Buat yang pernah kuliah di UGM dan sering main ke klaster kampus humaniora, pasti tidak ada yang tidak kenal kantin 'Bonbin'. Kantin legendaris ini sudah sejak lama menyediakan asupan para mahasiswa yang hidup di lingkungan sekitar fakultas ilmu budaya. Tapi sayang, kantin ini akan ditutup dan mendapat tentangan keras dari para mahasiswanya. Menurut pihak rektorat, kantin ini akan ditutup dan lokasinya akan diganti menjadi gardu listrik. Para mahasiswa pun mengeluhkan kekesalan dengan menulis unek-uneknya di sekitar tembok bonbin.
Jangan lupa rate ++ supaya bonbin ga jadi digusur )
Spoiler for Kembalikan Kantin Kami:
Spoiler for Kembalikan Kantin Kami:
Spoiler for Kembalikan Kantin Kami:
Spoiler for Kembalikan Kantin Kami:
Spoiler for Kembalikan Kantin Kami:
Spoiler for Kembalikan Kantin Kami:
Spoiler for Kembalikan Kantin Kami:
Spoiler for Kembalikan Kantin Kami:
Spoiler for Kembalikan Kantin Kami:
Spoiler for Kembalikan Kantin Kami:
Foto-foto ini dicomot tanpa ijin dari fesbuknya [URL="https://www.S E N S O Rt=a.10154114317153620.1073741840.693498619&type=3"]Edwin Maulana[/URL]
Salah satu penentang ditutupnya kantin ini adalah Dewan Mahasiswa Fisipol UGM, berikut pernyataannya:
Spoiler for DI BALIK TUTUPNYA KANTIN BONBIN – SEBUAH PENGANTAR (Jilid 1):
DI BALIK TUTUPNYA KANTIN BONBIN – SEBUAH PENGANTAR (Jilid 1)
DEWAN MAHASISWA FISIPOL UGM·7 APRIL 2016
Kita mungkin hari ini bertanya-tanya, ada apa gerangan sehingga Bonbin harus tutup? Berbagai kabar dan isupun beredar, ada yang berkata bahwa Bonbin tutup karena perintah Rektorat, ada pula yang berkata bahwa tutupnya Bonbin hari ini adalah kemauan pedagang Bonbin sendiri. Lantas mana yang benar?
Dalam rilis berjilid ini, kami akan mencoba menjelaskan kronologi mengapa Bonbin hari ini musti tutup.
Bonbin tutup sebagai respon atas SURAT PERINGATAN 1 yang dikirimkan pihak Rektorat UGM kepada pedagang Bonbin pada tanggal 6 April 2016 – kemarin sore.
Adapun Surat Peringatan tersebut berisi mengenai PERINGATAN—jika tidak ingin menyebutnya ‘pemaksaan’—kepada pedagang untuk tidak melakukan kegiatan berdagang di lokasi kantin Bonbin. Pedagang juga diminta memindahkan barang-barang miliknya ke luar lokasi kantin Bonbin.
Di samping itu, pihak Rektorat UGM menekan bahwa pedagang yang masih ingin melakukan usaha di wilayah UGM diminta untuk menandatangani surat pernyataan yang harus dikembalikan ke DPPA paling lambat tanggal, 22 April 2016. Itu artinya 14 hari lagi Bonbin harus angkat kaki dan memilih diantara dua pilihan: pindah ke PUJALE atau tidak lagi berdagang di wilayah UGM sama sekali. Tidak hanya itu, pedagang baru boleh menempati PUJALE apabila memenuhi kriteria yang dibuat oleh pengelola kantin.
Atas datangnya surat tersebut maka pedagang dan mahasiswa memutuskan untuk mogok dagang sebagai wujud penolakan terhadap pihak Retorat UGM.
Satu hal yang perlu kita ingat dari aksi simbolik yang berlangsung dari pagi hingga sore hari ini: Tutupnya Bonbin ternyata menggerakkan banyak pihak untuk menyampaikan aspirasi dan ekspresi yang tertempel dan terpasang di dinding-dinding Bonbin.
Banyaknya aspirasi dan ekspresi yang ada hari ini setidaknya menandakan bahwa sebenarnya masih banyak pihak yang peduli akan nasib Bonbin – yang pertanyaan selanjutnya adalah, apakah cukup sampai disini saja?
Yang jelas, perjuangan masih belum selesai, mari kita lanjutkan BERSAMA gan !
*Alasan lebih lanjut mengapa pedagang dan mahasiswa tetap MENOLAK RELOKASI BONBIN akan kami tuliskan di rilis jilid 2 yang berisi hasil dialog bersama DPPA pada tanggal 21 Maret 2016 dan 4 April 2016.
Salam Bonbiners,
Siap suporteran to? #savebonbin
SAVE BONBIN MOVEMENT
UPDATE!!
Curhatan dari Mbak Praptining Sri :
Spoiler for Fakta Bonbin:
[Fakta-fakta bonbin saat masih di FIB dari pengalaman seorang mahasiswi (alumni)Sastra Jepang angkatan 2004]
1. Bonbin adalah sebuah kantin unik yang terdiri dari beberapa warung terletak di fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada
2. Makanan dan minuman di bonbin harganya sangaaaat murah dan cocok untuk uang saku mahasiswa yang kost terutama.
(Sebagai perbandingan tahun 2004 saat kansas (kantin sastra) sekali makan menu paling murah bisa 5000 belum termasuk esteh, maka di bonbin nasi+sayur/pecel+bakmi+gorengan+es teh 2500)
3.Pelayanan sangat sangat sangat sangat ramah dan kekeluargaan. Yu par sudah seperti ibu sendiri enak diajak ngrumpi.
4. Para pedagang mampu menghapal pesanan dan kebiasaan mahasiswa yang beli meski mahasiswa tersebut sudah lulus.
(Salut untuk mas Yat yang selalu memberi saya es teh/lemon tea dengan sendok dan sedotan warna hijau. Bahkan saat bertahun-tahun saya lulus lalu kembali menjenguk bonbin)
5. Kenyataannya Yu Par and the company lebih banyak disebut di halaman ucapan terima kasih skripsi dan tugas akhir mahasiswa. Mengalahkan dekan apalagi rektor.
6. Beli di swalayan dapat kembalian permen, kalau permennya buat bayar lagi mau gak ya? Kalau di Yu Par beliau mau. Pernah Yu Par memberi kembalian permen karena kehabisan receh, eh beliau bilang gapapa kalau mau beli lagi bayar pakai permen kembalian
7. Jika kita nitip dagangan di warung yu Par maka kita langsung dibayar lunas tanpa peduli dagangan kita nantinya laku atau tidak.
8. Di bonbin tidak hanya Yu Par tapi juga ada mas Yat, mas Heru, mas Bodong, mas Titut, mas majalah (gak tau namanya), pak masakan padang (gak tau namanya juga).Tapi yang paling legend adalah Yu Par. Beliau berdagang dari sejak kecil membantu ibunya hingga sekarang mungkin anaknya sudah usia kuliah.
9. Jika ditanya angkatan 2006 ke bawah, kebanyakan pasti merindukan bonbin lama yang masih beralas tanah dengan paving hanya di tempat makan. Jika hujan banjir makan sambil angkat kaki. tempat duduk terbuat dari beton.
10. Bukan hal aneh jika semeja dengan orang yang tidak dikenal. Di mana ada kursi kosong di situlah tempat bebas dipakai siapapun.
11. Bonbin turut berperan besar tidak hanya sebagai pemadam kelaparan tetapi juga tempat berkumpul berbagai macam orang dari berbagai fakultas.
-Selama kau tidak bergengsi tinggi, kau akan nyaman saja di bonbin. Dari mahasiswa kumal macam saya hingga dosen ganteng yang mobilnya setahu saya ada 4, mahasiswa fakultas non sastra, hingga bule rambut pirang mata biru. Artis macam Adelia Lontoh dan Ratna Galih pun mungkin pernah makan di sini. Bahkan pak Ganjar Pranowo dan pak Jokowi pun mungkin juga tahu tempat ini.
12. Bonbin itu kenangan indah. Saya bertemu suami di bonbin (di kopma selama masih mahasiswa. Lulus saya kenalkan dia dengan bonbin). Saat hamil saya gak nyidam macem-macem. Cuma pengen makan di nasi sayur+mendoan dan es teh di bonbin. Akhirnya suami saya pun mengantarkan saya walau dia kecapekan karena selesai melakukan perjalanan ke barat memaknai kitab suci. Makan di bonbin berdua 20.000 di tahun 2013. Sementara ongkos kesana berlipat-lipat.hehe
13. Yu par dan saudara-saudaranya ternyata tetangga suami saya. Beliau tahu rumah mertua saya smile emotikon
--------------
14. Bonbin sastra sudah kukutan. Pindah ke pujale (pusat jajanan lembah) di lembah UGM per 7 April 2016.
15. [update, lupa yang paling ngehits] Yu Par pernah main jadi istrinya Vincent Club 80's di film Preman in Love. Yang punya anak 7 itu lho. Kalau nonton pilem ini saya cuma nunggu scene itu
Dari mas Cahyadi Joko Sukmono
Spoiler for Bonbin:
Ada satu tempat di muka bumi ini yang bernama BONBIN.
Bagi yang pernah kuliah di UGM, terutama kampus humaniora dari akhir 80an hingga awal 2000an, pasti tidak asing dengan bonbin ini. Di sinilah kejeniusan rektor waktu itu, pak Koesnadi, untuk menata PKL yang berjualan di lingkungan UGM ke dalam spot-spot yang lebih tertata dan menjadi ruang publik bagi mahasiswa maupun civitas akademika lainnya.
Bahkan pada saat gerakan reformasi 98, bonbin menjadi semacam meeting point baik secara fisik maupun dalam konteks gagasan.
Waktu terasa berjalan pelan di bonbin, tidak ada sekat berarti antara dosen dan mahasiswa, antara fakultas satu dengan yang lainnya, juga antara mahasiswa gajah mada maupun yang dari kampus lainnya, mereka merasa diterima.
Itulah hasil dari gagasan perubahan atas penataan PKL waktu itu. Kemudian pada 2005an, Bonbin berubah wajah, nama sponsor pun bertengger di depan bangunan megah yg menggantikan the last 'kantin' standing buah pemikiran pak Koes ini. Lebih luas, lebih rapi, dan lebih hygienis katanya. Namun, tetap saja ia disebut Bonbin.
Dan jika waktu bergerak maju, pastilah akan tiba waktunya pula perubahan akan berlaku. Yang dulu dianggap pantas, tidak lagi terasa pas. Yang dulu diyakini mencerahkan, sekarang sepertinya harus disingkirkan. Saya yakin, para pelaku PKL Bonbin tidak akan (bisa) berbuat banyak, karena pada dasarnya mereka sadar hanya menumpang menjemput rezeki di tanah yang bukan miliknya.
Tapi bagi mahasiswa, segment target utama Bonbin, kebutuhan mereka tidak hanya sekedar tempat makan, melainkan ruang interaksi publik yang memiliki sejarah panjang untuk diceritakan, situs yang menjadi saksi atas perubahan demi perubahan.
Hari ini, tibatiba Bonbin tidak beroperasi, tanpa pemberitahuan. Bisa dibayangkan berapa banyak kepala dan perut yang kecewa. Tidak hanya mahasiswa, dosen, pekerja, satpam pun bertanya-tanya. Beginikah rasanya jika Bonbin sudah tidak ada?
#janjitertunaikan
Dari Janis Al Fath
Spoiler for isi dalam rok-mu:
Bonbin... Ah... Cintaku di kampus biru, politikku di kampus biru, dialektikaku di kampus biru, gosipku di kampus biru, nyampahku di kampus biru...
- "Dituduh" anak FIB oleh bakul majalah karena langganan Horison;
- Mau makan ga dapat bangku, ujung-ujungnya ngeleseh di lantai. Batuk-batuk karena gak kuat sama asap rokok, tapi dipaksain. Rekoso, bodo amat;
- Dari mulai pedekate, pacaran, sampai jadi mantan trus papasan dan pasang tampang sok-sok gak lihat gitu, padahal mah... ;
- Pak ngamen yang main kecapi dan suaranya ketika nembang begitu meneduhkan hati;
- Jus mangga enak tigaribuan yang kubeli di tahun 2009 ketika study tour SMA dan membuat gw berkata, "Aing kudu kuliah di dieu";
- Karaokean massal "Jamrud - Telat Tiga Bulan" bersama band FIB yang suara penyanyinya Kris banget. Satu kantin menggemakan, "Melihat iisiii dalam rokmuuuu...!" oh begitu syahdunya dan sangat berbudaya.
Kok kenangannya sampah semua? Iya, soalnya elu-elu semua yang serius itu membosankan dan bakal tumbuh jadi kakek-nenek tua yang kerjanya cuma nyemprot bocah dan anak muda wkwk... #SaveBonbin untuk generasi forever selow glasses emotikon
Spoiler for anyar:
Update Lagi
Quote:
Original Posted By glmn13►Mahasiswa
Memaksa untuk jemput bu rektor sampe lt 3
Eee belio udah ada di bawah .. jalan mau lihat langsung ke bonbin dan pujale.. alhasil audiensi dilakukan di bonbin... dan ini demo yg paling keren gan .. demo yg pernah ane ikuti.. karena para mahasiswa membeberkan fakta fakta dan solusi terkait maslah yg ada di bonbin... bner bner pinter pinter tu temen temen.. analisis sama solusinya keren ngt... meskipun akhirnya di akhir sepertinya pihak petinggi rektorat sepertinya bakal tetep kekeh .. nge gusur bonbin yg bersejaraah itu...
Original Posted By 99kbps►Demonya menarik. Bener2 demo ala mahasiswa terpelajar. Kesan intelektualitasnya tinggi. Jauh dari kesan kekerasan dan anarkis. Semoga para mahasiswa dan pihak rektorat menemukan jalan tengah atas isu relokasi bonbin.
Quote:
Original Posted By dedzzzz►nah demo mahasiswa terpelajar itu memang kayak gini...bahasanya lucu dan ngena....beda sama yang pake bahasa kasar dan ga sopan....
Quote:
Original Posted By aldiazonator►ini bqru yg namanya demo yg baik... salut buat para mahasiswa ugm kreatif abiss
Quote:
Original Posted By farzady►btw gan, kemarin demonya sempet belum ketemu rektorat, tapi akhirnya mahasiswa yang demo udah ketemu sama bu dwikorita alisa bu rektor
dan sudah audiensi antara pihak rektorat, mahasiswa dan pedagang di kantin bonbin tapi belum menemui kata sepakat
mohon diupdate
Quote:
Original Posted By cahpogung►SUNDUL TEROS BEN NGALAHKE TRIT KANTOR BERHANTU WKWKWKKWKWKW
pogung akeh demit e
Quote:
Original Posted By edinirwansyah►bukan karna nilai ekonomis'y tapi lihatlah historis'y
Quote:
Original Posted By karyanakbangs4►bonbin apaan sih bray? gak usah sok hipster lebay lah bray. gak paham gw bukan anak ugm. mau makan murah ya tinggal beli ke tempat lain yg murah bray, gak harus maksain beli di bonbin!
Quote:
Original Posted By suk@tro►gadhul dipindah ik,,, dulu jaman msih kuliah sering makan disitu dibelain jauh jauh dari kampus jakal km 14,7 demi makan dan refresing (btw ane dari universitas lain hehe)
Quote:
Original Posted By ansahanrup►Kantin Bonbin tuh punya 2 keunggulan: Murah dan Menunya banyak (nyaris komplot). Untuk orang yg ingin makan murah tanpa harus memperdulikan kenyamanan, kebersihan dan asap rokok yg banyak, kantin Bonbin memang pilihan tepat. Ya, kenyamanan memang jd hal yg sulit ditemukan disana apalagi kalau jam ramai semisal pas jam makan siang. Duduk bisa berdesakan bahkan mungkin duduk tidak di tempat duduk krn saking penuhnya. Tempatnya kalau boleh jujur ya tidak bersih2 amat sih karena memang saking ramainya tempat itu. Ane sendiri jarang kesana karena alasan ketiga, asap rokok. Kantin Bonbin itu tempat dimana para perokok bisa bebas merokok. Asap mengepul dimana2. Ane sih bisa menepikan soal nyaman dan bersih tapi soal rokok ini beneran sulit buat ane yg bukan perokok. Tapi terlepas dari itu, kantin Bonbin lebih butuh penataan sih. Kalaupun pindah sepertinya yg paling dikhawatirkan adalah kenaikan harganya. Kalau soal jarak sih sebenernya gak jauh. Dari lokasi lama ke Pujale itu paling hanya sekitar 300m, kurang mungkin. Kecuali malas banget jalan kaki sih ya harusnya deket.
Quote:
Original Posted By faransiscus►Bonbin begitu legendaris...
bonbin menurut ane adalah tempat yang strategis untuk berkumpul, tidak hanya satu fakultas, tapi berbagai fakultas....disinilah jawaban atas semua pertanyaan akan krisis keuangan ala mahasiswa...disinilah tempat yang indah untuk mengistirahatkan otak sejenak dari rumitnya teori2 yang dipelajari di kampus karena banyaknya bidadari2 ayu...disinilah tempat yang dengan kesederhanaannya justru dengan berhasil memfasilitasi mahasiswa2 untuk berdialog satu sama lain membicarakan berbagai hal..disinilah tempat yang dengan kesederhanaannya justru menghadirkan cerita2 cinta..disinilah tempat dimana cerita mengenai berkeluarga bagi banyak orang dimulai....dan yang pasti disinilah tempat bagi ane untuk ngopi2 dan bertanya dengan para senior2 mengenai UGM, kos2an, dan fakultas ane saat pertamakali datang ke Jogja.
Bonbin dengan segala kesederhanaannya dan berbagai ceritanya tidak layak di gusur apalagi jika memang benar hanya untuk membangun gardu...
bagi yang belum punya bayangan knapa bonbin menjadi begitu penting bagi mahasiswanya, menurut ane selain penjelasan diatas, bonbin bisa diibaratkan negara singapura, posisinya strategis, jika singapura bisa maju karena wilayah strategisnya yang merupakan jalur silang pelayaran internasional, maka bonbin merupakan jalur persilangan sekaligus pemberhentian pertama saat datang kekampus sebelum jam kuliah bagi banyak fakultas disekitarnya..seingat saya waktu itu ada FIB, FE, Psikologi, Filsafat, Hukum, Fisipol ..jika dipindahkan ke lembah UGM menurut ane kejauhan..
lokasinya waktu itu seinget yang saya beri lingkaran warna biru (CMIIW)
[img][/img]
Inilah sosok yu par yang melegenda, ya Allah telor dadarmu yu, aku bakalan kangen
Sekali lagi, terimakasih untuk bonbin atas makanan murah dan suasana guyubnya.
entah bagaimana jadinya nasib kuliah dan skripsiku jika dulu tidak ada bonbin untuk saling berdiskusi dan berbagi ilmu