NBCIndonesia.com - Pengacara senior Yusril Ihza Mahendra menyesalkan keterlibatan personel TNI dan Polri dalam penertiban di kawasan Pasar Ikan, Jakarta Utara, Senin (11/4/2016.

Keterlibatan tentara dalam penggusuran warga tidak sesuai dengan nilai-nilai reformasi.

"Di era reformasi seperti sekarang tidak sepantasnya TNI dilibatkan. Mereka 'kan sudah ada tugas menangkal ancaman keamanan dari luar, bukan malah menertibkan bangunan yang digusur," ujarnya di Jakarta, Senin (11/4/2016).

Sejak pagi hari, sebanyak 4.218 aparat keamanan gabungan dari TNI, Polri dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dikerahkan untuk menertibkan kios dan bangunan liar di kawasan Pasar Ikan.

Aparat keamanan sempat melakukan aksi membawa paksa warga yang mencoba bertahan di kawasan zona dua Pasar Ikan.

Suara histeris para wanita yang berontak tidak mau dibawa aparat, namun tetap dipaksa ke dalam bis sekolah milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Beberapa remaja laki-laki bahkan ditarik paksa aparat dimasukan ke dalam bis dan juga sempat melakukan perlawanan.

Para wanita usia lanjut menggunakan mukena masih terus bertahan sambil berdoa. Mereka menangis karena tidak mau direlokasi tempat tinggalnya di zona dua, kawasan Pasar Ikan, Jakarta Utara.

Sumber : NBC Indonesia

parah neh , nangkap koruptor, mafia, yg jelas tugas, karena itu bagian dari menjaga kedaulatan negara tidak mau eh malas ngegusur rumah pribumi,
belum ada di dunia ini yg tentara nya menggusur rumah pribumi nya sendiri kecuali di Indonesia yg katanya mengedapankan sifat nasionalisme,

Firaun dan tentaranya pun gak setega itu sampe ngegusur rumah warga pribumi nya,

terkutuk sekali manusia seperti ini, parahnya ada yg ngedukung , ngedukung bukan dengan hati, tapi ngedukung karena status nya sebagai kecebong kodok laknat.