- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Burung Tak Bisa Berkicau Dituduh Menodai Anak Tiri
TS
jalakranau
Burung Tak Bisa Berkicau Dituduh Menodai Anak Tiri
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
SUNGGUH kasihan kakek Basir, 57, ini. Dia difitnah istri muda bahwa menodai anak tiri sendiri, Norma, 17. Dalam tahanan polisi dia bilang, tak mungkin berbuat sekeji itu, wong “burung” miliknya sudah lama tak berkicau. Latar belakangnya ternyata, istri muda minta cerai untuk bisa menikah lagi.
Banyak lelaki poligami karena sekedar memanjakan syahwat. Dia tak peduli bahwa berbini banyak itu mengundang sejuta problem. Nikmatnya hanya seminggu dua minggu, habis itu sudah datang silih berganti masalah. Problem kebanyakan adalah, antara materil dan onderdil tak berjalan lurus. Onderdilnya kuat, tapi materilnya tak mendukung. Tentu saja istri barunya minta cerai.
Basir warga Lamandau, Kabupaten Sampit (Kalteng) berkebalikan. Ekonomi kuat, onderdil belakangan mulai letoy. Istri mudanya yang masih sangat enerjik, Fayatun, 37, tentu saja tidak tahan. Dia minta berulangkali untuk diceraikan saja, tapi Basir tak mengabulkannya. Dia tak sadar bahwa sikapnya itu berarti melanggar HAS (Hak Azasi Syahwat).
Padahal Fayatun ini sudah punya gebedan baru, yang siap diajak koalisi dan langsung eksekusi. Tapi untuk bisa koalisi tidak bisa karena masih jadi bini Basir. Berbagai cara dicoba, akhirnya ketemu cara jitu. Tak ada angin tak ada hujan, Basir dilaporkan ke polisi telah menodai anak tirinya, Norma, anak bawaan istri mudanya.
Seumur-umur Basir ini tak pernah berurusan dengan polisi. Kalaupun ada, paling Polantas karena pelanggaran lalulintas, atau saat mengurus Surat Keterangan Berkelakuan Baik. Karenanya begitu polisi datang dan langsung menggelandangnya ke Polres dengan tuduhan rudapaksaan, malunya bukan main. Kontan hari itu juga dia terkena stroke. Masak sudah kakek-kakek kok dituduh rudapaksa ABG.
Kini Basir dirawat di RSUD Lamandau, dalam kondisi tangan diborgol dan diawasi dua anggota polisi. Benar-benar diperlakukan seperti koruptor. Kepada petugas dia pernah bilang bahwa tak mungkin merudapaksa anak tirinya, karena “burung” miliknya sudah lama tak berkicau. Ibarat lampu PLN, kalaupun bisa “nyala” paling hanya satu menit, habis itu anjlog lagi.
Boleh saja Basir beralasan begitu, tapi polisi terus mengumpulkan barang bukti. Dia akan memeriksa sejumlah saksi, termasuk Ny, Fayatun, juga Norma, selaku saksi korban.
Apa “burung” Basir diperiksa juga, apa benar sudah tak bisa bernyanyi tri lili lili?
Banyak lelaki poligami karena sekedar memanjakan syahwat. Dia tak peduli bahwa berbini banyak itu mengundang sejuta problem. Nikmatnya hanya seminggu dua minggu, habis itu sudah datang silih berganti masalah. Problem kebanyakan adalah, antara materil dan onderdil tak berjalan lurus. Onderdilnya kuat, tapi materilnya tak mendukung. Tentu saja istri barunya minta cerai.
Basir warga Lamandau, Kabupaten Sampit (Kalteng) berkebalikan. Ekonomi kuat, onderdil belakangan mulai letoy. Istri mudanya yang masih sangat enerjik, Fayatun, 37, tentu saja tidak tahan. Dia minta berulangkali untuk diceraikan saja, tapi Basir tak mengabulkannya. Dia tak sadar bahwa sikapnya itu berarti melanggar HAS (Hak Azasi Syahwat).
Padahal Fayatun ini sudah punya gebedan baru, yang siap diajak koalisi dan langsung eksekusi. Tapi untuk bisa koalisi tidak bisa karena masih jadi bini Basir. Berbagai cara dicoba, akhirnya ketemu cara jitu. Tak ada angin tak ada hujan, Basir dilaporkan ke polisi telah menodai anak tirinya, Norma, anak bawaan istri mudanya.
Seumur-umur Basir ini tak pernah berurusan dengan polisi. Kalaupun ada, paling Polantas karena pelanggaran lalulintas, atau saat mengurus Surat Keterangan Berkelakuan Baik. Karenanya begitu polisi datang dan langsung menggelandangnya ke Polres dengan tuduhan rudapaksaan, malunya bukan main. Kontan hari itu juga dia terkena stroke. Masak sudah kakek-kakek kok dituduh rudapaksa ABG.
Kini Basir dirawat di RSUD Lamandau, dalam kondisi tangan diborgol dan diawasi dua anggota polisi. Benar-benar diperlakukan seperti koruptor. Kepada petugas dia pernah bilang bahwa tak mungkin merudapaksa anak tirinya, karena “burung” miliknya sudah lama tak berkicau. Ibarat lampu PLN, kalaupun bisa “nyala” paling hanya satu menit, habis itu anjlog lagi.
Boleh saja Basir beralasan begitu, tapi polisi terus mengumpulkan barang bukti. Dia akan memeriksa sejumlah saksi, termasuk Ny, Fayatun, juga Norma, selaku saksi korban.
Apa “burung” Basir diperiksa juga, apa benar sudah tak bisa bernyanyi tri lili lili?
Quote:
wah burungnya jarang di kasih makan sih ya
0
2.5K
Kutip
17
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan