- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Fresh Graduate jurusan Akuntansi ? Ini dia tips interviewnya
TS
eas9608
Fresh Graduate jurusan Akuntansi ? Ini dia tips interviewnya
Selamat Datang di Thread Ane gan
Quote:
Menghadapi interview kerja pertama kalinya, gampang-gampang susah (atau susah-susah gampang). Terlebih-lebih untuk posisi akuntansi keuangan.
Gampangnya karena tidak ada teori selain hal-hal yang sifatnya common-sense macam “lakukan eye-contact, jabat tangan interviewer dengan penuh rasa percaya diri, bal bla bla bla…..” Dan susahnya karena sampai saat ini saya meyakini tidak ada satu formulapun yang bisa diberlakukan untuk semua orang dalam segala kondisi.
Adapun tips yang TS share melalui tulisan ini, tujuannya bukan mengubah seseorang yang unqualified menjadi ‘seolah-olah’ qualified. Melainkan upaya-upaya sederhana yang bisa mencegah seseorang yang qualified menjadi terlihat ‘seolah-olah’ unqualified akibat sikap atau ucapan yang tidak pas dalam interview kerja, khusus untuk posisi akuntansi-keuangan.
Sebelum masuk ke hal-hal yang lebih detail, ada satu hal yang penting untuk diketahui namun sering disepelekan oleh job-seeker, termasuk oleh mereka yang melamar posisi di bagian akuntansi-keuangan, yaitu: tujuan melamar pekerjaan.
Gampangnya karena tidak ada teori selain hal-hal yang sifatnya common-sense macam “lakukan eye-contact, jabat tangan interviewer dengan penuh rasa percaya diri, bal bla bla bla…..” Dan susahnya karena sampai saat ini saya meyakini tidak ada satu formulapun yang bisa diberlakukan untuk semua orang dalam segala kondisi.
Adapun tips yang TS share melalui tulisan ini, tujuannya bukan mengubah seseorang yang unqualified menjadi ‘seolah-olah’ qualified. Melainkan upaya-upaya sederhana yang bisa mencegah seseorang yang qualified menjadi terlihat ‘seolah-olah’ unqualified akibat sikap atau ucapan yang tidak pas dalam interview kerja, khusus untuk posisi akuntansi-keuangan.
Sebelum masuk ke hal-hal yang lebih detail, ada satu hal yang penting untuk diketahui namun sering disepelekan oleh job-seeker, termasuk oleh mereka yang melamar posisi di bagian akuntansi-keuangan, yaitu: tujuan melamar pekerjaan.
Spoiler for 1:
Jangan 'Jual Diri' dengan Harga Murah
Di era digital sekarang, curhat tergolong aktivitas yang paling digemari di media sosial. Diantara banyaknya hal yang biasa dicurhatkan, salah satunya adalah keluhan tentang pekerjaan.
Sesekali mengeluhkan tentang pekerjaan, saya pikir, sangat manusiawi—‘hak segala bangsa’ shit can be happened to anybody. Tetapi menjadi tak wajar bila dilakukan berkali-kali. Sudah pasti ada yang “tak beres” dalam profesi yang dijalani. Pertanyaannya: Mengapa ada beberapa orang yang nampak begitu getol mengeluh tentang pekerjaan? Apa yang salah di dunia kerja mereka?
Sudah pasti ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang menjadi merasa tidak puas terhadap pekerjaan/profesi yang dijalaninya. Salah satunya, menurut saya, disebabkan oleh perilaku “jual-diri dengan harga murah” menjual keahlian dan kompetensi dengan harga murah, yang penting laku. Berorientasi jangka pendek.
Tak ada yang salah dengan prinsip itu—terlebih-lebih untuk kita di Indonesia di mana mencari pekerjaan adalah tantangan tersendiri. Saya bisa mengerti. Tetapi perlu disadari prinsip “yang penting kerja” ini bisa menjadi jebakan, terutama bagi kita yang memiliki kompetensi khusus akuntansi dan keuangan.
Diawali dengan pemikiran “ah yang penting kerja dulu, nanti bisa cari pekerjaan yang lebih sesuai, sambil jalan,” apa yang terjadi selanjutnya?
Spoiler for What next ?:
- Tiga bulan pertama (probation period), waktu habis untuk orientasi dan penyesuaian diri.
- Tahun pertama, waktu habis untuk memperbaiki kualitas pekerjaan.
- Dua tahunpun berlalu tanpa terasa.
- Di tahun ketiga, mungkin mulai ‘ngeh’ dengan tujuan awal, yakni pekerjaan yang sedang dijalani sekarang awalnya hanya dimaksudkan sebagai ‘batu locatan.’ Namun himpitan rutinitas membuat ruang untuk pindah kerja menjadi sangat sempit.
- Empat hingga lima tahun waktu berlalu dengan cepat.
Setelah itu, apakah anda masih yakin mampu melakukan pekerjaan akuntansi-keuangan? Bukannya mustahil, tetapi diperlukan kemauan usaha dan tekad yang ekstra untuk bisa kembali ke disiplin ilmu semula (akuntansi keuangan).
Don’t sell yourself short! Jika tidak yakin dengan posisi yang anda lamar, cari tahu hingga mendapat keyakinan yang anda butuhkan. Jika masih tidak yakin juga, sebaiknya dipertimbangkan kembali. Jika sudah yakin, silahkan. Tetapi, sudahkah anda tahu siapa yang akan anda hadapi saat interview nanti?
Spoiler for 2:
Siapa yang Akan Anda Hadapi dalam Proses Interview Kerja
Bagi pelamar yang belum berpengalaman, mereka berpikir bahwa yang akan mereka temui nanti sudah pasti “orang Personalia (HRD).”
Tidak salah memang, tetapi juga tidak sepenuhnya benar.
Yang melakukan pemeriksaan awal (screening) terhadap Surat Lamaran dan Riwayat Hidup, IYA, orang HRD. Yang mengirimkan interview-invitation juga, IYA, orang HRD. Yang menyapa dan mempersilahkan anda duduk ketika tiba di lokasi interview juga, IYA, orang HRD.
Lalu, yang melakukan interview?
Sebagian besar perusahaan, dalam proses recruitment pegawai, melakukan dua sesi interview entah di kesempatan yang sama atau berbeda. Tetapi tidak sedikit juga yang melakukan satu kali interview saja. Tergantung skala perusahaan, bagian dan posisi/level yang akan diisi.
Disamping melakukan screening dan mengatur proses recruitment (dari pasang iklan hingga training), HRD Manager biasanya hanya melakukan interview awal untuk memastikan apakah anda memenuhi qualifikasi dasar yang dibutuhankan atau tidak. Sedangkan yang memutuskan apakah anda diterima bekerja atau tidak, adalah manajer bagian yang akan menjadi atasan anda langsung biasa disebut “Hiring Manager”. Dalam hal ini adalah Chief Accountant atau Financial Manager.
Sehingga, anda harus siap untuk menghadapi 2 orang interviewer, dengan karakter, mindset dan tingkat kepentingan yang berbeda. Bagaimana menghadapi mereka?
Mari kita bahas satu-satu
Spoiler for HRD Manager:
Interview dengan HRD Manager
Orang HRD, termasuk HRD Manager, di satu sisi mereka berkepentingan untuk mensukseskan hajatan recruitment secara keseluruhan, di sisi lain mereka adalah intermediary, yakni: orang yang ada diantara anda (sebagai kandidat)-DAN- hiring manager (calon atasan) yang mempekerjakan anda.
Gagal memahami keunikan posisi HRD di atas (banyak terjadi), bisa membuat seorang kandidat gagal dalam interview. Konkretnya, sbb:
1. Kandidat yang tidak tahu persis posisi HRD sebagai intermediary, bisa terjebak dengan menghabiskan fokus pada sesi interview awal oleh HRD Manager. Seteleh menunggu antrean yang bisa jadi cukup panjang, level stamina-antusias-dan-fokus kandidat terkuras lalu menurun drastis ketika berhadapan dengan Hiring Manager—sesi interview yang menjadi penentu akhir.
2. Kandidat yang tahu persis posisi HRD, juga bisa terjebak. Mengetahui HRD sebagai intermediary (bukan penentu akhir) bisa jadi membuat kandidat ogah-ogahan dan cenderung menyepelekan ketika menjalani sesi interview awal dengan HRD. Mereka lupa kalau HRD adalah screener yang berfungsi untuk memilah-milah kandidat mana yang akan diajukan ke Hiring Manager dan kandidat mana yang dianggap tidak layak. Anda dipastikan gagal begitu surat lamaran anda dibuang ke tong sampah oleh HRD.
Buatlah tugas mereka (HRD) menjadi lebih mudah dan bisa berjalan dengan lancar, hargai territory dan otoritas mereka. Konkretnya: tunjukan daya tarik alamiah anda dengan cara menghargai mereka secara tulus. Saat mereka bicara perhatikan dan ikuti dengan seksama jangan sekali-kali menunjukan sinyal menyepelekan.
Secara keseluruhan, strategi utama anda dalam menghadapi interview awal (dengan HRD) adalah memberi keyakinan bahwa, anda tidak akan mempermalukan jika diloloskan ke sesi interview berikutnya. Ada 3 hal yang harus anda tunjukan untuk meyakinkan HRD mengenai hal ini:
1. Anda memang memiliki qualifikasi yang cukup untuk bisa menjalankan pekerjaan yang anda lamar.
2. Anda memang sungguh-sungguh menginginkan pekerjaan yang anda lamar (ingat: anda hanya melamar untuk posisi yang memang anda inginkan—don’t sell yourself short!).
3. Untuk mensukseskan pekerjaan yang akan diberikan, anda siap bekerjasama dengan siapa saja, termasuk HRD.
Sepanjang tidak membuat mereka tersinggung dan bisa meyakinkan mereka untuk ketiga hal itu, saya yakin anda akan lolos ke sesi berikutnya, yaitu: interview dengan Hiring Manager (Chief Accountant atau Financial Manager) orang yang paling menentukan apakah anda diterima bekerja atau tidak.
Spoiler for Hiring Manager:
Interview Dengan Hiring Manager
Ketika sampai pada sesi ini, maka saya mengasumsikan anda memang memiliki kualifikasi untuk menjalankan pekerjaan yang anda lamar, dan memiliki attitude yang bisa diterima dalam lingkungan perusahaan.
Esensi dari interview di sesi ini adalah: memastikan bahwa kandidat yang direkomendasikan oleh HRD memang sudah sesuai.
Sehingga, sepanjang anda memiliki kualifikasi yang sesuai dan kemampuan berkomunikasi yang cukup, mestinya anda tidak mengalami kesulitan yang serius di sesi ini.
Akan tetapi, ada satu faktor-X (di luar qualified-atau-unqualified) yang sangat berperan dalam menentukan apakah hiring manager akan memilih anda atau kandidat lain. Sayangnya, “faktor-X” ini sulit diukur dan cenderung subyektif, thus nyaris tidak ada resep pasti untuk mengatasi faktor ini.
Saya menyebutnya dengan faktor “KLIK”—faktor yang mungkin bisa dideskripsikan sebagai: kecocokan ‘chemistry’ antara hiring manager dengan anda sebagai kandidat bawahannya. Yang namanya ‘chemistry’ sudah pasti unik, kompleks dan abstrak.
Menurut saya pribadi (baik sebagai orang yang pernah menjadi kandidat pegawai maupun sebagai orang yang pernah menjadi hiring manager), faktor “klik” ini adalah penentu akhir setelah hal-hal teknis sehubungan dengan capability dan kualifikasi.
“Adakah cara agar saya bisa klik dengan hiring manager?” mungkin anda berpikir demikian.
Pertanyaan ini mirip dengan “adakah cara agar orang yang paling saya inginkan jatuh cinta kepada saya?”
Jawaban: TIDAK ADA.
Tetapi bisa saya gambarkan, proses ini mirip seperti sepasang pria dan wanita yang sedang menjalani “quick date” karena kebelet harus memiliki pasangan hidup secepatnya (mungkin tuntutan usia?). Tak banyak yang bisa diperbuat; anda dan hiring manager hanya bisa menjalaninya, sambil berusaha untuk saling mengenal dalam waktu yang singkat.
Diubah oleh eas9608 12-05-2016 13:59
0
12.2K
Kutip
35
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan