Sudah lebih dari 6(enam) tahun ini usaha crepes ini jadi andalan keluarga. Naik turunnya usaha ini tidak menjadikan saya mundur karena saya yakin suatu hari saya bisa mandiri dari usaha ini. Hingga muncullah sebuah moment dimana saya harus melepas diri dari franchise dengan membuat adonan sendiri

Tepat 3(tiga) bulan setelah lebaran tahun lalu saya mencoba membuat adonan sendiri dengan bertahap, mulai dari mencampur sebagian adonan dari franchise sampai akhirnya 100% (seratus persen) bisa membuat sendiri. Tetapi kendala utama dalam pengembangan usaha crepes ini karena saya jarang berjualan akiat pada kaki saya sudah ada benjolan, jika nyerinya menyerang saya bisa libur selama beberapa hari. Hai ini juga menyebabkan saya cepat lelah dan pegal pada kaki. Dalam sebulan mungkin cuma 15 (lima belas) hari saya berjualan jadinya tidak maksimal dalam pengembangan usaha.

Jadinya saya memutuskan untuk mengambil karyawan dan setelah lebaran nanti saya sudah bisa mengoperasikan gerobak yang satunya lagi dengan mencari karyawan. Dan seminggu yang lalu saya mendapatkan ada yang mau menjual gerobak crepes beserta perlengkapannya dengan harga yang masuk akal. Akhirnya saya memaksakan diri untuk mencari investor agar bisa membeli kedua gerobak tersebut. Diharapkan pembelian ini bisa membantu saya memenuhi permintaan konsumen dan juga membantu mengembangkan usaha crepes ini.

Visi :
Mengembangkan usaha crepes sebagai usaha yang bisa menambah penghasilan bagi banyak orang dan crepes bukan menjadi makanan kalangan tertentu

Misi :
1. Menambah gerobak agar bisa memperluas area jualan dan bisa membuka lapangan kerja bagi orang lain
2. Dengan penghasilan yang bertambah diniatkan bisa menjadi jalan untuk mandiri tidak tergantung lagi dengan pembelian bahan dari master franchise

Dalam menjalankan usaha harus dapat mengukur kemampuan usaha tersebut dan pesaing disekitarnya agar bisa mengantisipasi segala kemungkinan dalam mencari solusi agar usaha bisa dijalankan dengan baik. Yang bisa dianalisis lewat SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threath)


STRENGHT (KEKUATAN)
- Mempunyai varian rasa yang beraneka macam mulai dari yang manis sampai yang pedas
- Selalu disajikan hangat
- Harga bisa bersaing dengan produk kuliner lainnya yang bahannya sama

WEAKNESS (KELEMAHAN)
- Proses pembuatan crepes yang 3 menit bisa membuat antrian yang cukup panjang
- Crepes tidak dapat bertahan lama karena bila dingin sudah tidak renyah lagi khususnya yang berisi pisang

OPPORTUNITY (PELUANG)
- Sedikitnya pedagang crepes tentu itu menjadi kelebihan sendiri sehingga usaha mudah untuk dikembangkan
- Dengan berkeliling lebih banyak menjangkau pelanggan

THREATH (ANCAMAN)
- Jika tidak mengatur jadwal jualan di lokasi tertentu maka akan timbul rasa bosan dalam menikmati crepes oleh pelanggan. Rasa manis lebih cepat menimbulkan rasa bosan daripada asin.
- Mulai muncul jualan serupa yaitu lekker tetapi produk tersebut tidak menyajikan banyak rasa

1. Produk
Produk berupa adonan yang ditipiskan diatas loyang khusus kemudian diisi desuai dengan keinginan pelanggan hingga berwarna kecoklatan kemudian dilipat dan disajikan dalam keadaan hangat dan renyah.

2. Price (Harga)
Harga yang ditawarkan disesuaikan dengan rasa yang dipesan dengan harga Rp2.500 (dua ribu lima ratus rupiah) untuk satu rasa, Rp. 3.000 (tiga ribu rupiah) untuk dua rasa, Rp.3.500 (tiga ribu lima ratus rupiah) untuk dua rasa yang menggunakan keju, Rp.4.000 untuk 3 rasa campur

3. Promosi
Karena menjualnya dengan berkeliling tentunya itu sekalian menjadi sarana promosi yang sangat baik karena pelanggan bisa langsung menikmatinya tanpa harus mencari lagi. Promosi juga dilakukan dengan menggunakan internet berupa iklan di kaskus dan media sosial untuk menjangkau pelanggan yang ingin menggunakan jasa crepes pada acara atau hajatan mereka.

4. Place (Tempat/lokasi jualan)
Pagi hari lokasi jualan diutamakan disekolah atau di taman kanak-kanak. Siang hari selepas pulang sekolah berkeliling ke rumah-rumah yang diatur jadwalnya.

Agar bisa memenuhi permintaan pelanggan supaya dapat menjual didaerah dekat rumah mereka diperlukan penambahan gerobak yang nantinya akan dijalankan oleh karyawan sebagai tenaga penjual.

Harga 1(satu) unit gerobak jika membeli baru beserta perlengkapannya senilai Rp.7.000.000 (tujuh juta rupiah). Sedangkan harga yang saya dapatkan untuk bekas dan masih mulus seperti baru cuma Rp.5.000.000 (lima juta rupiah). Karena itu agar memenuhi syarat pengembangan usaha saya ingin membeli 2(dua) gerobak mengngat luasnya area tempat saya berjualan saat ini.

Jadi dana yang dibutuhkan untuk membeli gerobak : 2 unit x Rp.5.000.000 = Rp.10.000.000 (Sepuluh Juta Rupiah)

Setiap 1 (satu) kilogram adonan dapat menghasilkan omzet Rp.130.000 (seratus tiga puluh ribu rupiah). Target setiap gerobak yaitu dengan menjual 2 (dua) kilogram adonan yang menghasilkan omzet Rp.260.000 (dua ratus enam puluh ribu rupiah). Modal yang digunakan setiap kilogram adonan yaitu Rp.70.000 (tujuh puluh ribu rupiah)

Keuntungan setiap kilogram adonan : Rp. 130.000 – Rp. 70.000 = Rp. 60.000

Keuntungan yang didapat setiap hari dengan target 2kg per hari per gerobak :
2kg x Rp.60.000 = Rp.120.000

Keuntungan ini akan dibagi 3(tiga) yaitu Rp.80.000 (delapan puluh ribu rupiah) untuk penjual/karyawan, Rp.30.000 (tiga puluh ribu rupiah) untuk pemberi pinjaman dan untuk saya Rp.10.000 (sepuluh ribu rupiah)

Jadi karyawan/penjual akan mendapatkan : 25 hari x Rp.80.000 = Rp.2.000.000

Jadi investor yang memberikan pinjaman akan mendapatkan setiap bulan :
2 gerobak x 25 hari x Rp.30.000 = Rp. 1.500.000

Karyawan akan mendapat fasilitas berupa tempat tinggal, sarapan pagi dan makan malam. Fasilitas untuk karyawan ditanggung semua oleh saya agar pemberi pinjaman mendapat laba bersih sebagaimana tersebut diatas.

1. Pinjaman
Pinjaman yang saya ajukan sebesar Rp.10.000.000 (Sepuluh Juta Rupiah) sesuai dengan perhitungan kebutuhan modal untuk membeli gerobak.

Adapun surat-surat yang kami miliki sebagai bahan kelengkapan dan kepastian usaha yaitu Kartu Keluarga, Surat Nikah, Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Surat Keterangan Usaha (SKU).

2. Pengembalian pinjaman
Sesuai dengan perhitungan laba diatas maka pemberi pinjaman mendapatkan Rp.1.500.000 untuk setiap bulannya. Jumlah ini sudah termasuk cicilan dan bagi hasil usaha. Dengan kerjasama yang dilakukan selama 20(dua puluh) bulan, maka yang didapatkan pemberi pinjaman : 20 bulan x Rp.1.500.000 = Rp.30.000.000

Jadi pemberi pinjaman mendapatkan Rp.30.000.000 (Tiga Puluh Juta Rupiah) yang dicicil setiap bulannya selama 20 bulan. Cicilan tersebut sudah termasuk pengembalian pinjaman dan bagi hasil usaha