Pasar lokal dengan omzet yang jauh lebih kecil dilakoni demi mewujudkan kemandirian usaha dan memberdayakan masyarakat. Selain memproduksi jam tangan kayu, Suwanto juga mengelola Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Cipta Karya. PKBM menyatu dengan rumah sekaligus bengkel kerjanya yang berada di Bukit Gilang, Desa Pereng.

Sejumlah alat untuk mengolah kayu berjajar di halaman rumah Suwanto. Para pekerja juga sibuk dengan tugas masing-masing, ada yang memotong kayu, membuat pola lingkaran, mengebor, dan lainnya. Suwanto memulai usaha kerajinan dari limbah kayu sejak 2006. Sekitar 2011, kerajinan kayu Suwanto mulai mendunia setelah mendapat pesanan jam tangan kayu dari Amerika. Pelanggan Amerika secara khusus memesan chasing jam tangan kayu.

“Selama tiga tahun itu rata-rata per bulan saya kirim 2.500 jam tangan. Hanya chasing saja, untuk pemasangan mesin dari sana. Omzet kotor setiap bulan bisa sampai Rp80 juta,” katanya, belum lama ini. Guna memenuhi pesanan dari Amerika, Suwanto mempekerjakan 45 orang dari warga setempat. Namun ketatnya aturan kontrak dari Amerika membuat Suwanto mundur dan tidak memperpanjang kontrak.

Penampakan Lainnya: