi di Indonesia saat ini? Tidak adanya kejelasan mengenai standar gaji untuk berbagai profesi membuat orang-orang menarik kesimpulan standar gaji pekerjaan mereka berdasarkan informasi yang didapat dari rekan seprofesi. Namun angka standar gaji ini tidak didapat oleh semua orang yang berprofesi di bidang yang sama; ada yang mendapatkan gaji lebih tinggi dari standar, tetapi umumnya lebih rendah. Selain faktor pengalaman, faktor perusahaan di mana ia bekerja juga berpengaruh pada besarnya gaji. Berikut beberapa profesi vital yang seharusnya bergaji lebih dari standar yang ditetapkan di Indonesia.


1. Dokter

Di Indonesia, profesi mulia yang seharusnya diberi gaji yang sesuai dengan pengabdian yang mereka lakukan ini masih mendapatkan gaji dan kesejahteraan yang jauh dari kata cukup. Di tahun 2013 saja, dokter di DKI Jakarta yang berpraktik di rumah sakit pemerintah masih diberi gaji sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional) sebesar Rp2.2 juta. Angka ini tentunya masih jauh dari gaji para dokter yang bekerja di rumah sakit swasta, sehingga tidak heran banyak dokter yang enggan bekerja di rumah sakit pemerintah dan lebih memilih bekerja di rumah sakit swasta atau bahkan di luar negeri.


Kabar baiknya adalah usulan Ikatan Dokter Indonesia di tahun 2015 yang meminta agar para dokter dan tenaga kesehatan yang melayani Badan Penyelenggara Jaminan Sosial diberi gaji sebesar Rp15-17 juta/bulan.

2. Perawat

Nasib para perawat di Indonesia juga tidak kalah mengkhawatirkan. Memperoleh gaji yang lebih rendah sementara tanggung jawab yang dipikul cukup besar sudah menjadi makanan sehari-hari para perawat. Bahkan di daerah terpencil masih ditemukan perawat yang hanya mendapatkan gaji Rp600,000/bulan atau malah rela tidak diberi gaji karena bekerja semata-mata atas dasar panggilan hati nurani. Rendahnya gaji perawat di Indonesia inilah yang akhirnya menyebabkan banyak perawat lulusan Indonesia bekerja di luar negeri untuk mencari penghasilan yang lebih baik. Karena itulah pemerintah Indonesia saat ini sedang mengusahakan agar para perawat Indonesia mendapatkan penghasilan minimal Rp7 juta/bulan.

3. Guru

Pepatah yang mengatakan bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa sekarang ini tidak dapat seratus persen diterapkan karena tingkat kebutuhan yang makin meningkat demi kelangsungan hidup guru dan keluarganya. Profesi ini sangat vital karena berkat merekalah generasi muda yang cerdas dapat tercipta, namun sayangnya profesi ini masih kurang dihargai di Indonesia. Untuk wilayah DKI Jakarta, guru yang berstatus PNS dengan masa kerja di atas 2 tahun dapat memperoleh gaji Rp6,000,000/bulan, tetapi guru di daerah terpencil atau guru honorer sudah sangat beruntung jika dapat memperoleh gaji sebesar Rp2,000,000/bulan. Rata-rata gaji guru di Indonesia masih kalah jauh dibandingkan dengan gaji guru di Singapura atau Jepang yang dapat mencapai nominal 40 juta rupiah/bulan.

4. Reporter

Berkat profesi inilah kita dapat memperoleh update berbagai macam peristiwa yang terjadi di sekeliling kita, tapi tahukah Anda gaji rata-rata jurnalis khususnya reporter di Indonesia? Jika dilihat dari besarnya pengeluaran untuk perusahaan media besar seperti Tempo dan Jawa Pos, mereka hanya mengeluarkan tidak lebih dari 15% untuk gaji karyawan. Sehingga wajar jika ditemukan gaji para reporter khususnya yang pemula hanya berkisar Rp2 juta saja dengan jam kerja yang tidak fleksibel. Di tahun 2015 ini, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta menetapkan standar gaji jurnalis khususnya reporter sebesar Rp5.7 juta/bulan. Hal ini tentu merupakan kabar baik pagi para reporter karena setidaknya upah mereka kini di atas UMR dan mereka dapat hidup lebih layak dari sebelumnya.

5. Hakim

Profesi sebagai hakim cukup vital di sebuah negara karena di tangan merekalah terdapat keputusan mengenai bersalah atau tidaknya terdakwa sebuah kasus kriminal. Sayangnya, profesi ini juga seringkali tersangkut masalah korupsi. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh penghasilan pokok hakim agung di Indonesia yang hanya sebesar Rp10-15 juta/bulan sedangkan tanggung jawab yang dipikulnya sangatlah besar, yang kadang bahkan menyangkut hidup dan mati seseorang. Idealnya, di negara maju gaji untuk hakim agung berkisar di angka 200 juta rupiah.(kt9)TOILET

Bayaran kelas TOILET, tp dituntut sama pelayanannya dengan Malaysia, Singapore dll, MIMPIIIII emoticon-Wakaka
Diubah oleh otak.user 24-10-2016 10:21
0
11.4K
150
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan