Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Profil Saefullah, cawagub DKI yang dinilai Ahok berbahaya

Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza Mahendra (kedua dari kiri) didampingi Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta Saefullah (ketiga dari kiri) menyaksikan pencak silat Betawi bersama pendukungnya sebelum deklarasi dukungan kelompok relawan Yusril Ihza Mahendra wilayah Jakarta Pusat, Minggu (11/9/2016). Yusril mengaku akan menjadikan Saefullah, yang juga Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, sebagai calon wakil gubernur.

Naiknya nama Saefullah ke jajaran calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta jadi kenyataan. Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta itu akhirnya mendapatkan pasangannya di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta tahun depan.

Adalah Yusril Ihza Mahendra yang menjadi duetnya sekaligus yang akan menjadi gubernurnya. Pasangan Yusril-Saefullah rencananya dideklarasikan dalam waktu dekat. Paling cepat, kata Yusril, tanggal 15 September 2016.

Minat Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta itu dalam memimpin Ibu Kota sebenarnya bukan hal baru. Sejak tahun lalu kabar itu berhembus, namun sepertinya masih malu-malu.

Namanya juga sempat masuk dalam penyaringan awal Partai Gerindra bersama tujuh kandidat lain. Tapi Saefullah membantah ikut dengan menyatakan tidak akan ikut Pilkada DKI 2017 karena statusnya pegawai negeri.

Bersama Yusril, tampaknya Saefullah tidak malu-malu lagi. Dia mengatakan siap diusung dengan Yusril dan begitu yakin bisa memimpin Jakarta.

"Beliau (Yusril) malang melintang di bidang hukum. Semoga penegakan hukum di Jakarta semakin terang benderang," kata Saefullah seperti dikutip Tempo.

Saefullah menilai dirinya berkapasitas untuk menjadi wakil gubernur. Modalnya kata dia sederhana: pernah menjabat sebagai ketua rukun warga (RW) dalam rentang waktu yang panjang, yakni 26 tahun.

Dalam opininya seorang pemimpin sebaiknya berasal dari kalangan masyarakat, sehingga pemimpin bisa peduli kepada persoalan rakyatnya.

"Kalau saya berdampingan dengan Yusril, saya pasti tidak akan menyakiti hati ketua RT dan RW," kata Saefullah--seperti menyindir Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Beberapa waktu lalu Ahok memang murka kepada RT dan RW karena menolak Surat Keputusan Gubernur Nomor 903 Tahun 2016 tentang Pemberian Uang Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Rukun Tetangga (RT)/Rukun Warga (RW).

Dalam SK tersebut RT dan RW diharuskan melaporkan kinerja tiga kali sehari dalam bentuk foto kemudian diunggah ke aplikasi.

Menurut Saefullah, dia sudah beberapa kali bertemu dan berdiskusi dengan Yusril. Dalam beberapa kali pertemuan itu, dia merasa ada kecocokan.

"Beliau (Yusril) tokoh nasional, kalau saya tokoh kampung. Jadi nasional ke kampung pas gitu lho," kata Saefullah ketika hadir dalam deklarasi kelompok relawan Yusril yang diberi nama Duta Yusril di Gelanggang Olah Raga (GOR) Cempaka Putih Jakarta Pusat, Minggu (12/9/2016).

Gayung pun bersambut. Majunya Saefullah jadi cawagub menarik minat Wakil Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DKI Jakarta Abdul Azis untuk mengusungnya.

Azis menyatakan jika tidak bisa menjadikan Saefullah sebagai wakil Sandiaga Uno, pihaknya ingin Saefullah dipasangkan dengan Yusril.

Azis menambahkan partainya juga sudah berkomunikasi dengan Partai Demokrat dan Partai Persatuan Pembangunan mengenai rencana mengusung Yusril.

"PKB DKI menjalin komunikasi dengan Partai Demokrat dan PPP dalam upaya memantapkan arah koalisi alternatif," ujar Azis kepada Kompas.com, Minggu (11/9/2016).

Pendukung Saefullah juga tampaknya mulai bergerilya. Contohnya Komunitas Sahabat Saefullah yang melakukan pelayanan kesehatan gratis pada momen car free day (CFD), Ahad (11/9/2016), di Jakarta. Agenda pelayanan kesehatan ini didukung Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DKI Jakarta.

Pada pelayanan itu dihadirkan enam orang tenaga medis serta tiga unit ambulans.

Lebih jauh, pergerakan politik Saefullah belakangan tercium atasannya. Ahok gerah dan mengungkap ketidaksukaan terhadapnya. "Sekda saja ngelawan saya kok. Kamu kira Sekda enggak pasang orangnya di lurah. Kamu kira enggak pasang-pasang orang untuk kampanye," kata Ahok.

Tak sampai di situ, Ahok menuding Saefullah ikut berhubungan dalam urusan rancangan peraturan daerah (Raperda) Reklamasi Teluk Jakarta. Meski demikian, Ahok mengatakan tak berminat memberi hukuman.

Lantaran terus berselisih paham, Saefullah pun dicap Ahok sebagai sosok berbahaya. Saefullah diduga beberapa kali melantik PNS tanpa sepengetahuannya. "Sekda itu bahaya. Dia yang menentukan semua program. Surat kita jalan atau enggak jalan, semua di dia," kata Ahok.

Sebelum menjabat Sekda DKI, Saefullah mengawali kariernya sebagai pegawai negeri di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta pada 1984--dengan Ijazah Sekolah Menengah Atas (SMA).

Pada 2003 dia menjadi Kepala Suku Dinas (Sudin) Pendidikan Dasar Jakarta Barat dan selang setahun ditunjuk jadi Kepala Subdinas SLTP DKI Jakarta selama empat tahun.

Pada 2008 dia menjabat Wakil Kepala Dinas Pendidikan Dasar DKI Jakarta dan tahun berikutnya naik sebagai Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda, DKI Jakarta.

Tahun 2010 dia ikut psikotes sebagai salah satu calon Wali Kota Jakarta Pusat dan lulus, kemudian menjabat hingga 2014.

Setahun jelang Pilkada DKI Jakarta, alumnus IKIP Muhammadiyah jurusan Sejarah 1988 ini terpilih menahkodai PWNU DKI Jakarta untuk masa jabatan 2016-2020.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...ahok-berbahaya

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Mobil-mobil yang pernah berperan dalam film Warkop DKI

- RioAlvansyah: Aku ingin jadi juara bulutangkis buatmama

- Usaha menjadi Dono, Kasino, Indro dalam Warkop DKI Reborn

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
43.4K
230
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan