Jakarta - Lima orang nelayan membawa ikan-ikan untuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai bukti masih ada ikan di Teluk Jakarta. Namun Ahok tak percaya begitu saja. Menurutnya, ikan itu bukan berasal dari Teluk Jakarta.
"Ikan itu ditangkap di Karimata dekat Belitung kok. Anda kasih tahu, rata-rata ikan di Jakarta berasal dari Belitung, Kalimantan, Natuna," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (19/4/2016).
(Baca juga: Nelayan Bawa Ikan dari Teluk Jakarta untuk Ahok di Balai Kota)
Ahok hanya sedikit menggelengkan kepala saat ditanya apakah bersedia menyantap olahan ikan yang dibawa ke Balai Kota itu. Menurut dia, laut Teluk Jakarta telah tercemar sejak sebelum reklamasi. Aliran 13 sungai yang bermuara ke sana sudah tercemar kandungan racun industrial.
"Sebelum reklamasi, Teluk Jakarta sudah terkontaminasi belum oleh pabrik-pabrik? Jadi bayangkan, 13 sungai bermuara di Teluk Jakarta. Ada enggak pengolahan limbah dari dulu sampai sekarang? Hampir enggak ada. Ini lebih banyak ke politik (aksi demonstrasi)," kata Ahok.
Meski begitu, Ahok mempersilakan saja unjuk rasa semacam itu dilakukan. Mau memberi ikan-pun juga boleh. "Yang mau demo, demo saja lah," kata dia.
Dia menyatakan sudah mengantongi laporan intel soal berapa orang yang asli nelayan sebagai peserta aksi. Memang, sebagian dari mereka juga benar-benar nelayan Jakarta. Namun Ahok curiga ada pula orang bukan nelayan yang ikut memprotes reklamasi.
"Pasti ada nelayan. Tapi nelayan ada berapa? Nelayan kebanyakan juga pendatang kok. Kamu lihat saja di Muara Baru, Muara Angke, di Cakung Drain, di Cilincing, itu lebih banyak orang Indramayu, dari Tegal. Ya saya enggak mengatakan enggak ada nelayan, tapi porsinya berapa banyak?" kata Ahok.
http://news.detik.com/berita/3191758...i-belitung-kok
update
Ahok: Kenapa yang Diributkan Cuma Agung Podomoro dan Agung Sedayu?
JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mempertanyakan sikap perhimpunan nelayan dan aktivis lingkungan yang menolak reklamasi 17 pulau di Jakarta. Sebab, ia menilai yang sejauh ini diprotes hanya pulau reklamasi garapan PT Agung Sedayu Group dan Agung Podomoro Land.
Padahal, kata dia, masih ada pulau-pulau reklamasi lainnya yang digarap oleh pengembang selain PT Agung Sedayu Group dan Agung Podomoro Land.
"Kenapa sih reklamasi yang diributin cuma Agung Sedayu dan Agung podomoro. Yang Jakpro enggak ribut, Ancol, MKY enggak ribut," kata dia di Balai Kota, Selasa (19/4/2016).
Tidak hanya itu, Ahok juga mempertanyakan tidak adanya aksi penolakan terhadap proyek reklamasi saat gubernur terdahulu, Fauzi Bowo atau Foke menerbitkan izin pelaksanaan untuk Pulau C dan D pada 2012.
"Pernah enggak mereka protes dari zaman dulu? Izin dikeluarkan dari Pak Foke banyak pulau," ujar dia. (Baca: Pak Ahok, untuk Siapa Reklamasi Pantai Jakarta?)
Ahok tak mau berspekulasi dengan menghubungkan aksi nelayan dengan pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI 2017. Ia justru lebih meyakini aksi tersebut berhubungan dengan tertangkapnya Ketua Komisi D DPRD DKI Mohamad Sanusi dalam operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) usai menerima suap dari PT Agung Podomoro Land, beberapa pekan silam.
"Aneh, kenapa reklamasi pulau lain mereka tidak pernah nyerang, hanya nyerang Agung Sedayu dan Agung Podomoro. Pada saat yang sama DPRD ketangkap minta duit melulu ke Podomoro. Saya juga bingung," ucap Ahok. (Baca: Pluit City Berencana Bangun 1.000 Unit Rumah di Pulau Reklamasi)
http://megapolitan.kompas.com/read/2....Agung.Sedayu.