Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

japanlistAvatar border
TS
japanlist
Tisu Saku, Trik Pemasaran Unik Ala Jepang
Salah satu hal unik di Jepang adalah cara perusahaan ataupun pelaku usaha di sana dalam memasarkan produk mereka. Berbeda dengan di Indonesia yang umumnya memasarkan atau mengiklankan produknya melalui brosur atau pamflet yang dibagikan kepada para pejalan kaki, di Jepang mereka justru membagikan tisu saku gratis untuk memasarkan produk atau jasa mereka. Metode pemasaran dengan tisu saku adalah cara yang sangat umum digunakan dalam trik pemasaran Jepang. Biasanya di dalam tisu saku yang dibagikan sudah diselipkan brosur atau profil perusahaan sudah tercetak langsung di bungkus tisu. Cara tersebut dianggap sangat efektif untuk menyampaikan informasi perusahaan secara langsung ke tangan konsumen. Konsumen juga untung karena mendapat bonus tisu saku gratis. Asyik, kan?


Spoiler for Tisu:


Metode pemasaran tisu saku dimulai pertama kali pada akhir 1960-an. Hiroshi Mori, pendiri produsen produk kertas yang bernama Meisei Industrial Co. di Prefektur Kochi, memikirkan cara untuk mengembangkan usahanya lebih luas lagi. Pada saat itu metode pemasaran yang paling populer adalah dengan memberikan sekotak korek api. Cara tersebut sering digunakan oleh pihak bank untuk diberikan kepada nasabahnya. Korek api yang diberikan kemudian digunakan oleh para wanita untuk memasak. Mori kemudian berpikir bahwa tisu bisa lebih menarik menarik konsumen dibanding korek api. Dia pun mengembangkan alat untuk membuat tisu mudah dibawa ke mana-mana dengan ukuran yang bisa digenggam oleh tangan. Dari ide tersebut terciptalah produk tisu saku sebagai media iklan, bukan produk untuk dijual.

Spoiler for ini contohnya:


Seperti yang sudah disebutkan di atas, banyak keuntungan yang didapat dari metode pemasaran, salah satunya adalah ketepatan sasaran produk atau jasa yang ditawarkan langsung ke tangan konsumen. Menurut sebuah survei internet yang dilakukan oleh Marsh Research kepada lebih dari 100.000 orang di Jepang, sebanyak 76% dari jumlah orang yang disurvei mengaku menerima tisu saku gratis yang diberikan. Jumlah ini lebih tinggi daripada menggunakan metode pamflet atau brosur.


Spoiler for ini contohnya:


Keuntungan lain dari metode pemasaran ini adalah tisu saku akan “memaksa” konsumen untuk terus melihat iklan pada tisu saku. Kalaupun tidak, minimal mereka akan meliriknya. Biasanya mereka berharap untuk menemukan kupon atau penawaran menarik dalam kemasan tisu saku. Hal ini secara tidak langsung akan membuat konsumen hapal dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Hmm, pintar juga, ya!


Spoiler for ini yang nawarin tisunya:


Alasan terakhir kenapa metode tisu saku sangat populer di Jepang adalah karena harganya yang murah meriah. Tanpa harus mengeluarkan banyak uang untuk beriklan seperti memasang iklan di TV, radio, surat kabar, atau media lainnya, pesan produk atau jasa yang ditawarkan bisa sampai langsung ke tangan konsumen. Kalau kalian sedang butuh tisu, kalian bisa kok menghampiri orang yang bertugas membagi-bagikan tisu saku untuk meminta tisunya. Jangan khawatir, walau tidak ditawari, justru mereka malah dengan senang hati akan memberikan kalian tisu, lho! Karena itu tandanya stok tisu saku yang harus mereka bagikan akan cepat berkurang.

Hmm, bagaimana kalau metode pemasaran tisu saku ini diterapkan di Indonesia juga, ya?

Apa menurut agan akan berhasil?

SUMBER
Like Facebook Kami
Follow Twitter Kami
Follow G+ Kami
Kunjungi Web Kami untuk Info Menarik
0
2.6K
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan