F1reFliesAvatar border
TS
F1reFlies
Doktor Lulusan AS: Uang Gaib Dimas Kanjeng untuk Bangun Masjid dan Gereja


Marwah Daud Ibrahim tetap teguh pada pendiriannya. Dia yakin bahwa Dimas Kanjeng Taat Pribadi bukan orang jahat. Saat memenuhi panggilan penyidik Ditreskrimum Polda Jatim kemarin (17/10), doktor lulusan The American University, Washington DC, itu menegaskan bahwa padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi didirikan untuk kemaslahatan umat. Bahkan dari uang hasil ritual Dimas Kanjeng juga dipakai untuk membangun masjid, gereja dan tempat ibadah lainnya.

Marwah menjadi salah satu saksi kunci dalam penyidikan kasus penipuan dan pembunuhan yang disangkakan kepada Dimas Kanjeng. Dia adalah ketua yayasan padepokan tersebut Beberapa orang dilaporkan terbunuh gara-gara sepak terjang Dimas Kanjeng. Ribuan lainnya tertipu dengan kerugian yang mencapai ratusan miliar rupiah.

Marwah tiba di Polda Jatim pada pukul 09.10. Meski mengaku berpuasa, perempuan kelahiran Soppeng, Sulawesi Selatan, tersebut bisa menjalani pemeriksaan dengan baik. Kepada penyidik, dia menjelaskan program-program yang disusun dan dijalankan oleh yayasan tersebut.

"Kami datang untuk mencari kebenaran. Ini eranya penegakan hukum," kata Marwah dengan penuh keyakinan.

Marwah mengaku baru dua bulan bergabung dengan Padepokan Dimas Kanjeng dan kini dipercaya sebagai ketua yayasan. Dia lalu menjabarkan bahwa pengikut Dimas Kanjeng berjumlah 23 ribu orang se-Indonesia. Sedangkan santri yang masih tinggal di padepokan berjumlah 3.116 orang. "Itu berdasar sensus terakhir," katanya.

Pernyataan Marwah bahwa dia baru bergabung dua bulan lalu bertolak belakang dengan fakta-fakta yang ada selama ini. Contohnya saja video di youtube yang menampilkan kunjungan Mahfud M.D. saat kampanye pilpres 2014 ke padepokan. Ketika itu Mahfud hendak menuju Pasuruan. Namun, di tengah perjalanan dia diajak oleh Marwah yang kala itu menjadi ketua tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa ke padepokan.

Saat itu Marwah mengatakan bahwa dirinya sudah mengenal Dimas Kanjeng. Mahfud diundang untuk menghadiri acara pengajian. Ketika itu ada sekitar 10 ribu orang santri yang menyambutnya.

Perempuan yang pernah menjadi presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) itu menjelaskan, Padepokan Di­mas Kanjeng memiliki tim program. Tim tersebut bertugas mendata seluruh pengikut Dimas Kanjeng.

Selain mendata anggota, tim program menyurvei kabupaten-kabupaten yang akan dibangun. Nah, dari laporan tim tersebut, yayasan akan membangun fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan daerah itu. Misalnya sekolah dan rumah-rumah ibadah.

"Tidak hanya masjid, ada juga gereja maupun tempat ibadah agama lainnya," tuturnya. Bukan hanya bantuan fisik, yayasan juga memberikan santunan kepada mereka yang membutuhkan.


Marwah mengaku, berdasar data dari tim program, salah satu pembangunan sudah dilakukan di padepokan di Probolinggo. Di area tersebut, sudah ada masjid, pendapa untuk rapat, maupun koperasi yang sudah dirintis.

"Dana yang dibutuhkan untuk membangun hal-hal semacam itu berasal dari pengadaan uang oleh Dimas Kanjeng," paparnya.

Dia kembali menegaskan bahwa yang dilakukan oleh Taat Pribadi bukanlah penggandaan, melainkan pengadaan uang. Dia pernah melihat Taat mempraktikkan pengadaan uang itu secara langsung. Namun, saat ditanya ke mana larinya uang-uang tersebut sekarang, Marwah mengaku tidak tahu.

Dia mengatakan bahwa bisa saja Taat tidak mengeluarkan uang-uang itu lagi karena sedang menyimpannya di sebuah tempat. "Saya meyakini apa yang saya lihat. Beliau memperlihatkan kemampuan itu bukan untuk pribadinya, tapi untuk kemaslahatan Indonesia," paparnya.

JP Morgan

emoticon-Wow

Ternyata Dimas Kanjeng sangat mulia, ada banyak tempat ibadah yang ude dibangun dari uang gaibnya

Mari membuat petisi

Bebaskan Dimas Kanjeng dan Tangkap Ahok

emoticon-Ultah
0
4.2K
47
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan