BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Ketika Mark Zuckerberg jadi korban peretasan

CEO Facebook, Mark Zuckerberg dalam sebuah acara di markas Facebook di Menlo Park, California, Amerika Serikat (22 Januari 2016).
Mark Zuckerberg boleh menyandang status sebagai bos tertinggi sekaligus pencipta Facebook, media sosial nomor wahid di dunia.

Namun, status itu tidak membantu Zuckerberg di hadapan para peretas (hacker). Setidaknya itu yang terjadi pada Senin (6/6/2016), saat sejumlah akun media sosial milik direktur eksekutif Facebook itu dikuasai para peretas.

Seperti dilaporkan BBC, kelompok peretas yang menamai diri mereka Ourmine, mengklaim bertanggung jawab dalam aksi peretasan tersebut.

Klaim itu, antara lain disampaikan di melalui akun Twitter Ourmine (@_ourmine_). Sayangnya, akun itu telah ditangguhkan oleh Twitter, hanya berselang beberapa saat setelah insiden peretasan ini.

"Hei @finkd (nama akun Mark Zuckerberg). Kami mendapat akses ke Twitter, Instagram, dan Pinterest, kami hanya menguji keamanan Anda, silakan DM kami (kirim pesan)," demikian bunyi kicauan Ourmine.

Secara umum, memang tak banyak yang dilakukan para peretas. Mereka sekadar mengganti profil singkat di akun-akun itu. Terkhusus di Twitter, mereka juga mengirim sejumlah kicauan yang memuat klaim atas aksi peretasan.

Jejak para peretas itu bisa dilihat juga dalam kicauan akun @BenHall --seorang pengembang program. Akun itu sempat membagikan tangkapan layar akun Twitter dan Pinterest milik Mark Zuckerberg saat dibawah kendali peretas.
Ouch. Mark Zuckerberg's social media accounts have been hacked [URL="https://S E N S O RKvVmXOIg5s"]pic.twitter.com/KvVmXOIg5s[/URL]
— Ben Hall (@Ben_Hall) June 5, 2016
Salah satu tangkapan layar itu, memuat kicauan lain dari para peretas. "Hey @finkd. Kau termasuk dalam 'LinkedIn database' lengkap dengan kata sandi," demikian terjemahan bebas kicauan itu.

Beberapa media menghubungkan frasa "LinkedIn database" dengan peristiwa peretasan yang menimpa layanan media sosial LinkedIn.

Sekitar dua pekan silam, merujuk laporan Motherboard, seorang peretas yang menggunakan nama "Peace" telah menawarkan 117 juta nama akun, kata sandi, hingga alamat surel milik pengguna LinkedIn.

Basis data itu dijajakan lewat pasar gelap internet. "Peace" menawarkan data itu senilai 5 Bitcoin atau sekitar USD2.900 (Rp 38 juta).

Konon, penjualan itu merupakan kelanjutan dari peristiwa peretasan LinkedIn pada tahun 2012. Saat itu, setidaknya 6,5 juta akun dan kata sandi bocor dari layanan untuk para profesional dunia kerja tersebut.

Ihwal kasus peretasan yang menimpa Zuckerberg, seorang juru bicara Facebook telah angkat suara.

Juru bicara Facebook membantah klaim peretas yang menyebut bahwa akun Instagram Zuckerberg juga telah sukses dibobol. Penegasan itu dianggap perlu, mengingat status Instagram sebagai layanan milik Facebook.

"Tidak ada sistem milik Facebook atau akun yang diakses," kata seorang juru bicara Facebook, dikutip Venture Beat. Namun ia tidak membantah bila insiden peretasan terjadi di layanan lainnya. Juru bicara itu mengatakan bahwa seluruh akun yang terkena dampak peretasan sudah diamankan.

Pemantauan Beritagar.id atas akun Instagram (612 ribu pengikut), Twitter (414 ribu pengikut), dan Pinterest (13 ribu pengikut) milik Zuckerberg menunjukkan keadaan seperti sediakala --sebelum peretasan terjadi.

Tangkapan layar akun Pinterest Mark Zuckerberg, saat dikuasai peretas.


Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...rban-peretasan

---

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
45.4K
74
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan