Selain Ogoh-ogoh di Bali, Inilah Festival Bernuansa Mistis di Dunia!
TS
satriadka
Selain Ogoh-ogoh di Bali, Inilah Festival Bernuansa Mistis di Dunia!
Quote:
Pawai ratusan boneka raksasa berwajah seram atau yang dikenal dengan nama Ogoh-ogoh tengah digelar masyarakat Bali untuk menyambut perayaan Hari Raya Nyepi yang jatuh pada Rabu, 9 Maret 2016. Tidak hanya di Bali, arak-arakan bernuansa mistis serupa juga dirayakan di beberapa negara.
Spoiler for Day of The Dead Festival, Meksiko.:
Jika dalam bahasa Meksiko festival ini disebut Dia de los Muertos. Penyelenggaraannya adalah setiap tanggal 2 November setiap tahunnya. Pada hari itu, warga Meksiko turun ke jalan untuk dengan mengenakan kostum-kostum bernuansa menyeramkan.
Tidak hanya hiruk pikuk warga di tengah kota, Day of The Death ini juga diperingati di rumah dengan membangun altar dan menghiasinya dengan bunga serta foto anggota keluarga yang telah meninggal. Merasa tidak asing dengan festival ini? Yup benar, parade yang sudah eksis sejak 3000 tahun lalu ini sempat muncul pada scene awal film terakhir agen rahasia 007, Spectre.
Spoiler for Laoag Ghost Parade, Filipina.:
Inilah bentuk pesta Halloween dari masyarakat Filipina. Acara yang juga disebut Parada Iloca-locana ini diperingati setiap tahun di Ilocos Norte, sebelah Utara Filipina. Masyarakat memadati jalanan Laoag City dalam balutan pakaian dan hiasan bernuansa horor.
Spoiler for Halloween, Amerika Serikat.:
Kamu tentu sudah familiar dengan Halloween kan? Bermula dari sekitar abad ke-17, Halloween sebenarnya bermakna malam suci ketika arwah orang-orang telah meninggal kembali bangkit untuk melakukan pembalasan dendam terhadap musuh mereka semasa hidupnya. Kebangkitan diyakini sebagai momen sebelum roh menuju dunia akhirat. Namun, kini Halloween justru menjadi event yang dinantikan dalam setahun oleh masyarakat sebagai pesta kostum hantu hingga superhero terfavorit.
Spoiler for Famadihana, Madagascar.:
Tradisi unik yang disebut “Turning of The Bones” dalam bahasa Inggris ini digelar setiap 5 atau 7 tahun sekali. Mereka yang sudah meninggal seakan ‘dibangkitkan’ kembali dari kuburnya untuk diajak menari bersama anggota keluarganya yang masih hidup.
Famadihana ini digelar karena masyarakat percaya, melalui acara ini dapat menjadi ajang bertukar cerita antara para anggota keluarga yang hidup dan roh si jenazah. Agar tidak bau, jenazah yang sudah berbentuk tulang-belulang itu dibungkus kain putih dan disemprotkan dengan wine atau parfum.