- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Gara-gara Reklamasi Ahok-kah?
TS
gsydnt
Gara-gara Reklamasi Ahok-kah?
Pantai Nusantara banjir pasang....
Gelombang Pasang Terjang Pantai Padang, Puluhan Perahu Nelayan Rusak
Padang - Cuaca buruk terjadi di Padang Sumatera Barat. Ombak tinggi menerjang pantai. Puluhan perahu nelayan rusak dan empat kecamatan terkena dampaknya.
Gelombang pasang terjadi sejak Jumat (27/6/2014) pagi. Hingga siang, cuaca belum membaik. Puluhan kapal dan perahu nelayan yang sedang sandar di dermaga mengalami kerusakan.
"Sejak tadi malam cuaca sudah tidak bersahabat," kata Hendra, nelayan di Pantai Purus kepada detikcom.
Hendra ditemui saat sedang memperbaiki perahunya yang rusak akibat hantaman gelombang. Ia terpaksa memindahkan perahunya ke pinggir jalan agar tidak terbawa gelombang.
Terjangan ombak bahkan naik hingga ke jalan raya dan sempat melumpuhkan arus lalu lintas di sepanjang bibir pantai. Pasir dan sampah berserakan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat, ketinggian gelombang mencapai tiga meter lebih. Kepala BPBD Kota Padang Budhi Erwanto mengatakan kejadian tersebut merupakan fenomena tahunan. Ia mengingatkan agar semua warga waspada, karena cuaca sering tidak menentu.
BPBD merinci, empat kecamatan terkena dampaknya. Yakni Kecamatan Koto Tangah, Padang Barat, Padang Selatan dan Bungus Teluk Kabung.
"Wisatawan juga harus waspada dan tidak mandi di laut," katanya.
Sumber
4 Hari ini Air Laut 'Terjang' Hotel dan Kafe Kawasan Sanur,
Bali. Seperti di daerah dan negara lain, fenomena gelombang pasang juga terjadi di kawasan Sanur, Denpasar. Hanya saja dampaknya berbeda. Di Sanur, air laut meluber masuk ke hotel dan kafe.
Foto-foto terjangan air laut ini diabadikan oleh pembaca detikcom yang tinggal di kawasan Sanur, Kadek Suprapta Meranggi, Rabu (8/6/2016) pada pukul 12.30 Wita. Ombak di pantai tidak lagi tenang seperti hari-hari sebelumnya, tapi terlihat kuat. Di bagian lain, air masuk ke hotel dan kafe. Mau tak mau, ini jadi pekerjaan tambahan bagi karyawan: mengepel air laut.
"Kejadiannya sudah 4 hari ini. Tahun-tahun sebelumnya tidak separah ini," kata Kadek kepada detikcom.
Menurut Kadek, air laut meluber ke darat sejauh 10-20 meter. Tak ayal, banyak titik yang kena dampaknya. Termasuk di antaranya jalan, kafe, dan hotel di sepanjang pantai. Kondisi ini terjadi selama hampir 4-5 jam. Puncaknya pada tengah hari.
"Dulu cuma 2 hari, ini mungkin sampai besok atau 5 hari," tutur Kadek.
Pelaku wisata dan nelayan meyakini hal itu sebagai fenomena global terkait iklim. Namun terasa aneh karena luberannya tidak biasa. Selain jangkauan air, daya dobrak ombak lebih besar sehingga terkesan mengerikan.
Bagaimana kondisi para turis asing di Sanur? "Ya mereka masih menikmati sih. Mereka tahu fenomena ini tidak hanya di Bali, tapi juga Australia dan belahan dunia lain," kata Kadek.
Yang membuat tidak nyaman adalah sampah. Air laut membawa sampah ke daratan seolah-olah warga sekitar pantai tidak menjaga lingkungan. Padahal itu sampah yang asal-usulnya entah dari mana dan terbawa gelombang pasang.
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), fenomena ini dipengaruhi posisi bumi, bulan dan matahari berada dalam satu garis lurus (spring tide ). Akibatnya, tinggi muka air laut naik.
Menurut Yunus, kondisi ini merupakan siklus rutin bulanan yang normal terjadi. Namun karena bersamaan dengan terjadinya anomali positif tinggi muka air laut di wilayah Indonesia sebesar 15 - 20 cm, maka kondisi ini memberikan dampak yang menimbulkan kerugian materi.
Di Indonesia, potensi gelombang tinggi masih akan terjadi 4 hari ke depan di beberapa wilayah berikut:
- Perairan utara dan barat Aceh
- Perairan barat Nias – Mentawai
- Perairan Bengkulu – Kep. Enggano
- Perairan barat Lampung
- Perairan selatan Banten hingga Jawa Timur
- Perairan selatan Bali, NTB dan NTT
Sumber
Gelombang Pasang Hantam Pesisir Selatan Yogya, Gazebo dan Warung Rusak
Yogyakarta - Gelombang pasang menghantam wilayah pesisir selatan wilayah Yogyakarta, hari ini (8/6/2016). Sejumlah gazebo bambu dan warung-warung yang ada di pinggir pantai ada yang roboh atau rusak.
Berdasarkan data yang dikumpulkan detikcom, gelombang pasang terjadi mulai dari wilayah pantai di Gunungkdul, Bantul dan Kulonprogo. Pantai-pantai d Gunungkidul yang terkenal gelombang pasang yang menyapu hingga pinggir pantai terjadi diantaranya di Pantai Gesing, Pantai Baron, Pantai Ngandong, Pantai Drini, Pantai Sadranan, Pantai Pulang Sawal, Pantai Pok Tunggal, Pantai Somandeng dan Pantai Sundak.
Di Kabupaten Bantul, Pantai Depok di kawasan Parangtritis Kecamatan Kretek dan kawasan Pantai Kuwaru, Pandansimo, Desa Poncosari Kecamatan Srandakan juga terkena gelombang pasang. Air laut masuk hingga tempat parkir kendaraan dan warung-warung makan. Sedangkan di Kabupaten Kulonprogo kawasan pantai yang terkena diantaranya Pantai Glagah dan Congot.
"Ada sekitar 8 pantai yang terkena gelombang pasang sekitar pukul 11.30 WIB tadi," ungkap Sekretaris Korwil II SAR Pantai Baron, Surisdiyanto melalui pesan singkatnya, Rabu (8/6/2016).
Menurutnya gelombang pasang setinggi 4 - 6 meter lebih itu menghantam sejumlah bangunan seperti warung dan gazebo yang ada di pinggir pantai. Luberan air laut hingga masuk ke daratan sejauh 100-an meter. Ombak pantai juga masuk jauh ke daratan yang berdekatan dengan pemukiman. Namun tidak ada korban jiwa karena warga sudah siap siaga sejak gelombang pasang mulai terjadi beberapa hari yang lalu.
Di Pantai Drini ada 7 buah gazebo roboh, sebanyak 13 warung makan terkena pasir putih sekitar 5 cm yang terbawa gelombang pasang. Pantai Sadranan. sebanyak 8 buah gazebo roboh dan ada yang terseret arus ke arah laut.
Selanjutnya Pantai Ngandong ada 4 buah gazebo roboh dan terbawa arus. Pantai Sundak ada 3 buah gazebo roboh dan satu warung makan roboh serta tertimbun pasir pantai. Pantai Somandeng ada sekitar 25 buah gazebo roboh dan terbawa arus ke tengah. Di Pantai Pulang Sawal satu warung makan juga tertimbun pasir.
Di Pantai Pok Tunggal satu bangunan pos SAR pantai dan tempat parkir juga roboh. Selanjutnya Pantai Gesing sebuah talud di dekat pinggir pantai juga ambrol sepanjang 10 meter. Akibat tingginya gelombang pasang, satu buah kapal nelayan Dwi Tunggal tidak bisa mendarat di Pantai Gesing.
Sumber
Quote:
Gelombang Pasang Terjang Pantai Padang, Puluhan Perahu Nelayan Rusak
Padang - Cuaca buruk terjadi di Padang Sumatera Barat. Ombak tinggi menerjang pantai. Puluhan perahu nelayan rusak dan empat kecamatan terkena dampaknya.
Gelombang pasang terjadi sejak Jumat (27/6/2014) pagi. Hingga siang, cuaca belum membaik. Puluhan kapal dan perahu nelayan yang sedang sandar di dermaga mengalami kerusakan.
"Sejak tadi malam cuaca sudah tidak bersahabat," kata Hendra, nelayan di Pantai Purus kepada detikcom.
Hendra ditemui saat sedang memperbaiki perahunya yang rusak akibat hantaman gelombang. Ia terpaksa memindahkan perahunya ke pinggir jalan agar tidak terbawa gelombang.
Terjangan ombak bahkan naik hingga ke jalan raya dan sempat melumpuhkan arus lalu lintas di sepanjang bibir pantai. Pasir dan sampah berserakan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat, ketinggian gelombang mencapai tiga meter lebih. Kepala BPBD Kota Padang Budhi Erwanto mengatakan kejadian tersebut merupakan fenomena tahunan. Ia mengingatkan agar semua warga waspada, karena cuaca sering tidak menentu.
BPBD merinci, empat kecamatan terkena dampaknya. Yakni Kecamatan Koto Tangah, Padang Barat, Padang Selatan dan Bungus Teluk Kabung.
"Wisatawan juga harus waspada dan tidak mandi di laut," katanya.
Sumber
Quote:
4 Hari ini Air Laut 'Terjang' Hotel dan Kafe Kawasan Sanur,
Bali. Seperti di daerah dan negara lain, fenomena gelombang pasang juga terjadi di kawasan Sanur, Denpasar. Hanya saja dampaknya berbeda. Di Sanur, air laut meluber masuk ke hotel dan kafe.
Foto-foto terjangan air laut ini diabadikan oleh pembaca detikcom yang tinggal di kawasan Sanur, Kadek Suprapta Meranggi, Rabu (8/6/2016) pada pukul 12.30 Wita. Ombak di pantai tidak lagi tenang seperti hari-hari sebelumnya, tapi terlihat kuat. Di bagian lain, air masuk ke hotel dan kafe. Mau tak mau, ini jadi pekerjaan tambahan bagi karyawan: mengepel air laut.
"Kejadiannya sudah 4 hari ini. Tahun-tahun sebelumnya tidak separah ini," kata Kadek kepada detikcom.
Menurut Kadek, air laut meluber ke darat sejauh 10-20 meter. Tak ayal, banyak titik yang kena dampaknya. Termasuk di antaranya jalan, kafe, dan hotel di sepanjang pantai. Kondisi ini terjadi selama hampir 4-5 jam. Puncaknya pada tengah hari.
"Dulu cuma 2 hari, ini mungkin sampai besok atau 5 hari," tutur Kadek.
Pelaku wisata dan nelayan meyakini hal itu sebagai fenomena global terkait iklim. Namun terasa aneh karena luberannya tidak biasa. Selain jangkauan air, daya dobrak ombak lebih besar sehingga terkesan mengerikan.
Bagaimana kondisi para turis asing di Sanur? "Ya mereka masih menikmati sih. Mereka tahu fenomena ini tidak hanya di Bali, tapi juga Australia dan belahan dunia lain," kata Kadek.
Yang membuat tidak nyaman adalah sampah. Air laut membawa sampah ke daratan seolah-olah warga sekitar pantai tidak menjaga lingkungan. Padahal itu sampah yang asal-usulnya entah dari mana dan terbawa gelombang pasang.
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), fenomena ini dipengaruhi posisi bumi, bulan dan matahari berada dalam satu garis lurus (spring tide ). Akibatnya, tinggi muka air laut naik.
Menurut Yunus, kondisi ini merupakan siklus rutin bulanan yang normal terjadi. Namun karena bersamaan dengan terjadinya anomali positif tinggi muka air laut di wilayah Indonesia sebesar 15 - 20 cm, maka kondisi ini memberikan dampak yang menimbulkan kerugian materi.
Di Indonesia, potensi gelombang tinggi masih akan terjadi 4 hari ke depan di beberapa wilayah berikut:
- Perairan utara dan barat Aceh
- Perairan barat Nias – Mentawai
- Perairan Bengkulu – Kep. Enggano
- Perairan barat Lampung
- Perairan selatan Banten hingga Jawa Timur
- Perairan selatan Bali, NTB dan NTT
Sumber
Quote:
Gelombang Pasang Hantam Pesisir Selatan Yogya, Gazebo dan Warung Rusak
Yogyakarta - Gelombang pasang menghantam wilayah pesisir selatan wilayah Yogyakarta, hari ini (8/6/2016). Sejumlah gazebo bambu dan warung-warung yang ada di pinggir pantai ada yang roboh atau rusak.
Berdasarkan data yang dikumpulkan detikcom, gelombang pasang terjadi mulai dari wilayah pantai di Gunungkdul, Bantul dan Kulonprogo. Pantai-pantai d Gunungkidul yang terkenal gelombang pasang yang menyapu hingga pinggir pantai terjadi diantaranya di Pantai Gesing, Pantai Baron, Pantai Ngandong, Pantai Drini, Pantai Sadranan, Pantai Pulang Sawal, Pantai Pok Tunggal, Pantai Somandeng dan Pantai Sundak.
Di Kabupaten Bantul, Pantai Depok di kawasan Parangtritis Kecamatan Kretek dan kawasan Pantai Kuwaru, Pandansimo, Desa Poncosari Kecamatan Srandakan juga terkena gelombang pasang. Air laut masuk hingga tempat parkir kendaraan dan warung-warung makan. Sedangkan di Kabupaten Kulonprogo kawasan pantai yang terkena diantaranya Pantai Glagah dan Congot.
"Ada sekitar 8 pantai yang terkena gelombang pasang sekitar pukul 11.30 WIB tadi," ungkap Sekretaris Korwil II SAR Pantai Baron, Surisdiyanto melalui pesan singkatnya, Rabu (8/6/2016).
Menurutnya gelombang pasang setinggi 4 - 6 meter lebih itu menghantam sejumlah bangunan seperti warung dan gazebo yang ada di pinggir pantai. Luberan air laut hingga masuk ke daratan sejauh 100-an meter. Ombak pantai juga masuk jauh ke daratan yang berdekatan dengan pemukiman. Namun tidak ada korban jiwa karena warga sudah siap siaga sejak gelombang pasang mulai terjadi beberapa hari yang lalu.
Di Pantai Drini ada 7 buah gazebo roboh, sebanyak 13 warung makan terkena pasir putih sekitar 5 cm yang terbawa gelombang pasang. Pantai Sadranan. sebanyak 8 buah gazebo roboh dan ada yang terseret arus ke arah laut.
Selanjutnya Pantai Ngandong ada 4 buah gazebo roboh dan terbawa arus. Pantai Sundak ada 3 buah gazebo roboh dan satu warung makan roboh serta tertimbun pasir pantai. Pantai Somandeng ada sekitar 25 buah gazebo roboh dan terbawa arus ke tengah. Di Pantai Pulang Sawal satu warung makan juga tertimbun pasir.
Di Pantai Pok Tunggal satu bangunan pos SAR pantai dan tempat parkir juga roboh. Selanjutnya Pantai Gesing sebuah talud di dekat pinggir pantai juga ambrol sepanjang 10 meter. Akibat tingginya gelombang pasang, satu buah kapal nelayan Dwi Tunggal tidak bisa mendarat di Pantai Gesing.
Sumber
0
2.6K
Kutip
26
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan