Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Standarisasi upah buruh ASEAN, negara mana yang untung?

Sejumlah buruh PT Jaba Garmindo melakukan unjuk rasa di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Jerman, Jakarta, Senin, 16 Mei 2016. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengusulkan standarisasi upah buruh se ASEAN.



Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) perlahan mulai terwujud. Setelah anggota-anggota ASEAN membuka pintu untuk delapan jenis pekerjaan, kini muncul ide standar upah buruh ASEAN. Penggagasnya, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. JK, sapaan akrab Jusuf, ingin menindaklanjuti ide ini, agar industri-industri besar tak memanfaatkan negara ASEAN karena upah buruh murah. "Ini suatu kerja sama untuk menjaga tingkat upah," ujar JK di InterContinental Hotel Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (2/6) seperti dikutip dari Detik.com.

JK, dalam forum World Economic Forum (WEF) on ASEAN, Rabu (1/6) mengatakan, negara-negara ASEAN harus bersatu membangun konektivitas termasuk membuat standardisasi di bidang industri. Dengan konektivitas ini diharapkan negara-negara ASEAN bisa berkembang secara bersama-sama.

Persoalan beda standar minimum upah buruh ini mnendorong industri besar memilih membangun pabrik di negara-negara tertentu untuk mendapatkan keuntungan besar dengan menekan angka produksi. Sehingga antarnegara berlomba menekan upah buruh. "Sebenarnya persaingan itu baik selama kita tidak dirugikan oleh penekanan upah buruh," ujarnya. Pada dasarnya industri garmen atau sepatu bahan dan pabriknya sama. Yang dimainkan industri besar untuk mendapatkan keuntungan besar, itu buruh. Dia mencontohkan, sudah ada perusahaan yang ingin membuka pabrik di Indonesia namun pindah ke Kamboja atau Vietnam karena tenaga kerjanya lebih murah.

Awal Maret lalu, beberapa perusahaan hengkang dari Indonesia dan pindah ke Vietnam. Menurut Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Pelemahan ekonomi global yang sepanjang 2015 menyebabkan berbagai perusahaan memutuskan untuk melakukan efisiensi dengan mengurangi jumlah tenaga kerja. Mereka juga lebih memilih membangun negara dengan tariff ekspor yang lebih murah. "Indonesia kalah tarif melulu dengan ekspor dari Vietnam dan juga dengan Malaysia," ujar Thomas seperti dikutip dari Okezone.com.

Usul JK ini disambut positif oleh Wakil Perdana Menteri Vietnam, Trinh Dinh Dung. Dalam pertemuan bilateral, Trinh Dinh Dung sepakat dengan usul standarisasi upah ini. "Vietnam sangat mendukung komentar saya ," kata JK. Menurut JK, jangan sampai pekerja di Asia dieksploitasi oleh industri besar. JK ingin Menteri Tenaga Kerja se-ASEAN bertemu sehingga anggota ASEAN tak dibuat menekan upah buruh semurah mungkin.

ASEAN, kini punya 10 anggota. Mereka adalah Brunei Darusalam, Kamboja, Indonesia, Filipina, Malaysia, Myammar, Laos Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Jika ada standarisasi upah, bisa jadi Indonesia diuntungkan. Setahun lalu, Numbeo pengoleksi data internet melansir upah di 10 negara ASEAN. Hasilnya, Indonesia ada di posisi 8, dengan upah Rp3,67 juta sebulan. Di bawah Indonesia, ada Kamboja dengan upah Rp2,52 juta, dan Laos Rp2,12 juta. Tiga tempat teratas diduduki Singapura (Rp35,8 juta), Brunei (Rp16,26 juta), dan Malaysia (Rp11,87 juta).

Februari lalu, Komisi Nasional Produktivitas dan Upah, Filipina juga merilis data upah buruh terbaru. Namun mereka hanya mengeluarkan data dari tujuh Negara ASEAN. Singapura, Malaysia dan Brunei tak ada dalam daftar. Hasilnya, upah terendah Indonesia ada di peringkat enam, setingkat di atas Myanmar.

Myanmar, gaji bulanannya setara Rp1,12 juta. Sementara gaji buruh di Indonesia di kisaran Indonesia Rp1,12 juta - Rp3,17 juta. Buruh di Vietnam digaji antara Rp1,47 juta-Rp2,14 juta. Sedangkan di Laos, upah bulanan buruh mencapai Rp1,51 juta. Kamboja upahnya lebih besar, Rp1,91 juta. Kisaran gaji bulanan buruh di Filipina lebih baik, Rp2,3-Rp4,25 juta. Gaji buruh bulanan di Thailand paling besar, setara Rp3,43 juta.

Jika dibuat standar, maka negara dengan upah buruh di papan bawah seperti Indonesia akan diuntungkan. Dengan posisi upah buruh sekarang, kemungkinan standar upah buruh Indonesia akan naik. Jika dinaikkan, maka bisa menguntungkan buruh. Namun banyak perusahaan harus menaikkan ongkos untuk tenaga kerja.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...na-yang-untung

---

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
13.5K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan