BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Jakarta, salah satu kota dengan pengelolaan air terburuk 2016

Petugas menguras air banjir dengan mesin pompa yang membanjiri pemukiman tepi Sungai Ciliwung, Kampung Pulo, Jakarta Timur, Kamis (21/4). Jakarta merupakan salah satu kota dengan Indeks Air Berkelanjutan terbawah. Dari 50 kota terkemuka di dunia, Jakarta ada di posisi 47.
World Economic Forum menetapkan krisis air sebagai hal paling vital untuk sektor kehidupan dan ekonomi. Jika rusak, air dinilai sebagai barang yang memiliki dampak terbesar terhadap ekonomi, lingkungan dan manusia. John Batten, Direktur Global Water and Cities menilai, kota yang mampu mengelola air mereka dengan kreatif dan hati-hati akan menjadi kota yang lebih layak hidup, aman dan mempunyai daya saing.

Arcadis, sebuah firma konsultan dan desain lingkungan menelorkan Indeks Kota dengan Keberlanjutan Air (Sustainable Cities Water Index).

Mereka mengukur bagaimana 50 kota terkemuka di dunia mengelola air mereka. Indeks ini mengukur bagaimana sebuah kota memanfaatkan air mereka untuk keuntungan jangka panjang. Meliputi bagaimana sebuah kota mengelola air untuk menarik peluang bisnis, memenuhi kebutuhan warganya hingga menggenjot pertumbuhan ekonomi. Juga bagaimana air memberikan rasa aman, mudah diakses, terlindungi dari polusi dan dapat diandalkan untuk sanitasi.

Laporan mereka menemukan bagaimana kota-kota di Eropa unggul dalam mengelola air untuk keberlanjutan mereka. Kota Rotterdam, Kopenhagen dan Amsterdam menjadi tiga kota terbaik.

Ada tiga elemen yang diukur dalam indeks ini. Yakni ketahanan, efektivitas dan kualitas.

Elemen Ketahanan ini mengukur kesiapan sebuah kota menghadapi kelangkaan dan kelebihan air. Termasuk juga ketahanannya menghadapi banjir dan bencana karena perubahan iklim, erosi, penurunan tanah hingga urbanisasi. Dalam urusan Ketahanan, Jakarta ada di posisi 38.

Elemen Efektivitas mengukur bagaimana sebuah kota mengelola suplai airnya. Air yang bersih adalah sumber daya berharga untuk kesehatan dan kehidupan. Maka, elemen ini penting bagi sebuah kota untuk melayani, memproduksi dan mendistribusikan air buat warganya. Salah satu ukuran sederhana adalah tingkat kebocoran dalam pelayanan air. Dalam ihwal Efektivitas, Jakarta ada di peringkat 46.

Elemen ini mengukur bagaimana sebuah kota menyediakan suplai air bersih dan sehat buat warganya. Ukuran ini penting karena kualitas air dan sanitasi menentukan tingkat kompetitif sebuah kota. Kota-kota negara maju sudah bisa mencapainya. Namun di negara-negara berkembang, elemen ini masih jadi tantangan besar. Jakarta ada di posisi 45 untuk urusan suplai air bersih ini.

Jika ketiga Elemen digabungkan, Jakarta ada di posisi 47. Masih kalah dibanding dengan dua kota di Benua Afrika, Nairobi dan Johannesburg.

Sustainable Cities Water Index
Peringkat ini lebih buruk dari pada posisi tahun lalu. Pada 2015, secara umum Jakarta duduk di posisi 45. Hanya saja, Indeks tahun lalu disusun dengan komponen yang berbeda, planet, penduduk dan profit. Dalam kaitannya dengan penduduk, Jakarta di posisi 44. Dalam urusan profit, Ibu Kota duduk di nomor 43. Sedangkan dalam hubungannya keramahannya dengan planet bumi, Jakarta ada di urutan 38.


Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...-terburuk-2016

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Sungguhkah Indonesia alami krisis insinyur?

- Jakarta peringkat ke-47 Future-Ready Economies

- 10 negara yang menjadi surga bagi para pekerja

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
41.7K
289
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan