aconkoeAvatar border
TS
aconkoe
Macet di 'Brexit', Menteri Jonan: Hanya Orang Tolol yang Suruh Saya Mundur!
Macet di 'Brexit', Jonan: Hanya Orang Tolol yang Suruh Saya Mundur!
SENIN, 11 JULI 2016 | 21:03 WIB


Menteri Perhubungan Ignasius Jonanmemantau arus mudik Lebaran di Stasiun Pasar Senen, Sabtu, 2 Juli 2016. Tempo/Bagus Prasetiyo

TEMPO.CO, Surabaya - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menolak meletakkan jabatannya sebagai menteri setelah kemacetan parah yang terjadi di pintu Jalan Tol Brebes, Jawa Tengah, menjelang Lebaran lalu.

Menurut dia, kejadian itu bukanlah kesalahannya. "Hanya orang tolol yang nyuruh mundur gara-gara itu," kata Jonan saat inspeksi mendadak di Stasiun Pasar Turi, Surabaya, Senin, 11 Juli 2016.

Baca: Menteri Jonan Tak Percaya 12 Orang Meninggal Akibat Macet

Soal kemacetan itu, menurut Jonan, juga menjadi tanggung jawab Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Bukan hanya tanggung jawab Kementerian Perhubungan. Karena itu, dia meminta soal kemacetan dan antisipasinya ditanyakan juga kepada Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono. "Tanyakan ke Pak Menteri PU itu," ucapnya.

Jonan menerangkan, Kementerian Perhubungan hanya menangani transportasi berbasis udara, kapal berbasis laut, kereta api, serta angkutan umum berbasis jalan raya. Sedangkan untuk kemacetan di Brebes, pengaturannya menjadi kewenangan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), yang berada di bawah kewenangan Kementerian Pekerjaan Umum.

Meski begitu, Jonan mengatakan, pada 18 Juli mendatang, dia akan mengevaluasi kemacetan di jalan tol Brebes itu berbarengan dengan evaluasi total, baik untuk arus mudik maupun arus balik Lebaran 2016. Evaluasi tersebut melibatkan Kementerian Pekerjaan Umum selaku penyedia prasarana jalan nasional dan jalan tol serta Korps Lalu Lintas Polri, yang berwenang merekayasa arus lalu lintas. "Untuk apa saja yang perlu dievaluasi tunggu tanggal 18 Juli," ujarnya.

Kemacetan di pintu jalan tol Brebes menjadi perhatian publik karena terjadi selama lebih dari dua hari. Bahkan ada 12 pemudik yang meninggal setelah terjebak kemacetan.
https://bisnis.tempo.co/read/news/20...uh-saya-mundur


Macet di Brexit, Menhub Singgung Pengoperasian Infrastruktur yang Dipaksakan
Senin 04 Jul 2016, 17:20 WIB


Gerbang Tol Brebes Timur (Brexit) dilihat dari udara (drone) pada Senin (4/7/2016). Foto: Tri Aljumanto/detikcom

Johor Bahru - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyebut kemacetan parah di ruas Tol Kanci-Pejagan-Brebes Timur termasuk jalan arteri disebabkan penumpukan jumlah kendaraan yang meningkat drastis. Jonan juga menyinggung pengoperasian ruas exit tol yang dipaksakan.

"Pengoperasian infrastruktur yang dipaksakan pasti akan menimbulkan masalah. Itu juga terlihat kan pada saat pengoperasian Tol Cipali," ujar Jonan usai meninjau arus mudik TKI di Malaysia, Senin (4/7/2016).

Jonan menyebut jumlah kendaraan yang melintas bersamaan di jalur Pejagan-Brebes membuat ruas jalan tak mampu menampungnya.

"Ya kalau macet pasti, karena jumlah volume kendaraannya yang ekstreme," sambung Jonan.

Melihat kemacetan parah pada Minggu (3/7) hingga Senin (4/7), Jonan meyakini puncak arus mudik sudah berlalu. Namun pemerintah dan unsur terkait harus bersiap mengantisipasi kemacetan parah pada arus balik usai lebaran.

"Saya kira puncak peak arus mudik sudah lewat. Tantangannya nanti yang harus diantisipasi saat arus balik Minggu ini, kalau ditanya volume balik pasti besar di Tol Palikanci sana tentu akan naik lebih dari 5 kali dari kapasitas weekend. Nanti tantangannya di gerbang Tol Cikarang," jelas Jonan.

Jonan meminta para kepala daerah turun tangan membantu mengurai kemacetan yang membuat stres para pemudik. "Sebaiknya memang rekayasa di lapangan melibatkan semua pihak untuk terlibat mengatasi kemacetan ini," ujarnya.
http://news.detik.com/berita/3248256...ang-dipaksakan


Kemenhub Akui Tol Brexit Belum Siap Untuk Pemudik
Juli 6, 2016 20:21

Jakarta, Aktual.com- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Mengakui adanya ketidaksiapan dalam melayani pemudik tahun ini. Utamanya terkait dengan kemacetan parah di jalan tol Pejagan-Brebes yang diakui terlalu dipaksakan untuk beroperasi. Inilah penyebab kemacetan yang telah membuat 12 pemudik meregang nyawa sejak tiga hari ini.

“Secara infrastruktur belum terpenuhi,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Pudji Hartanto dalam pesan tertulis, Rabu (6/7).

Pudji mengatakan pintu Tol Keluar Brebes Timur terdapat 10 gardu yang tidak sebanding dengan pintu Tol Cikarang Utama mencapai 32 gardu.

Ia menuturkan penyebab utama kemacetan jumlah pintu transaksi Cikarang Utama tidak sama dengan jumlah pintu Brebes Timur yang menimbulkan kepadatan kendaraan.

Mantan Kepala Korps Lalu Lintas Polri itu, mengungkapkan sebagian besar atau 80 persen kendaraan yang masuk Tol Cikarang Utama Bekasi keluar di Tol Brebes Timur.

Menurut Pudji, kendaraan yang melintasi Tol Cikarang Utama sebagian kecil hanya keluar di Tol Pejagan.

“Jika keluar Tol Pejagan arah Jawa Timur maka harus memutar balik sehingga pemudik lebih memilih keluar Brebes Timur,” ujar Pudji.

Tol sepanjang 30 kilometer itu tidak terdapat jalur alternatif sehingga pemudik terpaksa keluar di Tol Brebes Timur yang menimbulkan kemacetan.

Menutur Pudji, pengoperasian Tol Pejagan-Brebes Timur secara terpaksa itu terindikasi karena pemudik dihadapkan permasalahan ketersediaan pom bensin, pertemuan jalur pantura, kapasitas jalan kecil, pasar tumpah, angkutan umum berhenti sembarang, dan pintu perlintasan kereta api.
http://www.aktual.com/kemenhub-akui-...-siap-pemudik/


Menhub Jonan Klaim Kecelakaan Mudik 2016 Turun 21 Persen
Untuk korban meninggal dunia turun 25 persen.
Kamis, 7 Juli 2016 | 10:23 WIB


VIVA.co.id – Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengungkapkan jumlah kecelakaan kendaraan bermotor pada arus mudik 2016 ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Ditemui usai mengunjungi posko mudik Kemenhub, Jonan menjelaskan penurunan angka kecelakaan adalah sebanyak 21 persen.

"Data dari Korlantas, dari H-6 sampai H+1, jumlah kecelakaan menurun 21 persen," kata Jonan, Kamis, 7 Juli 2016 di Posko Mudik Kemenhub, Jakarta.

Ia menambahkan data itu diperoleh dari seluruh perjalanan darat di seluruh Indonesia.

"Sementara itu, Korlantas mencatat dari H-6 sampai H+1 kemarin, jumlah korba yang meninggal dunia menurun sebanyak 25 persen dibandingkan tahun lalu," ucapnya.

Dari data yang diperoleh VIVA.co.id dari Posko Mudik Kemenhub, total kecelakaan dari H-12 hingga H-1 Lebaran 1437 H ini yang dilaporkan Korlantas Polri tercatat ada sebanyak 2.327 kecelakaan dengan total kerugian Rp 4,8 miliar
http://nasional.news.viva.co.id/news...urun-21-persen


Saling Tuding Brebes Exit, Data Kemenhub Dipertanyakan
SELASA, 12 JULI 2016 | 13:20 WIB


Sampah berserakan di antara kemacetan di arah keluar pintu tol Pejagan, di H-2 Lebaran, Jawa Tengah, 4 Juli 2016. Selama belasan jam terjebak di tol membuat pemudik menghabiskan banyak makanan dan membuang kemasannya di tol. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat transportasi Danang Parikesit mengatakan, pemerintah tak boleh saling tuding dan lempar tanggung jawab terkait kisruh saat mudik Lebaran 2016. Terutama soal kemacetan parah di tol exit Brebes yang dikenal dengan sebutan Brexit.

Menurut dia, antara Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) sudah memiliki tugas masing-masing. “Kalau yang saya lihat masalahnya itu soal perencanaan,” ujar Danang saat dihubungi pada Selasa, 12 Juli 2016.

Ia menilai, perencanaan antara Kemenhub dan Kementerian PUPR kurang baik. Padahal, kata Danang, rapat koordinasi sering digelar sebelum masa mudik Lebaran. Terutama perencanaan dari Kemenhub sebagai pemegang data jumlah kendaraan.

“Masalahnya, apa mereka memakai data yang benar?” kata Danang. Danang menyangsikan kalau Kemenhub memiliki data valid soal jumlah kendaraan dan prediksi kendaraan pribadi yang akan melintasi jalanan untuk mudik.

Danang menuturkan, Kemenhub memiliki kemampuan prediksi yang kurang baik. Bila prediksinya sesuai, maka akan diketahui secara pasti berapa volume kendaraan yang akan melintas. "Dari fakta di lapangan, jumlah kendaraan pribadi yang melintas saat arus mudik Lebaran kemarin meningkat 8-9 persen dan tak sesuai prediksi Kemenhub," katanya.

Padahal, kata Danang, data ini sangat berguna bagi Kementerian PUPR untuk mengatur pintu masuk tol. Pengaturan infratrsutur tol sendiri menjadi tanggung jawab Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) yang berada di bawah Kementerian PUPR. Dengan begitu, seluruh kendaraan yang masuk jalan tol menajdi tanggung jawab Kementerian PUPR.

Untuk Kementerian PUPR, ia melanjutkan, harus bisa melihat titik lemah dari jalan tol. Khusus untuk masa mudik Lebaran, misalnya, harus ada pengaturan khusus. Menurut Danang, semua pihak terlalu berfokus pada pintu keluar tol, padahal harusnya penanganan ada di pintu masuk.

“Bila kondisi traffic exit sudah antre lebih dari 5 kilometer, maka harusnya entry ditutup,” kata dia. Penutupan ini harus dilakukan sampai pintu keluar tol terurai agar tak terjadi penumpukan kendaraan di badan jalan.

Menurut Danang, kedua kementerian ini harus bisa mengakui kelemahan masing-masing. Setelah itu, Kemenhub harus memperbaiki mekanisme data jumlah kendaraan dan KemenPUPR harus memperbaiki sistem tol. Selain itu, simulasi juga harus dilakukan keduanya jauh-jauh hari agar bisa mengantisipasi hal-hal tak diinginkan.
https://nasional.tempo.co/read/news/...-dipertanyakan

-------------------------------

Betul pak Jonan ... nggak ada prajurit yang salah di lapangan.
Yang keliru dan salah itu, tentulah sang jenderal yang memerintahkan dioperasikannya jalan tol maut itu.



emoticon-Takut:
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
10.2K
90
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan