TS
ulatpena
(PATIDUSA - Genre puisi baru) masuk dan buat puisimu.
"PATIDUSA" merupakan singkatan dari empat tiga dua satu. Puisi Patidusa ini genre terbaru di bidang literasi puisi yang baru ditemukan bentuknya oleh Agung wibowo dan diberi nama oleh Mas Agus Supriyadi. Puisi ini hasil evolusi sastra dari suatu bentuk puisi yang telah ada yaitu Puisi Lipatdus
Puisi Patidusa berformat 4-3-2-1, 1-2-3-4 dan seterusnya. Minimal bait adalah 2 (dua) membentuk piramida double. Juga bisa 3,4,5,6 bait dan seterusnya sesuai selera. Untuk pengambilan judul puisi bisa sesuka penulis menentukannya dari ; kata pada kerucut, salah satu baris kalimat dalam bait, dan makna yang sesuai isi puisi. Sehingga pengambilan judul diserahkan kepada kreativitas penulisnya.
Keistimewaan Puisi Patidusa membentuk makna kuat, padat, di tiap bait. Sehingga mengantarkan penulis pada penyampaian isi puisi.
udah paham gan? belum?
oke langsung simak aja beberapa contoh puisi patidusa yang ane buat
PUISI PATIDURA ASLI
JUDUL: ARGHHH! BOLEHKAH SELAMANYA
kau manis serupa madu
rebutan para lebah
senyummu itu
arghhh!
bolehkah
yang hina
amat sangat rendah
sepertiku, miliki senyum itu?
aku mengerti aku paham
ratu inginkan raja
tak berubah
selamanya
-----------------------------------
PUISI PATIDUSA BIAS:
JUDUL: KAMU RINDU AKU?
kamu
pemilik candu
pengantar tidur jiwaku
dalam lamunan masa lalu
kita anjing liat terkekang
seperti tali layang
terikat kuat
rindu
aku?
bukan raja
hanya mahluk sederhana
tanpa nama tanpa tahta
----------------------------------
PUISI PATIDUSA CEMARA
JUDUL: KABAR BURUNG BURUNG HITAM
kabar
gagak berkata
harimau datang berburu
mencari darah penghuni hutan
burung
kancil, gajah
musang, tupai, kerbau
berlari cepat diburu waktu
hitam
dari kejauhan
burung itu tersenyum
tertawa mengumpat dalam bayang
--------------------------------------------
PUISI PATIDUSA TANGGA
JUDUL: JIWAKU BUKAN MILIKMU
tertunduk lesu dibawah surya
dendam amarah kebencian
menyatu melebur
jiwaku
aku ini siapa, bapakmu?
ibumu, pacarmu, tetanggamu?
nenek moyangmu?
bukan!
aku ya aku, paham?
bukan bidak catur
bukan anjing
milikmu!
sudah sedikit paham? bagus . nah silahkan buat puisi patidusamu.
Puisi Patidusa berformat 4-3-2-1, 1-2-3-4 dan seterusnya. Minimal bait adalah 2 (dua) membentuk piramida double. Juga bisa 3,4,5,6 bait dan seterusnya sesuai selera. Untuk pengambilan judul puisi bisa sesuka penulis menentukannya dari ; kata pada kerucut, salah satu baris kalimat dalam bait, dan makna yang sesuai isi puisi. Sehingga pengambilan judul diserahkan kepada kreativitas penulisnya.
Keistimewaan Puisi Patidusa membentuk makna kuat, padat, di tiap bait. Sehingga mengantarkan penulis pada penyampaian isi puisi.
udah paham gan? belum?
oke langsung simak aja beberapa contoh puisi patidusa yang ane buat
PUISI PATIDURA ASLI
JUDUL: ARGHHH! BOLEHKAH SELAMANYA
kau manis serupa madu
rebutan para lebah
senyummu itu
arghhh!
bolehkah
yang hina
amat sangat rendah
sepertiku, miliki senyum itu?
aku mengerti aku paham
ratu inginkan raja
tak berubah
selamanya
-----------------------------------
PUISI PATIDUSA BIAS:
JUDUL: KAMU RINDU AKU?
kamu
pemilik candu
pengantar tidur jiwaku
dalam lamunan masa lalu
kita anjing liat terkekang
seperti tali layang
terikat kuat
rindu
aku?
bukan raja
hanya mahluk sederhana
tanpa nama tanpa tahta
----------------------------------
PUISI PATIDUSA CEMARA
JUDUL: KABAR BURUNG BURUNG HITAM
kabar
gagak berkata
harimau datang berburu
mencari darah penghuni hutan
burung
kancil, gajah
musang, tupai, kerbau
berlari cepat diburu waktu
hitam
dari kejauhan
burung itu tersenyum
tertawa mengumpat dalam bayang
--------------------------------------------
PUISI PATIDUSA TANGGA
JUDUL: JIWAKU BUKAN MILIKMU
tertunduk lesu dibawah surya
dendam amarah kebencian
menyatu melebur
jiwaku
aku ini siapa, bapakmu?
ibumu, pacarmu, tetanggamu?
nenek moyangmu?
bukan!
aku ya aku, paham?
bukan bidak catur
bukan anjing
milikmu!
sudah sedikit paham? bagus . nah silahkan buat puisi patidusamu.
Diubah oleh ulatpena 15-08-2016 18:59
0
8K
19
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan