Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ts4l4saAvatar border
TS
ts4l4sa
MAHO berdandan Ustadz itu Tercengang, saat Pakar Jiwa sebut LGPT Penyakit Jiwa
Dr dr Firdjiansyah: LGBT itu Penyakit Jiwa



[Video] Awas! Menurut Psikiater LGBT adalah Gangguan Jiwa dan Penyakit Menular
Fenomena LGBT dibahas seorang psikiater Dr. Fidiansjah.
Kamis, 18 Februari 2016 13:30 WIB |





JAKARTA (Panjimas.com) – Isu mengenai kaum Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transeksual atau yang kerap disebut dengan LGBT menuai kontroversi. Pasalnya, sebagian masyrakat menilai LGBT bertentangan dengan ajaran agama. Sebagian lainnya justru menyuarakan hak kaum LGBT agar diakui keberadaannya dan tidak dikucilkan.

Sebagian masyarakat juga menyuarakan, LGBT bukan sebuah penyakit. Namun, pendapat ini dipatahkan seorang psikiater Dr. Fidiansyah yang justru menyatakan kaum ini termasuk gangguan jiwa. Karena merupakan salah satu bagian dari gangguan jiwa, penyakit ini pun juga bisa menular kepada orang lain.

Dalam sebuah diskusi Indonesian Lawyer’s Club (ILC) di salah satu stasiun televisi swasta yang bertajuk “LGBT Marak, Apa Sikap Kita?” Fidiansyah mengatakan, dalam sebuah buku Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) halaman 228 disebutkan homoseksual dan biseksual termasuk dalam gangguan psikologis dan perilaku yang berhubungan dengan perkembangan dan orientasi seksual.

“Jadi kalau dibaca utuh, ini akan ketemu, apa yang terjadi pada diagnosa (dan) dinamika yang dikatakan tidak ada, (kenyataannya) ada…. Ada persis. Silahkan dibuka nanti halaman 288, kemudian 280, dan 279. Persis kalimatnya ada. Ini masih sebuah gangguan. Gangguan jiwa. Halaman 288, pak, ‘Gangguan psikologis dan perilaku yang berhubungan dengan perkembangan dan orientasi seksual adalah F66X1 Homoseksualitas. F66X2 Biseksualitas. Tertulis jelas. Kemudian yang dikaitkan dengan transeksualitas juga sama. Itu terdiagnosis di sini,'” katanya dalam ILC yang ditayangkan pada Selasa (16/2).

Membuat label atau dalam ilmu kesehatan disebut dengan diagnosis, lanjut Fidiansyah, bukan berarti diskriminasi. Dia dan para psikiater lainnya menyatakan justru ingin membantu.

“Diagnosis menjadi satu kesatuan. Ketika ada pemahaman spiritualitas dan religiulitas yang diapakai oleh sebuah komunitas, sebagai acuan yang tadi sudah dipakai. Maka itu menjadi sebuah penentu diagnosis. Dan (kami) melabelkan atau membuat sebuah diagnosis bukan berarti diskriminasi. Kami justru ingin membantu,” jelasnya.

Karena dikatakan sebagai penyakit atau gangguan jiwa, Fidiansyah pun menyatakan LGBT bisa menular. Namun, bukan melalui virus dan bakteri tetapi dari konsep perubahan perilaku dan pembiasaan.

“(LGBT) bisa (menular). Tadi yang dikatakan, perilaku itu bisa menular. Penularannya bukan dalam konsep ada virus, ada kuman, bukan. Tapi yang disebut dengan teori perilaku, yaitu teori penularan dari konsep pembiasaan. Dia mengikuti satu pola, akan menjadi satu karakter, jadi kepribadian, jadi pembentuk kebiasaan, dan sebagainya, akhirnya menjadi penyakit. Menularnya dari konteks perubahan perilaku dan pembiasaan,” katanya dalam satu kesempatan di acara ILC pada Selasa (16/2).
http://www.harianjogja.com/baca/2016...menular-692522




Wabah dan Publikasi LGBT di Indonesia, "By Design"?



Dandani Aktivis Gay Mirip Ustad, Netter Tuding Kompas TV Pro LGBT
13 Feb 2016 12:46:30 WIB





WowKeren.com - Terkait fenonema Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) yang sedang ramai diperbincangkan akhir-akhir ini, Kompas TV menayangkan acara dialog khusus membahas hal tersebut. Namun acara yang ditayangkan pada Kamis (11/2) ini malah memicu tuduhan dari netter bahwa Kompas TV mendukung LGBT.

Dalam acara tersebut, lima narasumber yang dihadirkan adalah satu pria gay, dua aktivis pro LGBT, satu wakil kontra LGBT dan satu orang yang bersikap netral. Dari perbandingan narasumber, netter sudah menganggap acara tersebut sudah berat sebelah. Apalagi narasumber dari pihak kontra adalah politisi yang kurang paham soal LGBT, bukan psikolog ahli.

Tak hanya itu, netter juga menganggap pertanyaan yang diajukan host Rosiana Silalahi sangat condong pada kubu LGBT. Dialog yang tidak seimbang bisa membuat penonton menarik kesimpulan bahwa pihak yang menolak LGBT merupakan orang-orang kolot yang kurang piknik.

Acara semakin membuat netter jengah saat aktivis gay yang hadir menyampaikan pengalamannya mendapat perlakuan yang tidak manusiawi dengan emosional sampai hampir menangis. Yang paling menarik perhatian adalah dua wakil kubu pro LGBT adalah perempuan berkerudung, sedangkan aktivis gay memakai peci dan berpakaian ala ustad.

Usai ditayangkan acara dialog khusus tersebut, netter pun ramai-ramai membanjiri Twitter Kompas TV dengan komentar protes. Mereka bahkan menuduh stasiun televisi ini mendukung legalisasi perilaku menyimpang tersebut dengan membawa nama Islam.

"KOMPAS TV bukan menggiring saja tapi MEMBODOHI DAN MENIPU masyarakat, @KPI_Pusat hrs bertindak," komentar akun @farididoev. "Ini akal2an @KompasTV memecah belah umat islam dengan isu #LGBT (dimana LGBT didandanin seperti ustad)," tambah akun @LaMadridans.
http://www.wowkeren.com/berita/tampi.../00101245.html

-----------------------------



Cilaka dah!

emoticon-Ngakak:
Diubah oleh ts4l4sa 18-02-2016 12:49
-1
67K
548
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan