- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Tak Punya Ongkos,Atlet PON Asal Sulteng Terlantar di Stasiun Manggarai
TS
mrifai
Tak Punya Ongkos,Atlet PON Asal Sulteng Terlantar di Stasiun Manggarai
Satu lagi berita tak menyenangkan dari dunia per-atlet-an.
Beberapa atlet asal daerah Sulteng yang ikut bertanding dalam Pekan Olahraga Nasional terlantar di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan karena tak memiliki ongkos pulang ke kampungnya di Morowali dan Morowali Utara.
Berikut beritanya Gan.
JAKARTA, KOMPAS.com - Sembilan atlet cilik Muay Thai yang ikut Pekan Olahraga Nasional (PON) asal Provinsi Sulawesi Tengah telantar di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan. Mereka tak punya ongkos pulang ke kampungnya di Morowali dan Morowali Utara.
Iwan Said, pelatih mereka, mengatakan, usai menyelesaikan pertandingan terakhir di Cianjur, Jawa Barat, dan membawa pulang satu medali emas, tiga perak, dan tiga perunggu, rombongan dari Sulawesi Tengah ini kehabisan uang.
"Kami berangkat sejak awal memang tidak dari uang Pemda. Ini uang patungan anggota DPRD dan uang kami sendiri," kata Iwan kepada Kompas.com, Kamis (22/9/2016) sore.
Iwan mengatakan, saat undangan dari PON diterima Provinsi Sulawesi Tengah dan sampai di Dinas Pemuda dan Olahraga Morowali, pemerintah mengatakan, tak ada dana dari uang kas untuk membiayai keberangkatan mereka.
"Bupati Morowali yang melepas anak-anak dari rumah jabatannya. Kami sudah lama mengajukan, paling tidak atributlah untuk tanding. Tapi tidak sama sekali, kami berangkat swadaya bawa uang Rp 15 juta," kata Iwan.
Hingga sore ini, para atlet masih belum mendapat bantuan dana dari pihak manapun. Mereka hanya duduk di pintu keluar Stasiun Manggarai sejak pukul 13.00.
sumur
JAKARTA, Indonesia - Sebanyak 9 atlet cabang olah raga Muay Thai PON XIX asal Sulawesi Tengah kini terlunta-lunta di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan. Hal itu terjadi, lantaran mereka tidak memiliki ongkos untuk pulang ke Palu.
“Kami sudah tidak punya uang lagi untuk membeli tiket pesawat. Jadi, kami memutuskan naik kereta dari Bogor dan kini tiba di (Stasiun) Manggarai. Kini, kami tidak tahu harus ke mana,” ujar pelatih para atlet Muay Thai, Iwan Said yang dihubungi Rappler melalui telepon pada Kamis sore, 22 September.
Menurut Iwan, sejak mereka memenuhi undangan dari PB PON, pemerintah daerah tidak memberikan dukungan berupa dana. Mereka bisa berangkat, atas sumbangan yang dilakukan secara swadaya. Saat berangkat, mereka berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 16 juta.
“Tetapi, ketika tiba di lokasi, kami diminta untuk mendaftar ulang. Itu pun harus membayar sebesar Rp 450 ribu untuk satu orang. Hotel juga memang disiapkan panitia, tetapi kami juga tetap harus membayar,” ujar Iwan merinci biaya yang harus mereka keluarkan selama berlaga di PON.
Dia mengaku sudah menyampaikan keluhan kepada panitia, tetapi mereka tetap harus membayar uang pendaftaran ulang. Alhasil, mereka terpaksa merogoh dana sebesar Rp 4,1 juta hanya untuk biaya administrasi.
Sementara, mereka berada di Jawa Barat selama 5 hari. Sisa dana tidak mencukupi. Mereka bisa sedikit lega, ketika ada seorang atlet Jabar yang bersedia menjamin agar hotel mengizinkan mereka menginap di sana.
“Kami akhirnya menginap dengan menyewa kamar seperti vila, di mana biaya per malamnya mencapai Rp 1,5 juta. Total kami dengan kontingen lainnya mencapi 13 orang menginap di sana,” tutur dia.
Iwan sudah meminta dana tambahan dari Pemda Palu dan sempat dikirim Rp 5 juta. Tetapi, itu pun tidak cukup untuk membeli tiket mereka pulang.
Dia mengaku kecewa dengan perlakuan Pemda lantaran anak asuhnya berhasil meraih medali di kompetisi tingkat nasional itu.
“Dalam PON tahun ini, kami berhasil membawa pulang 1 medali emas, 3 medali perak dan 3 medali perunggu. Perkembangan para atlet pun juga selalu saya sampaikan setiap hari, tetapi tidak ada perubahan sikap,” kata dia.
Saat berada di Stasiun Manggarai, mereka sempat dibelikan nasi bungkus oleh seorang warga asal Sulawesi yang sedang berada di sana. Iwan berharap, atlet didikannya bisa segera pulang ke Palu.
“Mohon kepada Pemda jangan tutup hati dan mementingkan dirinya sendiri. Tolong melihat ke anak-anak ini yang memiliki masa depan dan prestasi,” ujar Iwan berharap. sumur
Jakarta - 13 Atlet dan ofisial PON dari Sulteng terdampar di Stasiun Manggarai, Jakarta. Mereka atlet Muay Thai yang menjadi olahraga eksibisi di PON Jabar.
Apa daya, ketika sudah selesai pertandingan di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, mereka tak mendapatkan dana untuk membeli tiket pesawat. Sudah mengontak Pemda Sulteng tapi belum ada respons.
"Kami ingin pulang, tapi tak ada uang untuk beli tiket pesawat. Jadi kami dikasi uang Rp 500 ribu sama panitia PON dan kami pergi saja ke Jakarta, ke stasiun ini," jelas kepala rombongan, Iwan yang ditemui, Kamis (22/9/2016).
"Tidak ada kejelasan dari Pemda, minta bantuan dari dewan sampai detik ini tidak ada hasil," tambah dia.
Dahulu berangkat ke Jakarta, mereka dibiayai Pemda tapi itu pun dengan anggaran terbatas. Hingga patungan untuk biaya penginapan dan makan.
Sesampainya di lokasi di Cipanas, mereka melobi agar bisa ikut lomba tanpa membayar biaya pendaftaran ke panitia dan akhirnya diberi kemudahan.
Tapi selesai acara, kini mereka bingung soal urusan pulang. Uang yang tersisa sudah tidak ada.
"Saya mesti kemana mohon arahan. Saya juga minta tolong kalau ada orang Sulteng di Jakarta tolong bantulah," tutur dia. "Ini kami makan juga dibantu sama orang," tegas Iwan. Di rombongan itu ada juga anak-anak dan remaja.
sumur
Aduh, miris ane baca beritanya Gan.
Atlet daerah yang seharusnya membawa harum nama daerah malah tak mendapat dukungan dari daerahnya..
Update berita
Beberapa atlet asal daerah Sulteng yang ikut bertanding dalam Pekan Olahraga Nasional terlantar di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan karena tak memiliki ongkos pulang ke kampungnya di Morowali dan Morowali Utara.
Berikut beritanya Gan.
Quote:
Atlet PON Asal Sulteng Telantar di Stasiun Manggarai, Tak Punya Ongkos
JAKARTA, KOMPAS.com - Sembilan atlet cilik Muay Thai yang ikut Pekan Olahraga Nasional (PON) asal Provinsi Sulawesi Tengah telantar di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan. Mereka tak punya ongkos pulang ke kampungnya di Morowali dan Morowali Utara.
Iwan Said, pelatih mereka, mengatakan, usai menyelesaikan pertandingan terakhir di Cianjur, Jawa Barat, dan membawa pulang satu medali emas, tiga perak, dan tiga perunggu, rombongan dari Sulawesi Tengah ini kehabisan uang.
"Kami berangkat sejak awal memang tidak dari uang Pemda. Ini uang patungan anggota DPRD dan uang kami sendiri," kata Iwan kepada Kompas.com, Kamis (22/9/2016) sore.
Iwan mengatakan, saat undangan dari PON diterima Provinsi Sulawesi Tengah dan sampai di Dinas Pemuda dan Olahraga Morowali, pemerintah mengatakan, tak ada dana dari uang kas untuk membiayai keberangkatan mereka.
"Bupati Morowali yang melepas anak-anak dari rumah jabatannya. Kami sudah lama mengajukan, paling tidak atributlah untuk tanding. Tapi tidak sama sekali, kami berangkat swadaya bawa uang Rp 15 juta," kata Iwan.
Hingga sore ini, para atlet masih belum mendapat bantuan dana dari pihak manapun. Mereka hanya duduk di pintu keluar Stasiun Manggarai sejak pukul 13.00.
sumur
Quote:
13 Atlet PON Sulteng Terlantar di Stasiun Manggarai, Tak Punya Uang Beli Tiket Pesawat
Jakarta - 13 Atlet dan ofisial PON asal Sulteng terlantar di Stasiun Manggarai, Jakarta. Mereka tak punya uang untuk beli tiket pesawat kembali ke Morowali, Sulteng.
13 Orang ini adalah atlet Muay Thai yang menjadi cabang olahraga eksibisi di PON.
"Jadi ini kami tidak punya ongkos pulang ke daerah," kata ketua rombongan yang juga kepala pelatih, Iwan saat berbincang dengan detikcom, Kamis (22/9/2016).
Iwan menjelaskan, padahal dalam rombongan ini ada yang sukses mendapat emas dan perak. Muay Thai dipertandingkan di Cipanas, Cianjur.
"Dulu kami berangkat dilepas Bupati Morowali," sambung dia.
Selama enam hari di Cipanas, rombongan ini juga kesulitan soal penginapan. Mereka akhirnya menginap di vila, yang biayanya patungan. Belum lagi untuk makan dan biaya transportasi mesti merogoh kocek sendiri.
"Kami sebenarnya sudah meminta bantuan Pemda, tapi katanya minta ke panitia PON," terangnya.
Hingga pada Rabu (21/9) malam, mereka mesti meninggalkan vila. Karena tak punya uang, akhirnya mereka yang terpenting pergi ke Jakarta dan berdiam di depan Stasiun Manggarai.
"Kami belum tahu mau menginap di mana. Kami ingin pulang tapi nggak punya uang buat beli tiket. Ini ada anak-anak dalam rombongan," jelasnya.
Pemda Sulteng dan KONI sudah dikontak. Tapi belum ada respons untuk membantu atlet yang terlantar ini.
"Ya kami nggak tahu bagaimana nasib kami," tutur Iwan yang masih di depan Stasiun Manggarai sore ini.
(dra/dra)
sumur
Jakarta - 13 Atlet dan ofisial PON asal Sulteng terlantar di Stasiun Manggarai, Jakarta. Mereka tak punya uang untuk beli tiket pesawat kembali ke Morowali, Sulteng.
13 Orang ini adalah atlet Muay Thai yang menjadi cabang olahraga eksibisi di PON.
"Jadi ini kami tidak punya ongkos pulang ke daerah," kata ketua rombongan yang juga kepala pelatih, Iwan saat berbincang dengan detikcom, Kamis (22/9/2016).
Iwan menjelaskan, padahal dalam rombongan ini ada yang sukses mendapat emas dan perak. Muay Thai dipertandingkan di Cipanas, Cianjur.
"Dulu kami berangkat dilepas Bupati Morowali," sambung dia.
Selama enam hari di Cipanas, rombongan ini juga kesulitan soal penginapan. Mereka akhirnya menginap di vila, yang biayanya patungan. Belum lagi untuk makan dan biaya transportasi mesti merogoh kocek sendiri.
"Kami sebenarnya sudah meminta bantuan Pemda, tapi katanya minta ke panitia PON," terangnya.
Hingga pada Rabu (21/9) malam, mereka mesti meninggalkan vila. Karena tak punya uang, akhirnya mereka yang terpenting pergi ke Jakarta dan berdiam di depan Stasiun Manggarai.
"Kami belum tahu mau menginap di mana. Kami ingin pulang tapi nggak punya uang buat beli tiket. Ini ada anak-anak dalam rombongan," jelasnya.
Pemda Sulteng dan KONI sudah dikontak. Tapi belum ada respons untuk membantu atlet yang terlantar ini.
"Ya kami nggak tahu bagaimana nasib kami," tutur Iwan yang masih di depan Stasiun Manggarai sore ini.
(dra/dra)
sumur
Quote:
Tidak punya ongkos pulang, atlet PON Sulteng terlunta-lunta di stasiun Manggarai
JAKARTA, Indonesia - Sebanyak 9 atlet cabang olah raga Muay Thai PON XIX asal Sulawesi Tengah kini terlunta-lunta di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan. Hal itu terjadi, lantaran mereka tidak memiliki ongkos untuk pulang ke Palu.
“Kami sudah tidak punya uang lagi untuk membeli tiket pesawat. Jadi, kami memutuskan naik kereta dari Bogor dan kini tiba di (Stasiun) Manggarai. Kini, kami tidak tahu harus ke mana,” ujar pelatih para atlet Muay Thai, Iwan Said yang dihubungi Rappler melalui telepon pada Kamis sore, 22 September.
Menurut Iwan, sejak mereka memenuhi undangan dari PB PON, pemerintah daerah tidak memberikan dukungan berupa dana. Mereka bisa berangkat, atas sumbangan yang dilakukan secara swadaya. Saat berangkat, mereka berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 16 juta.
“Tetapi, ketika tiba di lokasi, kami diminta untuk mendaftar ulang. Itu pun harus membayar sebesar Rp 450 ribu untuk satu orang. Hotel juga memang disiapkan panitia, tetapi kami juga tetap harus membayar,” ujar Iwan merinci biaya yang harus mereka keluarkan selama berlaga di PON.
Dia mengaku sudah menyampaikan keluhan kepada panitia, tetapi mereka tetap harus membayar uang pendaftaran ulang. Alhasil, mereka terpaksa merogoh dana sebesar Rp 4,1 juta hanya untuk biaya administrasi.
Sementara, mereka berada di Jawa Barat selama 5 hari. Sisa dana tidak mencukupi. Mereka bisa sedikit lega, ketika ada seorang atlet Jabar yang bersedia menjamin agar hotel mengizinkan mereka menginap di sana.
“Kami akhirnya menginap dengan menyewa kamar seperti vila, di mana biaya per malamnya mencapai Rp 1,5 juta. Total kami dengan kontingen lainnya mencapi 13 orang menginap di sana,” tutur dia.
Iwan sudah meminta dana tambahan dari Pemda Palu dan sempat dikirim Rp 5 juta. Tetapi, itu pun tidak cukup untuk membeli tiket mereka pulang.
Dia mengaku kecewa dengan perlakuan Pemda lantaran anak asuhnya berhasil meraih medali di kompetisi tingkat nasional itu.
“Dalam PON tahun ini, kami berhasil membawa pulang 1 medali emas, 3 medali perak dan 3 medali perunggu. Perkembangan para atlet pun juga selalu saya sampaikan setiap hari, tetapi tidak ada perubahan sikap,” kata dia.
Saat berada di Stasiun Manggarai, mereka sempat dibelikan nasi bungkus oleh seorang warga asal Sulawesi yang sedang berada di sana. Iwan berharap, atlet didikannya bisa segera pulang ke Palu.
“Mohon kepada Pemda jangan tutup hati dan mementingkan dirinya sendiri. Tolong melihat ke anak-anak ini yang memiliki masa depan dan prestasi,” ujar Iwan berharap. sumur
Quote:
Penampakan 13 Atlet PON Sulteng Terlantar di Stasiun Manggarai: Kami Ingin Pulang!
Jakarta - 13 Atlet dan ofisial PON dari Sulteng terdampar di Stasiun Manggarai, Jakarta. Mereka atlet Muay Thai yang menjadi olahraga eksibisi di PON Jabar.
Apa daya, ketika sudah selesai pertandingan di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, mereka tak mendapatkan dana untuk membeli tiket pesawat. Sudah mengontak Pemda Sulteng tapi belum ada respons.
"Kami ingin pulang, tapi tak ada uang untuk beli tiket pesawat. Jadi kami dikasi uang Rp 500 ribu sama panitia PON dan kami pergi saja ke Jakarta, ke stasiun ini," jelas kepala rombongan, Iwan yang ditemui, Kamis (22/9/2016).
"Tidak ada kejelasan dari Pemda, minta bantuan dari dewan sampai detik ini tidak ada hasil," tambah dia.
Dahulu berangkat ke Jakarta, mereka dibiayai Pemda tapi itu pun dengan anggaran terbatas. Hingga patungan untuk biaya penginapan dan makan.
Sesampainya di lokasi di Cipanas, mereka melobi agar bisa ikut lomba tanpa membayar biaya pendaftaran ke panitia dan akhirnya diberi kemudahan.
Tapi selesai acara, kini mereka bingung soal urusan pulang. Uang yang tersisa sudah tidak ada.
"Saya mesti kemana mohon arahan. Saya juga minta tolong kalau ada orang Sulteng di Jakarta tolong bantulah," tutur dia. "Ini kami makan juga dibantu sama orang," tegas Iwan. Di rombongan itu ada juga anak-anak dan remaja.
sumur
Aduh, miris ane baca beritanya Gan.
Atlet daerah yang seharusnya membawa harum nama daerah malah tak mendapat dukungan dari daerahnya..
Update berita
Quote:
Atlet PON Asal Sulteng Telantar di Jakarta, Ini Komentar Gubernur Longki
PALU, KOMPAS.com – Menanggapi adanya pemberitaan soal atlet muay thai Sulawesi Tengah yang telantar karena tidak punya ongkos untuk pulang, Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola meminta KONI Sulteng untuk menegur dan memberi sanksi penanggung jawab cabang olahraga ini.
Menurut Gubernur Longki, setelah pihaknya berkoordinasi dengan Bupati Morowali Anwar Hafid, ternyata penanggung jawab cabang olahraga muay thai ini berangkat ke Bandung, Jawa Barat, dengan modal nekat.
“Pemda Sulteng dan KONI tidak tahu dengan keberangkatan mereka. Tapi saya sudah minta Pemda Morowali untuk segera memulangkan mereka,” kata Gubernur Longki, Kamis (22/09/2016).
Sementara itu, Iwan Said, pelatih muay thai yang dihubungi Kompas.com mengaku bahwa kebarangkatan mereka untuk mengikuti eksebisi muay thai di PON XIX Jawa Barat dilepas oleh Bupati Morowali.
“Kami memang berangkat tidak bersama-sama dengan kontingen dari Sulteng, kami berangkat sendiri dan dilepas oleh Bupati Anwar Hafid dan dana yang kami gunakan ke sana atas biaya anggota DPRD Morowali,” kata Iwan via telpon selular.
Informasi terkahir yang diterima Kompas.com, saat ini rombongan atlet Muaythai yang telantar kini sudah ditangani. Saat ini, para atlet dan pelatih sedang di perjalanan menuju mes Pemda Sulteng di Kebon Kacang, Jakarta Pusat.
Iwan mengaku sudah dihubungi oleh anggota DPR RI Ahmad Ali Hi Sun dari Nasdem Sulteng dan Supratman Andi Agtas dari Gerindra.
“Tadi mereka sudah hubungi saya, mereka bilang kalau sudah sampai di mes, mereka minta dihubungi,” ujar Iwan. - sumur
PALU, KOMPAS.com – Menanggapi adanya pemberitaan soal atlet muay thai Sulawesi Tengah yang telantar karena tidak punya ongkos untuk pulang, Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola meminta KONI Sulteng untuk menegur dan memberi sanksi penanggung jawab cabang olahraga ini.
Menurut Gubernur Longki, setelah pihaknya berkoordinasi dengan Bupati Morowali Anwar Hafid, ternyata penanggung jawab cabang olahraga muay thai ini berangkat ke Bandung, Jawa Barat, dengan modal nekat.
“Pemda Sulteng dan KONI tidak tahu dengan keberangkatan mereka. Tapi saya sudah minta Pemda Morowali untuk segera memulangkan mereka,” kata Gubernur Longki, Kamis (22/09/2016).
Sementara itu, Iwan Said, pelatih muay thai yang dihubungi Kompas.com mengaku bahwa kebarangkatan mereka untuk mengikuti eksebisi muay thai di PON XIX Jawa Barat dilepas oleh Bupati Morowali.
“Kami memang berangkat tidak bersama-sama dengan kontingen dari Sulteng, kami berangkat sendiri dan dilepas oleh Bupati Anwar Hafid dan dana yang kami gunakan ke sana atas biaya anggota DPRD Morowali,” kata Iwan via telpon selular.
Informasi terkahir yang diterima Kompas.com, saat ini rombongan atlet Muaythai yang telantar kini sudah ditangani. Saat ini, para atlet dan pelatih sedang di perjalanan menuju mes Pemda Sulteng di Kebon Kacang, Jakarta Pusat.
Iwan mengaku sudah dihubungi oleh anggota DPR RI Ahmad Ali Hi Sun dari Nasdem Sulteng dan Supratman Andi Agtas dari Gerindra.
“Tadi mereka sudah hubungi saya, mereka bilang kalau sudah sampai di mes, mereka minta dihubungi,” ujar Iwan. - sumur
Quote:
Klarifikasi PB Muay Thai soal Telantarnya Atlet PON
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus Besar Muay Thai Indonesia (PBMI) menyatakan sejumlah atlet kontingen Sulawesi Tengah (Sulteng) yang telantar sudah ditangani pada Kamis (22/9/2016) malam WIB.
Sebelumnya, diberitakan ada 13 atlet muay thai Sulteng yang telantar di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan. Mereka tak bisa pulang ke kampungnya dan belum makan karena kehabisan uang.
Padahal, para atlet tersebut telah mengharumkan nama kontingennya pada Kejuaraan Nasional Muay Thai Eksebisi PON XIX/2016, di Hotel Bukit Indah, Cianjur, Jawa Barat, yang berlangsung pada 16-21 September 2016.
Prestasi yang berhasil diraih oleh para atlet muay thai Sulteng adalah satu medali emas, tiga perak, dan dua perunggu.
Terkait telantarnya sejumlah atlet muay thai Sulteng, PBMI pun memberikan klarifikasinya. Mereka menyatakan bahwa kini para atlet sudah ditangani.
"Jika ada berita yang menyebutkan bahwa PBMI menelantarkan atlet muay thai, pasti itu sesat dan tak bertanggung jawab," ujar Sekretaris Jenderal PBMI, Sudirman, melalui rilisnya kepada awak media.
"Berita yang benar, Pemerintah Provinsi dan KONI Sulteng tidak membantu mereka karena muay thai hanya cabang olahraga eksebisi, dan hal itu bisa dimaklumi. Sekarang para atlet sudah ditangani pemerintah provinsinya."
Sebelumnya, Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Gatot S Dewa Broto, juga sudah memberikan tanggapannya kepada Kompas.com.
Gatot mengatakan, pemberangkatan maupun pemulangan para atlet bukan tanggung jawab Kemenpora dan pengurus PON.
"Tanggung jawab ada di pihak terkait di Sulawesi Tengah, bukan pengurus muay thai. Saya lebih baik tidak menyebut siapa (yang bertanggung jawab), tetapi saya anggap itu urusan internal dari pihak-pihak yang terkait," ucap Gatot. sumur
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus Besar Muay Thai Indonesia (PBMI) menyatakan sejumlah atlet kontingen Sulawesi Tengah (Sulteng) yang telantar sudah ditangani pada Kamis (22/9/2016) malam WIB.
Sebelumnya, diberitakan ada 13 atlet muay thai Sulteng yang telantar di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan. Mereka tak bisa pulang ke kampungnya dan belum makan karena kehabisan uang.
Padahal, para atlet tersebut telah mengharumkan nama kontingennya pada Kejuaraan Nasional Muay Thai Eksebisi PON XIX/2016, di Hotel Bukit Indah, Cianjur, Jawa Barat, yang berlangsung pada 16-21 September 2016.
Prestasi yang berhasil diraih oleh para atlet muay thai Sulteng adalah satu medali emas, tiga perak, dan dua perunggu.
Terkait telantarnya sejumlah atlet muay thai Sulteng, PBMI pun memberikan klarifikasinya. Mereka menyatakan bahwa kini para atlet sudah ditangani.
"Jika ada berita yang menyebutkan bahwa PBMI menelantarkan atlet muay thai, pasti itu sesat dan tak bertanggung jawab," ujar Sekretaris Jenderal PBMI, Sudirman, melalui rilisnya kepada awak media.
"Berita yang benar, Pemerintah Provinsi dan KONI Sulteng tidak membantu mereka karena muay thai hanya cabang olahraga eksebisi, dan hal itu bisa dimaklumi. Sekarang para atlet sudah ditangani pemerintah provinsinya."
Sebelumnya, Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Gatot S Dewa Broto, juga sudah memberikan tanggapannya kepada Kompas.com.
Gatot mengatakan, pemberangkatan maupun pemulangan para atlet bukan tanggung jawab Kemenpora dan pengurus PON.
"Tanggung jawab ada di pihak terkait di Sulawesi Tengah, bukan pengurus muay thai. Saya lebih baik tidak menyebut siapa (yang bertanggung jawab), tetapi saya anggap itu urusan internal dari pihak-pihak yang terkait," ucap Gatot. sumur
Diubah oleh mrifai 23-09-2016 03:47
0
53.5K
Kutip
693
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan