Kalau negetik tagar #run #jogging #running atau tagar serupa di sosial media, pasti kamu akan menemukan puluhan ribu foto selfie. Lari sambal pamer sepatu Nike atau Adidas keluaran terbaru lengkap dengan outfit sport yang membuat style nampak sangat sangat kekinian. Kelihatannya gagah atau cantik.

Apalagi pakai aplikasi Nike+ yang merekam berapa jarak yang sudah kamu tempuh, ditemani musik-musik #RockMyRun, wow kece banget deh. Semakin mengatrol rasa percaya diri.

Mungkin larinya cuma 500 meter, tapi pernak-pernik yang dipamerkan tersebut sangat membanggakan sehingga rasanya seolah baru saja lari marathon berpuluh-puluh kilometer. Begitulah, lari jadi ajang eksistensi.

Lari merupakan olahraganya kaum urban. Dikatakan demikian karena di kota-kota besar, olahraga ini paling diminati. Mungkin karena alasan murah tadi.

Ya, tau sendirilah di kota besar mau nge-gym harus bayar minimal 400 ribu perbulan. Ikut Zumba, yoga atau aeorobik juga begitu, kudu ada uang untuk beli aneka macam perlengkapan.

Tak diragukan lagi, olahraga lari sangat kaya akan manfaat kesehatan. Antara lain mencegah osteoporosis sebab lari mampu meningkatkan kekuatan tulang.

Lari juga sangat efektif membakar kalori (cocok banget nih bagi kamu yang sedang program diet). Setiap 1,5 Km jarak yang kamu tempuh mampu membakar 100 kalori. Manfaat lain, lari membantumu mengoontrol kadar kolesterol.

Selain itu, lari juga memiliki manfaat psikologis, yaitu untuk ajang eksistensi yang memberi kepuasan batin serta menumbuhkan sikap positif serta optimisme.

Menurut riset Duke University Medical Center, olah raga ini bahkan mampu membantu seseorang melakukan self healingalias menyembuhkan diri sendiri dari penyakit kurang dari seminggu.

Pernah dengar Berlari Untuk Berbagi? Gerakan tersebut diinisiasi dan dipopulerkan oleh Mas Sandiaga Uno sejak tahun 2009 ketika masih aktif di dunia usaha. Melalui Berlari Untuk Berbagi, beliau mendonasikan hartanya untuk setiap kilometer yang dilalui.

Gerakan Berlari Untuk Berbagi rupanya sadah sangat popular saat ini. Banyak perusahaan yang melaksanakan penggalangan charity dengan mengajak para penghobi lari untuk berdonasi.

Baru-baru ini misalnya ada event Retro Run yang dilaksanakan sebagai fun charity. Inisiator Retro Run, Mundipharma (Bethadine) menggandeng Yayasan Kanker Indonesia. Hasil dari Retro Run tersebut terkumpul charity Rp 150 Jutayang langsung didonasikan untuk memerangi penyakit kanker.

Retro Run yang rencananya akan dilaksakan setiap tahun ini terbilang unik dan pertama kali diadakan di Indonesia. Para peserta betul-betul diajak have fun dengan berlari mundur. Peserta yang terlibat pun membludak hingga 1.500 orang. Bagi kamu-kamu yang berjiwa sosial tinggi, sudah pasti menunggu event seperti Retro Run ini.

Lari adalah medium untuk bersosialisasi dalam komunitas yang sehobi. Di Indonesia ada beberapa komunitas lari. Misalnya Runner Community, Run For Indonesia, Rush Runners dan lain sebagainya. Diantara komunitas tersebut, yang mana kamu ikuti?

Mengikuti komunitas lari digemari karena banyak manfaatnya. Antara lain tempat untuk memperoleh update info event-event lari terbaru, wadah untuk saling support agar semangat lari tidak kendor, atau sekadar tempat sharing.

Olahraga ini hampir tidak butuh biaya Jika ingin melakukan olahraga lari, kamu paling tidak cuma butuh sepatu. Bahkan ada juga yang suka lari tanpa alas kaki. Apalgi jika kamu larinya di pantai sembari merasakan sensasi bulir-bulir pasir dan semilir angin.