Ali memenangkan olimpiade emas pada 1960 dalam pertandingan tinju kelas berat.

Sang legenda terus menyebut dirinya sebagai Preety Boy. Julukan ini bahkan ia ungkapkan pada publik ketika membujuk Will Smith untuk bermain dalam film yang menceritakan tentang kisah hidupnya.



Jerry Quarry adalah petinju pertama yang ia hadapi setelah lama vakum karena terkena hukuman akibat menolak terlibat dalam perang vietnam. Ali memukul KO Quarry pada 1970 dan mengulanginya lagi pada pertemuan kedua di 1972.

Pertandingan paling terkenal sepanjang sejarah karir Ali saat itu ia mengalahkan Geoge Foreman dengan menang KO.

Liston adalah petinju yang paling ditakuti ketika Ali berhasil mengalahkannya dan menjadi juara dunia kelas berat untuk kali pertama. Saat itu ia masih memakai nama Classius Clay.



Ini adalah final trio melawan Joe Frazier. Ali berhasil mengalah pesaingmya itu untuk terakhir kali yang berlangsung di Manila dan dikenal dengan nama Thriller in Manila.


Ali menjadi satu-satunya petinju dunia yang berhasil memangkan juara dunia kelas berat pada tiga kesempatan berbeda,


Salah satu momentum yang sulit dilupakan dalam karir Ali. Ia menolak untuk terlibat dalam perang Vietnam dan mendapatkan hukuman larangan bertinju pada usia 25-28 tahun. Sebuah usia emas bagi seorang petinju.



Ali hanya memikirkan kemenangan. Ia tak pernah berniat menjadi petinju terkenal dan besar yang pernah dimiliki Amerika Serikat.


Ali dan Malcolm adalah teman dekat ketika masih bergabung di Nation of Islam sampai Ali memutuskan untuk keluar dari organisasi itu. Ali pernah mengatakan penyelesalannya tak sempat meminta maaf pada Malcolm sampai ia tewas ditembak dalam sebuah peristiwa.



Ali tercatat sebagai petinju termuda (22 tahun) ketika ia berhasil mengalahkan juara dunia Sonny Liston pada 1964.


Salah satu kemenangan terbesar Ali, Rumble in the Jungle terjadi di Zaire.Sekarang negara itu bernama Republik Demokratik Kongo.