Jakarta- Ahli Psikiatri Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, dr Natalia Widiasih Raharjanti mengatakan, terdakwa Jessica Kumala Wongso pernah menjalani pemeriksaan kejiwaan di rumah sakit karena diduga mau bunuh diri, di Australia.

Ia pun pernah mengirimkan pesan singkat kepada teman kerja atau atasannya bernama Christie kalau pihak rumah sakit seolah-olah memperlakukannya sebagai pembunuh.

"Saat di rumah sakit, Jessica mengatakan kepada Christie, 'para baik di rumah sakit ini tidak mengizinkanku pulang. Mereka memperlakukan seolah-olah saya adalah pembunuh. Kalau saya akan membunuh orang saya tahu pasti caranya, saya menggunakan pistol dan saya tahu dosis yang tepat'," ujar Natalia, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (18/8).

Dikatakannya, pada saat pemeriksaan kejiwaan pernah ditanya apa maksud pernyataannya kepada Christie itu, namun Jessica tidak menjelaskan lebih lanjut.

"Sebelumnya hubungan dengan Christie baik-baik saja. Jessica orangnya tertutup. Pekerjaannya baik. Ketika ada masalah dengan pacarnya, masuk rumah sakit baru Jessica berubah," ungkapnya.

Ia menjelaskan, setelah mengalami permasalahan dengan mantan pacarnya atas nama Patrick dan permasalahan hukum, Jessica diberhentikan dari pekerjaanya di jasa ambulans di Australia.

"Tidak diperpanjang lagi. Diberhentikan. Alasan ke sini (Indonesia) liburan. Dia bukan pergi liburan, tapi menghindari situasi kacau di Australia," katanya.

Selain itu, setelah mengalami permasalahan, Jessica tidak boleh mendekat dengan Patrick.

"Tidak boleh mendekat ke Patrick. Karena waktu itu, Jessica sempat mengkonsumsi banyak alkohol, menabrak rumah jompo, dan lainnya," tandasnya.


BeritaSatu.com



apa Komentar agan?