qbadoqAvatar border
TS
qbadoq
Bangga! Dalang Cilik yang Melestarikan Budaya Indonesia
Di saat anak-anak seusianya berlomba-lomba untuk menjadi sekeren Captain America atau Ironman, Harlindar Mukti Prakosa, anak berusia 8 tahun ini lebih mencintai Pandawa dan Ramasinta dibandingkan mengidolakan tokoh-tokoh asal Amerika Serikat itu.


Proses regenerasi dalang wayang kulit terus dilakukan para penggiat seni pedalangan di Ibu Kota. Dukungan yang besar dari orang tua kepada anaknya yang ingin belajar wayang menjadi modal utama proses regenerasi itu.


Gann ada nih anak kecil jaman sekarang yang lebih suka sama tokoh-tokoh wayang seperti Pandawa dan Ramasinta dibandingkan suka sama tokoh-tokoh asal Amerika Serikat kayak Batman, Superman, atau Captain America. Nama anak ini adalah Harli. Bukan hanya mengidolakan tokoh wayang, bocah berusia 8 tahun ini juga merupakan seorang dalang yang piawai memainkan wayang tersebut. Tangan kecilnya kerap kali lincah dan handal memainkan wayang yang ukurannya hampir setengah tubuhnya itu demi menghibur masyarakat. Mulutnya ikut komat-kamit mendendang Suluk Patet Nem (semacam puisi atau sajak dalam pewayangan) dengan suaranya yang melingking khas anak-anak.

Hampir setiap hari Harli bersinggungan dengan wayang yang ia sayangi itu. Ayahnya berujar kalau Harli sudah menyukai wayang sejak umurnya masih 4,5 tahun. Awal mula dirinya mencintai dunia wayang saat ia tidak sengaja menonton rekaman wayang kulit milik pamannya. Ditengah badai serangan jagoan-jagoan dari Amerika Serikat, ternyata kita masih punya angin segar seperti Harli yang masih mau mencintai akar budaya tradisional Indonesia.


Harlindar Mukti Prakosa (8), bermain wayang kulit di rumahnya di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, Banten. Bagi sebagian anak seusia Harly, wayang bukanlah sebuah permainan yang populer, apalagi di Ibu Kota yang multikultur.

Arus modernisasi yang kencang serta pengaruh budaya luar yang semakin kuat terkadang budaya tradisional kurang diminati oleh anak muda dan anak-anak. Tetapi ternyata masih banyak orang hebat yang berani melawan arus untuk tetap berupaya mewariskan budaya tradisional kepada generasi selanjutnya. Berkat upaya mereka ini, proses transfer budaya bisa terlaksana di Ibu Kota yang terkenal akan multikulturalismenya. Buat anak-anak yang lahir di Jakarta, belajar pewayangan berarti harus belajar ekstra, karena mereka harus beljar lagi Bahasa Jawa yang yang tidak biasa mereka pakai untuk percakapan sehari-hari. Dan juga mereka harus mengenal dan belajar cerita serta tokoh pewayangan tersebut.


Proses panjang perlu dijalani untuk menjadi seorang dalang. Banyak ketrampilan dan pengetahuan baik teknis maupun maupun terori yang harus dikuasai. Artinya, tidak mudah menjadi seorang dalang, tidak dapat di ukur dengan hanya setahun dua tahun belajar atau kursus.

Memang di Jakarta ini sudah sulit sekali ditemukan sanggar yang khusus untuk mendidik anak-anak menjadi dalang, namun ada satu sanggar bernama Nirmala Sari yang masih eksis dan bersemangat mendidik anak-anak untuk menjadi dalang. Ki Asman yang menjadi pengajar dalam sanggar tersebut mengungkapkan bahwa materi yang diajarkan kepada anak-anak disesuaikan dengan psikologi mereka. Untuk anak usia 5-7 tahun diperkenalkan silsilah wayang, cara memainkan wayang dan lakon-lakon pendek yang disesuaikan dengan sifat, watak, dan karakter wayang.


Pujo Winarto memberikan pelajaran pedalangan kepada anggota sanggar Nirmala Sari setiap akhir pekan. Sanggar Nirmalasari asuhan Ki Asman Hadi Prayitno merupakan satu-satunya sanggar di Ibu Kota yang secara reguler memberikan pelajaran pedalangan khusus anak.

Menurut ayahnya, Wayang adalah dunia masa depan Harli. Selain itu, Harli memiliki cita-cita untuk mendalang di depan khalayak dengan menggunakan Bahasa Inggris.

Memang sudah selayaknya kalau budaya tradisional asli Indonesia seperti wayang ini dilestarikan dan diajarkan kepada generasi-generasi muda Indonesia. Seperti Wayang ini memiliki berbagai prinsip yang sebenernya sangat baik untuk diterapkan oleh masyarakat, misalnya wayang menekankan rasa estetika, rasa hormat, dam rasa sayang terhadap makhluk jidup. Selain itu, wayang juga menumbuhkan semangat, dan perjuangan meraih cita-cita.

Ayo lestarikan budaya Indonesia emoticon-I Love Indonesia


Perjalanan menjadi seorang dalang bagi anak-anak cukup panjang. Tidak bisa ditempuh hanya dalam satu atau dua tahun tapi bertahun-tahun. Seorang dalang hebat lahir dari perpaduan niat, usaha dan tekad yang kuat untuk mewujudkannya.

Quote:
0
24.9K
191
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan