Hallo semua pengguna kaskus selamat datang di trit ane yang sederhana ini
. Di dalam trit ni ane sedikit menuliskan segelintir paragraf mengenai hasil pengamatan tentang realita yang telah terjadi dari beberapa aspek kehidupan. Selamat membaca dan semoga berguna makasi semuanya
Quote:
Di sudut danau yang sepi dan hanya di temani oleh teduhnya pepohonan yang melindungi diri ku dari sinar matahari yang panas pada hari minggu ini. Mata ku hanya memandang lurus ke depan melihat tenangnya air di danau yang warnanya tidak terlalu jernih dan hanya berwarna hijau tua. Aku duduk di tepi danau tepat di atas dermaga tempat kano-kano bersandar serta diikatkan pada tiang-tiang kayu berukuran kecil. Dalam hati ku berkata “apa yang kau harapkan oleh tempat sepi ini??” pikiran ku menjawabnya “tempat inilah yang aku butuhkan disaat pikiran ku yang telah sesak untuk memberi sedikit kesejukan pada ruang-ruang sesak di dalam otak ku ini”. Nampaknya apa yang dikatakan hati dan pikiran tak pernah bersahabat sejak aku dilahirkan hingga aku berada di sudut danau ini.
Quote:
Tak terasa aku di tempat ini sudah hampir satu jam ketika aku melihat pada jam tangan. Aku terbawa suasana pikiran ku, tatapan ku kosong dan aku hanya terdiam saja. Aku tak mengharapkan seseorang untuk datang dan menemani kesendirian ku ini. Gelombang air danau yang tenang membawa aku pada suatu pertanyaan yang selama ini tak pernah aku alami. “Hal apa yang kau cari dalam hidup ini? Kebahagiaan? Kesengsaraan? Kekayaan? Kemiskinan? Kehormatan?”. Sejenak aku tediam oleh pertanyaan tersebut. Kepala ku menoleh ke atas dan melihat langit berwarna biru, seketika muncul jawaban. Di atas diri ku ini terdapat langit namun di atas langit masih ada langit lainnya, aku hanya partikel kecil di alam semesta ini dan aku tidak ada apa-apanya bila dibandingkan oleh kekuatan alam. Aku di dalam hidup ini tak berdaya. Aku di dalam hidup ini hanya sementara saja tak ada yang namanya keabadian.
Quote:
Kata hati ini memberi jawaban pertama. Untuk apa aku mencari kebahagiaan jika orang-orang disekitar ku masih dalam keadaan sengsara dan untuk makan pada hari ini saja susah. Mereka terlihat sengsara. Kita sebagai manusia wajib menemaninya jika pun mampu, dapat menolongnya untuk mengeluarkannya dalam keadaan tersebut. Tiba-tiba pikiran ku menyanggahnya. Mereka yang mengalami kesengsaraan dalam hidup bukanlah karena hidupnya tidak beruntung ataupun cacat, mereka yang terlihat seperti itu karena pada dirinya sendiri tidak ada kemauan serta usaha untuk membawa hidupnya dalam kebahagiaan. Untuk itu janganlah menyeret diri mu dalam kemalasan yang akan mengurung mu di dalam ruang kesengsaraan. Apapapun jawaban yang muncul dalam diri ku ini aku hanya dapat mengambil jalan tengah saja dan mengabungkan kedua jawaban tersebut. Sebagai manusia sudah sepatutnya menolong manusia lainya dan memberinya suatu jalan keluar supaya orang yang ditolong dapat mengubah nasibnya pada caranya ia sendiri.
Quote:
Dalam hidup ini anak manusia ada yang terlahir sebagai orang kaya dan yang tak beruntung akan terlahir sebagai orang miskin. Kaya dan miskin seperti musuh dalam sebuah perperangan nan abadi dan pemenangnya adalah sang kaya. Si kaya dengan mudahnya dapat membeli segalanya dan memenuhi apa pun kebutuhan dalam hidupnya, sedangkan si miskin akan telunta-lunta untuk dapat menghidupi dirinya. Atas dasar kehormatan si kaya tidak ada rasa untuk menolong si miskin. Padahal si kaya dan si miskin sama-sama manusia yang terjebak dalam ruang dan waktu yang akan membawanya pada kematian. Dalam agama apapun ada beragam ajaran yang mewajibkan umatnya untuk menolong manusia dalam keadaan apapun, salah satunya adalah dalam keadaan kemiskinan. Kehormatan yang sudah menjadi suatu hal yang berharga dalam hidup si kaya menjadi penghalang mereka untuk menolong sesamanya sebagai manusia. Kehormatan pada kehidupan masa kini menjadi sebuah patokan hidup semua manusia dan hal itu menjadi penghancur rasa kemanusiaan dan dapat mematikan.