Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

love.kretekAvatar border
TS
love.kretek
Lebih Banyak Manfaat Dibanding Mudharat


Sejumlah penelitian yang dilakukan peneliti Indonesia menunjukkan ada ragam manfaat dari tembakau. Mulai bahan baku obat-obatan hingga menjadi bahan biofuel.

“Bayangkan, berapa juta orang yang harus divaksin. Nah, itu, kan, bisnis. Padahal untuk membuat vaksinnya sangat mudah karena bahan bakunya dari tembakau yang tumbuh subur di Indonesia,” beber Guru Besar Biocell Universitas Brawijaya, Profesor Sutiman Bambang Sumitro, PhD.

Pernyataan Sutiman itu jelas bukan bualan. Sebagai ilmuwan, dia paham betul dengan apa yang diucapkannya.

Ketika virus ebola merebak di Afrika beberapa tahun lalu, dia menyatakan kesediaannya untuk membawa vaksin ebola yang bersumber dari tanaman tembakau. Sayang, keinginan itu bertepuk sebelah tangan lantaran pemerintah tak mau mendengar apapun isu positif soal tembakau.

Dia meyakinkan, tembakau yang tumbuh di sejumlah wilayah di Tanah Air bisa menangkal virus ebola. Caranya, tembakau diolah menjadi vaksin. Serangan virus ebola, kata pendiri Rumah Sehat dengan terapi rokok itu, bisa mengakibatkan fungsi hati dan ginjal menurun dan darah keluar dari kulit.

Penangkal virus ebola di dalam tanaman tembakau disebut tobacco muzaic virus. Mozaic virus ini bisa disisipi gen antibodi untuk antiebola. Jadi, kata dia, tanaman tembakau tersebut bisa memproduksi vaksin antiebola.

Hanya saja, keluh Sutiman, untuk mengembangkan vaksin tersebut sangat sulit karena persoalannya sangat kompleks. Maklum, bisnis vaksin adalah bisnis multimiliar dolar. Dan langgam pemerintah kita kala itu (saat ebola merebak) lebih menyukai vaksin produksi pabrikan farmasi global. Tak ada niatan mengubah Indonesia dari pasar vaksin menjadi produsen vaksin.

“Bayangkan, berapa juta orang yang harus divaksin, nah, itu kan bisnis, padahal untuk membuat vaksinnya sangat mudah dan bahan bakunya dari tembakau yang tumbuh subur di Indonesia,” katanya.

Peneliti tembakau lainnya, Dr S E N S O R Sudargo, dari Universitas Gadjah Mada, mengatakan, tembakau mengandung banyak komponen bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan.

Pada daun tembakau terdapat senyawa bioaktif seperti flavonoid dan fenol. Dua senyawa itu menjadi antioksidan yang dapat mencegah penyakit kanker, anti-karsinogen, anti-proliferasi, anti-flamasi, serta memberikan efek proteksi terhadap penyakit kardiovaskuler.

Selain itu, di dalam daun tembakau juga terdapat vitamin C atau asam askorbat yang menjadi antioksidan dan dapat bereaksi dengan antiradikal bebas dengan cara memberikan efek proteksi sel.

Di dalam tembakau juga ada zinc (Zn) yang berguna dalam pembentukan struktur enzim dan protein yang bermanfaat bagi tubuh. “Tembakau juga mengandung minyak astiri (essential oil) yang dapat digunakan sebagai antibakteri dan antiseptik,” kata dia.

Ini artinya, pemerintah juga perlu mengambangkan program diversifikasi tembakau agar bisa memberikan banyak manfaat dalam berbagai produk. Pasalnya, tembakau juga bisa dijadikan bahan kimia dasar yang dapat digunakan untuk bahan pestisida, kosmetik, obat bius, industri farmasi, dan masih banyak lagi.

Penelitian berjudul “Manfaat Ekstrak Tembakau terhadap Penurunan Jumlah Cacing H. Contortus” (2006) oleh Profesor DR Surung Karo Karo Ms dari Universitas Hasanuddin, menemukan fakta bahwa ekstrak tembakau dengan dosis tertentu mampu membasmi cacing haemonchus contortus yang biasanya bersemayam dalam tubuh kambing.

Dengan demikian tembakau bermanfaat untuk menjaga kesehatan kambing yang pada akhirnya bisa membantu kesejahteraan para peternak.

Kemudian, penelitian yang dilakukan Dr. Arief B. Witarto. Peneliti bioteknologi LIPI yang pernah meraih penghargaan Fraunhofer-DAAD-Award 2007 dari Jerman meelakukan riset tentang tembakau molecular farming. Berdasarkan penelitiannya, tembakau bisa digunakan sebagai reaktor penghasil protein Growth Colony Stimulating Factor (GCSF), hormon yang sangat penting dalam menstimulasi produksi darah.

Hormon ini berfungsi sebagai protein anti kanker. Juga untuk merangsang perbanyakan sel tunas (steam cell). Sel tunas ini penting untuk memulihkan jaringan tubuh yang rusak.

Untuk mendapatkn sel tunas, daun tembakau harus diesktrak lebih dulu untuk mendapatkan protein yang murni, bebas dari zat berbahaya seperti nikotin. Jadi, penelitian ini menemukan fakta daun tembakau bisa digunakan sebagai media produksi protein.

Selama penelitian di Jerman varietas tembakau yang digunakan sebagai reaktor adalah tembakau Havana. Namun saat meneliti di Indonesia, Arief menggunakan 20 jenis tembakau lokal, termasuk tembakau van Temanggung.

Menariknya, hasil penelitian menggunakan tembakau lokal mampu meningkatkan tingkat produksi protein lebih banyak dua hingga tiga kali lipat dari tembakau Havana. Itu lantaran berat daun tembakau lokal lebih berat dua sampai tiga kali lipat dibanding tembakau Havana. Dengan demikian, produksi protein tembakau lokal empa hingga enam kali tembakau Havana.

Beragam kelebihan tembakau itu, sayangnya, tak terpublikasikan secara luas. Dan boleh jadi, kalangan pemerintah juga tak hirau lantaran sudah terlalu banyak membaca hasil riset tembakau yang disponsori pabrikan farmasi yang bisa jadi tidak bebas kepentingan.

Kretek | EPG

Sumber: http://www.kretek.co/index.php/2016/...ding-mudharat/
0
2.3K
28
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan