MASIH LAKU | Meskipun tergerus dengan ponsel pintar, namun masih ada tempat bagi ponsel fitur di masyarakat
Kala ponsel pintar sudah jamak dan konektivitas internet telah mencapai generasi empat, masih ada sebagian orang, termasuk di Indonesia, yang lebih memilih untuk menggunakan ponsel biasa, yang juga dikenal dengan sebutan ponsel fitur.

Ada beragam alasan mengapa mereka bergeming saat ditawari ponsel pintar dan lebih memilih setia kepada ponsel yang, meminjam istilah anak masa kini, "jadul" itu. Beberapa di antara alasan-alasan tersebut adalah:

1. Tak suka

Beberapa orang menyatakan tidak suka dengan konsep ponsel karena dianggap mengganggu kehidupan sosial di dunia nyata. Namun, karena kebutuhan dan dorongan lingkungan, mereka terpaksa menggunakan ponsel tetapi membatasi hanya pada ponsel biasa.

"Asal bisa menelpon, menerima panggilan, dan SMS (pesan singkat)," biasanya menjadi jawaban mereka saat ditanya.

2. Mahal

Meski sudah banyak beredar ponsel pintar yang disebut berkategori "kelas pemula" --karena berfitur sederhana dan harga relatif murah--, masih banyak orang yang kesulitan menjangkaunya. Oleh karena itu mereka lebih memprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan lain daripada membeli ponsel pintar.

3. Baterai ponsel biasa lebih tahan lama

Karena tidak menggunakan rangkaian perangkat keras yang menyita daya, seperti cip, layar, dan konektivitas internet berkesinambungan, ponsel biasa lebih irit menggunakan daya. Baterai ponsel biasa bisa bertahan hingga berhari-hari, saat baterai ponsel pintar rata-rata hanya bertahan sekitar 12 jam.

4. Masih suka tombol fisik

Tidak semua orang suka menggunakan ponsel layar sentuh dan tombol fisik QWERTY yang padat dan berhimpitan. Mayoritas ponsel biasa masih mengusung desain tombol layaknya telepon rumah sehingga lebih sederhana pengoperasiannya.


Sumber : https://beritagar.id/artikel/infogra...ada-peminatnya

---

Baca juga dari kategori INFOGRAFIK :

- Smartphone pendamping pekerja yang sering dinas luar kota

- Tips memilih smartphone yang cocok untuk pekerja muda

- Inilah alasan USB C belum tepat untuk diadaptasi sekarang