Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah mencekal Aguan alias Sugianto Kusuma, Minggu (4/4). Aguan yang merupakan Chairman dari Agung Sedayu Group (ASG) dicegah bepergian ke luar negeri guna memudahkan KPK untuk melakukan penyidikan dugaan suap pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Rencana Zonasi Pesisir Pulau-Pulau Kecil (RWZP3K).

Siapa sebenarnya sosok Aguan ini? Seorang netizen, melalui akun twitter @letter_for_God pernah membongkar sosok Aguan di lini masa twitter. Menurut akun ini, Aguan adalah salah satu anggota "Geng 9 Naga".

Sugianto Kusuma (Aguan) Nama ini mulai dikenal orang ketika pada 1970-an lantaran terlibat penyelundupan barang elektronik via Palembang.

"Bisnis mereka terentang dari properti hingga judi, dari obat terlarang hingga otomotif.," tulis @letter_for_God.

Segala sepak terjangnya hampir tak tersentuh karena bekingan yang kuat dari penguasa di masa orde baru. Aguan disebut-sebut merupakan salah satu god fathernya geng 9 naga.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah mencegah bos Agung Sedayu Group Sugianto 'Aguan' Kusuma untuk bepergian ke luar negeri. Sebelumnya, pengusaha pengembang properti Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land Tbk Ariesman Widjaja, telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap anggota DPRD DKI Mohamad Sanusi terkait Raperda Rencana Zonasi wilayah pesisir Jakarta.

"Dicegah agar sewaktu yang bersangkutan dipanggil penyidik, yang bersangkutan tidak berada di luar negeri," kata Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati melalui pesannya, Minggu (3/4).

Menurut sumber Jitunews, pencegahan ke luar negeri itu juga diduga terkait suap sebesar Rp 2 miliar dari Ariesman Widjaja.

Berbeda dengan Ariesman Widjaja yang merupakan profesional di bidang pengembangan properti, Aguan adalah pendiri sekaligus pemimpin imperium bisnis Agung Sedayu Group.

Aguan dikenal sebagai Wakil Ketua Yayasan Tzu Chi. Namanya tidak bisa dilepaskan dari Agung Sedayu Group (ASG). Bahkan, Aguan dianggap sebagai maskot dari ASG.

Aguan mengawali bisnisnya dari sebuah perusahaan kontraktor rumah pertokoan sederhana yang didirikan pada tahun 1979.

Pada 1991, kelompok ini berhasil membangun Harco Mangga Dua, yang merupakan Mal Elektronik terintegrasi pertama di Indonesia.

Tidak berhenti disitu, Aguan bahkan menyasar pengembangan beberapa kawasan residensial dan komersial seperti Taman Palem seluas 200 hektar. Belum lagi proyek Kelapa Gading Square yang digadang-gadang salah satu yang terbaik.

Ketika krisis moneter terjadi 1997-1998, bendera ASG tetap bertahan dan membangun di saat pelaku industri properti berguguran.

http://www.jitunews.com/read/34571/i...ya-geng-9-naga