Foto-foto karya Carlos Ayesta dan Guillaume, fotografer asal Prancis, sangat menguras emosi. Para penduduk Fukushima, Jepang diminta untuk kembali ke tempat-tempat yang pernah mereka saksikan dulu, sebelum terjadi gempa bumi 9 skala Richter dan tsunami yang mengakibatkan terjadinya kebocoran nuklir di Jepang pada tahun 2011 silam.

Para penduduk Fukushima tak mudah melupakan tragedi lima tahun silam yang menelan korban hampir 20 ribu orang. Tak mudah pula bagi Ayesta dan Guillaume membujuk para penduduk untuk kembali ke kampung halaman yang kini telah menjadi kota tak berpenghuni. Seolah membuka luka lama kemudian ditaburi dengan sejumput garam. Pedih dan menyakitkan.

Diantara 80 ribu pengungsi dari Fukushima akhirnya ada yang bersedia menjadi model. Mereka hanya diminta bergaya senatural mungkin saat berada di tempat-tempat yang pernah mereka jejaki dan memiliki memori dalam benak mereka sebelum tragedi yang mengerikan itu datang lima tahun silam. Tak mudah juga bagi kedua fotografer asal Prancis untuk memasuki daerah terlarang. Butuh waktu hingga 4 tahun lamanya untuk mengurus izin.

Hasilnya bisa kalian lihat sendiri. Emosi penduduk Fukushima serasa diaduk-aduk berada di kota yang pernah menjadi tempat mereka berlindung, tempat mereka membesarkan anak-anak mereka dan tempat mereka meraih mimpi serta membangun keluarga yang bahagia. Wajah-wajah lesu, sedih dan pasrah begitu terlihat dari sorot mata, sudut bibir hingga guratan wajah yang seperti menceritakan banyak hal yang terpendam.

Meskipun pada awalnya mereka diminta untuk bertingkah seolah-olah tak terjadi apa-apa di Fukushima, tempat-tempat yang menjadi area foto. Tempat-tempat yang pernah mereka singgahi bukanlah tempat yang asing pada awalnya. Tapi, kini semua berubah sepenuhnya. Meskipun bangunan dan ruangan tersebut pernah menjadi tempat tinggal mereka, seperti ada ruang yang hilang dari diri mereka saat mereka berada di tempat yang sama, lima tahun sebelum tsunami terjadi.

Beberapa tempat yang dijadikan area foto diantaranya seperti supermarket, tempat laundry pakaian, lapangan basket di sekolah, percetakan, bengkel, bar, restoran, mall hingga salon. Sungguh tak bisa dibayangkan jika kalian berada di posisi yang sama seperti mereka.