Quote:
Wuhan - Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari terhenti di semifinal Kejuaraan Bulutangkis Asia 2016. Tapi perjuangan keras ganda putri Indonesia itu tetap diapresiasi.
Greysia/Nitya kalah 21-13, 19-21 dan 22-24 ketika bertarung dengan pasangan ganda putri Jepang Naoko Fukuman/Kurumi Yonao, di partai semifinal, Sabtu (30/4/2016). Partai itu berjalan sangat alot dengan durasi 161 menit alias 2 jam 41 menit.
"Perjuangan Greysia/Nitya sudah sangat luar biasa. Bertanding selama dua jam empat puluh satu menit, bukanlah hal yang mudah karena lawan Jepang yang ini juga benar-benar tahan," kata Manajer Tim Indonesia Ricky Soebagdja dalam rilis pers Tim Humas Dan Social Media PP PBSI.
"Mereka kemarin main juga sampai hampir dua jam. Mereka nggak gampang mati dan nggak gampang membuat kesalahan sendiri. Secara keseluruhan, mereka sudah main dengan maksimal," lanjutnya.
Greysia/Nitya relatif pegang kendali di game pertama, walaupun sejumlah duel reli panjang dalam perebutan poin acapkali terjadi. Situasi berbalik di game dua dan pasangan Jepang pun mampu menyamakan kedudukan.
Pada game penentu Greysia/Nitya sempat dalam posisi unggul. Tapi lawannya pun tidak tinggal diam. Duel alot pun terjadi, dengan keempatnya beberapa kali harus jatuh bangun di atas lapangan untuk memperjuangkan angka.
"Main lawan mereka memang harus siap capek. Karena nggak gampang mati juga di lapangan. Kami nggak boleh lengah sedikit pun," ujar Nitya.
Dua pasangan ini sudah pernah enam kali berhadapan. Sebelumnya, Greysia/Nitya menang di lima pertemuan, dan kalah satu kali pada All England 2016 lalu. Pertemuan terakhir mereka terjadi di Malaysia Open 2016 lalu. Saat itu Greysia/Nitya menang 21-18 dan 21-6 dari Naoko/Kurumi.
"Usaha yang luar biasa dari Greysia/Nitya. Untuk ke depannya ini bisa menjadi modal mereka untuk lebih baik lagi," ucap Ketua Umum PP PBSI Gita Wirjawan.
Code:
http://sport.detik.com/read/2016/04/30/214619/3200660/79/kalah-setelah-berjuang-161-menit-greysia-nitya-tetap-dipuji
kuat bener staminanya, sayang sekali kalah
2.5 jam lebih, anjlok dengkul ini mah