Dua penyerang Leicester ini sangat luar biasa musim lalu, mereka berdua benar-benar mendominasi di lapangan, membuat lawan bingung menghadapinya walau gaya bermain mereka tak berubah-ubah.
Musim lalu Mahrez mencetak 17 gol dan menciptakan 67 peluang (11 assist dan 56 key pass). 5 dari assistnya dieksekusi dengan baik oleh Jamie Vardy dan mayoritas key pass juga ditujukan kepada Vardy. Ini sangat membantu Vardy sukses musim lalu dengan 24 gol (hanya kalah 1 gol dari top skorer Harry Kane).
Dua pemain ini benar-benar menjadi momok lawan-lawannya di lini depan, hampir tak ada cara untuk menghentikannya.
Setelah Mahrez memastikan dia bertahan di Leicester musim ini, rival-rival mereka harus memutar otak kembali untuk mengatasi dua pemain The Foxes ini.
Apa yang beda dari Mahrez dan Vardy kali ini adalah keduanya semakin percaya diri, semakin matang dan mereka sudah mulai terbiasa menjadi seorang pemain bintang, banyak penggemar, terus diburu media dan di elu-elukan.

Ibrahimovic sebenarnya tak perlu dipertanyakan lagi, dia membuat lini depan tim yang dia bela semakin berbahaya tak peduli siapa rekannya. Di Manchester United, dia mendapat rekan yang luar biasa membuat dia semakin mengesankan.
Melihat ampuhnya Anthony Martial menjadi winger membuat kerja Ibrahimovic semakin efesien. Baru satu pertandingan Martial sudah memberikan satu assist kepada Ibrahimovic dan satu kepada Wayne Rooney plus satu key pass. Degan winger yang bermental seperti ini, Ibra dan Martial bisa sangat berbahaya musim ini.
Ibra punya tipikal bermain tak mau menyianyiakan satu kesempatan pun yang dia dapat. Bayangkan, musim lalu dia mencetak 38 gol dari 31 pertandingan (lebih sari gol setiap pertandingan) di usianya yang sudah 34 tahun. Bertemu dengan Martial, Ibrahimovic bisa lebih luar biasa dari musim lalu dan juga sebaliknya.
Kedatangan Ibra ke United bukan hanya untuk bermain, tetapi dia juga punya tanggung jawab untuk menyalurkan pengalamannya kepada pemain-pemain muda United seperti Martial dan Marcus Rashford.

Belum terlihat memang di awal musim ini, tetapi kita tak boleh melupakan Hazard merupakan pemain yang sangat berkualitas. Pada musim 2014-2015 Hazard dia menciptakan 99 peluang (9 assist dan 90 key pass), mengulangi kesuksesannya musim sebelumnya ketika dia terpilih menjadi pemenang PFA Young Player of The Year.
Sayangnya musim lalu Chelsea benar-benar suram, hampir tak ada pemain yang mampu menunjukkan kualitasnya (mungkin hanya Willian yang bermain bagus). Sekarang di bawah Antonio Conte, Hazard tampaknya akan kembali ke performanya.
Tak ada yang meragukan kualitas Costa, dua musim dia ada di level top (musim 2013/2014 mencetak 27 gol untuk Atletico Madrid dan 20 gol pada musim 2014/2015 untuk Chelsea). Dan dia juga korban dari merosotnya penampilan The Blues musim lalu.
Conte dikenal sebagai manajer yang pintar strategi dan mengembalikan kualitas pemain, dia sudah membuktikannya di Juventus. Kini di Chelsea dia perlu mengembalikan kualitas pemain-pemainnya dan bila berhasil Hazard dan Costa akan menjadi salah satu duet yang paling menawan.

Musim lalu kolaborasi kedua pemain ini masih belum klop, Aguero masih lebih kompak dengan David Silva. Wajar karena Silva memang diposisikan sebagai supplier bola ke kotak penalti. Sekarang Silva ditarik lebih kebelakang, menjadi gelandang tengah dan posisinya digantikan De Bruyne.
De Bruyne menciptakan 81 peluang musim lalu (9 assist dan 72 key pass) ditambah 7 gol. Dengan kualitas seperti ini dan mengemban tugas yang lebih banyak De Bruyne bisa menjadi partner luar biasa Aguero.
Aguero sudah mengenali gaya permainan De Bruyne, mereka sudah bermain bersama selam satu musim. Musim lalu Aguero mencetak 24 gol dari 30 pertandingan, 3 diantaranya dari assist De Bruyne. Musim ini De Bruyne akan lebih banyak memberikan assist kepada Aguero dan mencetak lebih banyak gol.
Sekarang memang belum terlihat jelas hasil komposisi yang dibangun Guardiola, tetapi semakin lama skuat City akan semakin padu yang akan membantu kedua pemain ini menjadi sangat berbahaya.

Ini salah satu duet paling seram dua musim terakhir. Alli dengan kecerdasan, skill individual dan naluri mencetak gol sangat membantu Kane semakin tajam. Alli sering menjadi pembuka ruang dan penyuplai bola untuk Kane yang musim lalu mencetak 25 gol dan menjadi top skorer. Dan ini komposisi ini sukses selama dua musim karena pada musim 2014-2015 Kane berhasil mencetak 21 gol.
Musim ini Alli mencetak 10 gol dan menciptakan 55 peluang (9 assist dan 46 key pass). Yang membuat duet ini masuk dalam duet berbahaya, musim lalu 5 dari gol Kane merupakan assist dari Alli (terbanyak di artikel ini). Bukan hanya itu, banyak karena kecerdikan Alli Kane mendapat ruang untuk melakukan tembakan, dia juga acap kali menjadi inisiator gol selama diposisikan di belakang Kane.
Musim ini lawan mereka semakin sulit, tetapi kedua pemain ini juga meningkat terutama soal pengalaman karena keduanya masuk ke skuat Euro 2016. Suramnya penampilan Inggris di Euro akan menjadi pelajaran berharga Alli dan Kane.

Ayo Ikuti gan Plimbi Video Kontes Hadiah Total Rp. 15 Juta