Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

budirahmanto28Avatar border
TS
budirahmanto28
Pertamina Buka Rahasia Mengapa Harga Gas di Indonesia Mahal
ada sebuah cerita menarik soal harga gas kita gan...

di Indonesia yang katanya negeri kaya gas.. buktinya gas kita harganya mahal dan idustri harus mennanggung akibatnya. begitu pula dengan masyarakat kita... antre gas gak karuan karena gas melon hilang gak ada di pasaran...
eh ternyata selidik demi selidik, harga gas di Malaysia jauh lebih murah?

Kenapa????

ternyata di Malaysia gasnya masih disubsidi banyak banget... sampai petronas pun diberikan kebebasan mengelolanya.

Nah di Indonesia... PGN atau Pertamina mau bikin jalur gas saja susah setengah mati... maysrakat menolak karena berbagai alasan...

nah pas harga mahal dan sulit didapat baru terika...

aneh memang negeri ku ini.



Harga gas yang murah masih menjadi dambaan di Indonesia. Namun segudang masalah dan kendala menghadang untuk mewujudkan harga gas yang murah di bumi pertiwi pada saat ini.

Persoalan ini memang tak sederhana. Apalagi jika dibandingkan dengan negeri jiran seperti Malaysia yang sudah mampu mewujudkan harga gas yang murah bagi warganya. Lalu apa saja kendala mewujudkan harga gas murah di Indonesia dibandingkan dengan Malaysia.

PT Pertamina (Persero) mengungkapkan ada sejumlah faktor penyebab. Misalnya jumlah infrastruktur gas di Indonesia masih sangat minim. Bahkan, kondisinya jauh lebih menyedihkan dibanding infrastruktur gas di Malaysia.

Vice President LNG Pertamina Didik Sasongko Widi mengatakan, selama ini Indonesia terlalu terlena dengan Bahan Bakar Minyak (BBM). Buntutnya Indonesia lupa untuk mengembangkan infrastruktur gas.

“Infrastruktur kita saat ini dengan negara seperti Malaysia itu memang menyedihkan, yang lengkap itu infrastruktur BBM. Karena dari dulu kita manja dengan BBM. Baru beberapa tahun ini saja subsidi ditarik,” katanya di Kantor Pusat Pertamina.

Idealnya, menurut Didik infrastruktur gas dari utara ke selatan atau dari Aceh hingga Jawa Timur sudah tersambung seluruhnya. Sayangnya, hingga saat ini Indonesia masih kesulitan untuk membangunnya. “Kalau China satu tahun bisa dibangun, di Indonesia technically bisa. Tapi begitu ada pembangunan apa didukung masyarakat?,” tutur dia.

Menurutnya, karakter masyarakat Indonesia hanya bisa mengeluh soal pasokan gas minim. Namun, saat Pertamina mencoba membangun pipa gas justru mendapat penolakan dari masyarakat.
Bahkan, membangun pipa gas di Indonesia sama mahalnya dengan membangun pipa gas di Ginza, Tokyo. Padahal, harga tanah di Indonesia jauh lebih murah dibanding harga tanah di pusat distrik Negeri Sakura tersebut.

“Itu daerah tanah yang paling mahal di Tokyo. Kami bangun pipa 10 kilometer (km) itu lebih mahal dari luar negeri. (Harga gas) disuruh murah, tapi disuruh pakai produksi dalam negeri. Itu lebih mahal 20%. Belum lagi kualitasnya jelek. Jadi banyak masalahnya,” ungkap Didik.

Petronas Subsidi Harga Gas

Pengamat Kebijakan Publik dan Energi Agus Pambagio mengungkap, penyebab kenapa harga gas industri Malaysia dapat lebih murah dibandingkan di Indonesia. Dia menerangkan karena pemerintah negeri jiran itu memberikan subsidi harga gas untuk industri melalui Petronas.

Lebih lanjut dia menerangkan jumlah subsidi yang diberikan pemerintah Malaysia untuk menekan harga gas di negara tersebut terbilang cukup besar. Ditambah subsidi tersebut juga sudah dilakukan bertahun-tahun.

“Pemerintah Malaysia melalui Petronas memberikan subsidi harga gas kepada industri-industri mereka, itu sebabnya harga gas di sana bisa murah. Jumlahnya besar dan memang sudah agak lama, bertahun-tahun lalu,” terang Agus di Jakarta, Kamis (6/10/2016).

Pernyataan ini menanggapi keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya yang meminta harga gas industri turun di bawah USD6 per MMBTU. Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu harga gas industri di Indonesia masih terbilang tinggi dibanding negara lain di lingkungan ASEAN.

Dia mencontohkan Harga gas di Vietnam saat ini hanya USD7 per MMBTU, Malaysia dan Singapura hanya USD4 per MMBTU, sementara di Indonesia berada dikisaran USD9-USD10/MMBTU.

Terkait hal tersebut, Agus mengatakan Presiden Jokowi perlu mengetahui informasi secara utuh terkait harga gas dibeberapa negara. Menurutnya sejak 1997, untuk mengontrol agar harga gas ke sektor energi, industri dan real estate tetap rendah, pemerintah Malaysia memberikan subsidi melalui Petronas sebesar RM 230.6 miliar atau sekitar Rp776,25 triliun.

Selain itu, pemerintah Malaysia juga menjamin kontinuitas pasokan gas bumi untuk pembangkit listrik dan mengadopsi konsep delivery or pay apabila terdapat kegagalan penyaluran gas bumi. Tak hanya itu, pemerintah Malaysia juga memberikan hak khusus dalam pengusahaan kegiatan usaha hulu migas kepada Petronas.

Langkah ini merupakan kompensasi yang diberikan pemerintah kepada Petronas yang telah mengambil peran negara dalam pemberian subsidi gas bumi. “Saya kira Presiden Jokowi perlu mendapatkan informasi yang menyeluruh terkait harga gas untuk industri ini sehingga keputusan yang diambil akan baik bagi industri, pelaku usaha di bidang gas bumi dan keuangan pemerintah sendiri,” ucap Agus.


0
3.3K
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan