Pak Presiden, tolong bantu Zulfa naik kelas



Susilowati zulfa

Indonesia

103

pendukung

Oleh : Susilowati (Ibu dari Zulfa Nur Rohman)

Bapak Presiden Jokowi yang saya hormati,

Saya adalah ibu dari seorang anak Penganut Agama Leluhur. Zulfa Nur Rohman. Dia bersekolah di SMKN 7 kota Semarang, sebuah sekolah favorit di kota kami.

Di Kartu Keluarga memuat agama anak saya sebagai Islam, namun kami sebagai pihak keluarga sudah mengkomunikasikan kepada pihak sekolah bahwa itu adalah data lama sedangkan anak saya saat ini sudah penjadi seorang Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Namun pihak sekolah menyampaikan bahwa yang tersedia hanya guru dari 6 agama resmi. Akhirnya disepakati bahwa anak saya hanya akan mengikuti teori agama Islam, katanya hanya sekedar sebagai formalitas. Kami menurut saja demi anak saya agar bisa bersekolah.

Tetapi pada kenaikan kelas tahun ajaran 2016 ini oleh pihak sekolah menyatakan anak saya tidak naik kelas karena nilai agamanya kosong yang diakibatkan karena anak saya tidak bersedia mengikuti praktek pelajaran agama Islam. Padahal sebetulnya bukan maksud anak saya untuk tidak mengikuti mata pelajaran agama Islam, melainkan anak saya siap mengikuti pelajaran agama Islam atau agama apa saja yang ada tersedia di sekolah asal tidak diwajibkan melaksanakan praktek ibadah sholat Wajib dan sholat Sunnah Dhuha. Karena disitu ada ucapan syahadat sebagai tanda masuk agama Islam. Padahal anak saya kan Penghayat Kepercayaan kepada Tuhan YME.

Pak Presiden,

Tetapi pihak sekolah tetap mengharuskan anak saya untuk mengikuti praktek sholat, kalau tidak maka tidak diperbolehkan mengikuti pelajaran agama Islam secara keseluruhan. Padahal nilai-nilai raport anak saya tergolong baik, rata-rata B. Dan anehnya juga, anak saya yang pernah menempuh pelajaran teori agama Islam, tetapi tidak mendapat nilai sama sekali di kolom Agama di raportnya.

Anak saya yang belum berusia 18 tahun juga dipaksa membuat surat pernyataan yang isinya menyatakan bahwa jika anak saya tidak mengikuti pelajaran agama Islam dan praktek ibadah sesuai ajaran Islam, maka anak saya juga harus bersedia untuk tidak naik kelas.

Pak Presiden,

Kami sudah memperjuangkan ke berbagai pihak agar anak saya bisa mengikuti Ujian Kenaikan Kelas Susulan untuk pelajaran Kepercayaan kepada Tuhan YME untuk mengganti pelajaran Agama Islam, guna mengisi nilai kolom agama di raport kelas XI (sebagai persyaratan naik ke kelas XII). Awalnya saya dan suami berkomunikasi langsung dengan pihak sekolah namun ternyata tidak menemukan titik temu. Kemudian kami terpaksa menempu cara lain, yaitu meminta bantuan ke berbagai pihak, mulai dari Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Ombudsman RI Perwakilan Wilayah Jawa Tengah, Dinas Pendidikan Kota Semarang, Walikota Semarang, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah,  Gubernur Jawa Tengah dan  Menteri Pendidikan Nasional, dan juga mengadukan ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) serta Komnas HAM RI. Namun sampai sekarang belum kunjung ada solusi untuk anak saya agar bisa melanjutkan pendidikannya.

Anak saya sudah pernah berusaha masuk sekolah dengan masuk ke kelas XII tetapi dilarang pihak sekolah dan disuruh masuk ke kelas XI. Anak saya tidak mau. Saya seorang ibu pak, saya kuatir kalau anak saya tidak kunjung bersekolah, maka bagaimana masa depannya. Padahal kami bekerja keras selama ini agar anak-anak saya bisa terus sekolah. Suami saya seorang sopir dan saya membuat kripik tempe, semua kami kerjakan agar anak saya bisa terus sekolah. Mencapai cita-citanya. Itu saja harapan kami sebagai orang tua

Pak Presiden,

Sepengetahuan saya, negara kita ini berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang menjamin kebebasan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME. Tapi mengapa anak saya harus mengalami nasib demikian Pak. Padahal kita sudah merdeka 71 tahun lamanya. 

Pak Presiden yang saya hormati,

Bantu anak saya naik kelas, agar dia dapat melanjutkan pendidikannya.

Semarang,  23 Agustus 2016

Susilowati

https://www.change.org/p/presiden-re...lfa-naik-kelas

tolong tanda tangan petisi ini & sebarkanlah