- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
RK : Pejabat nge-Tweet itu alay atau tidak layak, maka paradigmanya jadul banget
TS
kakang.kakung
RK : Pejabat nge-Tweet itu alay atau tidak layak, maka paradigmanya jadul banget
Quote:
Kamis 25 Feb 2016 - detikNews - Jakarta
Tiga kepala daerah muda yang kerap jadi sorotan, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bertemu di Balai Kota DKI Jakarta.
Usai pertemuan, ketiganya keluar dan melayani wawancara dengan wartawan bersamaan. Sesi wawancara berlangsung santai, penuh canda, tawa, bahkan sindiran. Namun ketiganya santai, tak ada ketegangan.
Pembicaraan soal politik tak lepas dari wawancara ini. Semuanya menjawab, termasuk soal Pilgub DKI 2017. Ridwan Kamil yang karib disapa Emil tak segan mengungkap sedang berpikir serius untuk maju menantang Ahok. Ganjar, entah bercanda atau tidak, membuka kemungkinan maju juga di Pilgub DKI. Ahok tertawa santai, tapi tetap yakin bisa mengatasi keduanya.
Berikut wawancara lengkap Ahok, Emil dan Ganjar secara bersama-sama di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (25/2/2016):
Pertanyaan: Ngobrol apa saja?
Ahok: Pak Ganjar kan teman lama di Komisi II DPR. Mampir-mampir ngobrol, makan sama Istri (Ganjar). Ya sambil sampaikan ke saya, kalau (PDIP) enggak dipakai, PDIP bisa majukan Pak Ganjar nih (sambil tertawa). Ya kulonuwun dong. Gubernur nih, jangan berantem berdua, dicalonkan kan bahaya. Teman gitu kan. Ilmunya tahu, boroknya tahu. Ini kan repot saya. Ini guru saya malahan (menunjuk Ganjar di sebelah kanannya Ahok) di Komisi II DPR.
Pertanyaan ke Ganjar: Mau dicalonkan ke DKI?
Ganjar: Gimana? Saya ini kan orang kampung ya, di Semarang terus melihat dinamika yang ada di Jakarta. Makanya saya main, kebetulan ada Kang Emil juga di sini, sehingga kita ngobrol bertiga. Kalau ada sesuatu yang tidak sepakat ya mungkin kita akan bersaing baik-baik, begitu kan.
Tapi kalau ada sesuatu yang disepakati, kita ini bertiga kan bicara Merah Putih. Di luar itu, kita bertiga membicarakan bagaimana membangun daerah masing-masing dengan bersinergi makin kuat tadi, sehingga kita bisa berbagi pengalaman di antara kita bertiga.
Pertanyaan: Pertemuan hari ini direncanakan atau kebetulan?
Ganjar: Yang jelas Gusti Allah yang merencanakan (Ahok, Ganjar dan Emil tertawa kecil).
Pertanyaan: Jadi direncanakan?
Ganjar: Enggak lah. Memangnya wajah-wajah kita wajah-wajah janjian ini? Kita ini wajah inovatif semua.
Pertanyaan: Istri anda PNS pindah dari DKI ke Semarang, apa istri Bapak sering curhat dimarahi Ahok?
Ganjar: Saya menjadi Gubernur, istri saya langsung cuti di luar tanggungan negara. Malah belum sempat dimarahi sama Pak Ahok. Mungkin dia rindu untuk dimarahi sehingga saya antarkan ke sini, dan tadi sudah dimarahi sama Pak Ahok (Ahok tertawa).
Pertanyaan: Berarti Istri pindah ke Semarang?
Ganjar: Iya lah, masak suaminya di sana tidak ditunggui, nanti dikira istri durhaka bagaimana (diucapkan setengah berkelakar santai).
Pertanyaan: Istri tugas di mana?
Ganjar: Istri saya di dinas kelautan perikanan (Pemprov DKI).
Pertanyaan: Istri cuti berapa lama?
Ganjar: Kalau cuti di luar tanggungan negara kan dua setengah tahun. Jadi kalau diperpanjang, Pak Ahok perintahkan mesti masuk dulu. Nanti kalau masuk dulu, Pembina PKK-nya (di Semarang) siapa? Ya sudah, pindah saja.
Pertanyaan: Kang Emil mau jadi DKI-1?
Emil: Yang pertama, saya datang ke sini mau mensinkronkan program ya. Koordinasi. Secara informal kita kan berteman. Hari ini kan kita Bandung mau belajar e-Budgeting. Kita sudah ada, cuma pengin melihat di tempat lain, apakah ada yang bisa dipelajari, disempurnakan, seperti itu. Karena Tim Sekda saya kan sudah datang. Maka saya mau kulonuwun, masak mau belajar tapi enggak bilang-bilang, kira-kira begitu.
Pertanyaan: Ini sebagai lanjutan kunjungan dari ke Surabaya kemarin?
Emil: Oh bukan. Itu tidak ada hubungan sama itu. Kita mah gampang, modal SMS saja. Ya kulonuwun kita SMS-an saja. Soal e-budgeting sedang kita persiapkan.
Termasuk saya juga hari ini launching UKM di Kota Bandung ini enggak perlu pakai izin, cuma pemberitahuan saja.
Ahok: Kita juga akan kirim PTSP untuk belajar (ke Bandung). Apakah cocok buat Jakarta atau enggak? Begitu loh. Kalau cocok, kita terapkan yang bagus.
Emil: Jadi inti pertemuannya, saya kulonuwun mau belajar program. Pak Ahok juga tertarik belajar ke Bandung tentang ber-usaha tanpa perlu izin.
Sisanya, ngomongin politik memang ya (tertawa semua). Tapi tidak ada kesimpulan, hehehe...
Pertanyaan: Yang diomongin apa, Pak?
Emil: Yang diomongin masing-masing juga maju berpeluang bagaimana begitu.
Ahok: Bersaing sehat.
Pertanyaan: Jadi sudah siap maju ya, Pak?
Emil: Saya nanti pengumuman hari Senin.
Pertanyaan: Siap bersaing sehat?
Emil: Kalau dalam hidup kan memang begitu. Menang kalah mah biasa.
Ahok: Kalau beliau maju, saya cuma berharap, saya nyaris kalah saja lah ya, hehehe...
Emil: Saya ke sini bukan ngomongin politik, tapi lebih ke urusan kedinasan ya. Nanti Senin (soal Pilgub DKI). Saya ada satu silaturahmi lagi di weekend ini. Setelah itu saya hitung, karena Senin ada deadline kan. April saya hormati, maka saya ambil keputusannya (soal Pilgub DKI) hari Senin. Kan harus matang pertimbangannya.
Pertanyaan: Silaturahmi ke mana akhir pekan ini?
Emil: Banyak tokoh-tokoh nasional ngasih aspirasi juga.
Pertanyaan: Persiapan buat DKI-1 apa?
Emil: Hah? Enggak, enggak ada persiapan. Saya kan enggak ngapa-ngapain. Elektabilitas naik dikit ya Alhamdulillah saja.
Pertanyaan: Anda sudah berdamai dengan Bu Risma?
Emil: Itu hanya miskomunikasi saja. Jadi intinya kita kan saling belajar ya demi Merah Putih NKRI. Ilmu enggak dipendam sendiri. Saya enggak mau memperpanjang lah. Tapi intinya sudah saya sampaikan.
Pertanyaan: Kepala daerah curhat di Twitter menuai kritikan, bagaimana tanggapan, Bapak?
Emil: Apa bedanya informasi datang dari Twitter, dari koran, dari radio, dari TV? Sama-sama informasi. Kalau ada yang bilang nggak pantas nge-Tweet, itu jadul paradigmanya. Tweet kami ini bisa dikutip. Bahwa kutipan itu informasi resmi, mau di Facebook, mau di Twitter.
Jadi kalau orang bilang pejabat nge-Tweet itu alay atau tidak layak, maka paradigmanya jadul banget. Kami bertiga kalaupun ada berita di medsos, kerjaan tetap jalan terus.
Pertanyaan: Dari Pak Ganjar dan Pak Ahok ada nasihat enggak untuk membina hubungan yang baik antara kepala daerah misalnya?
Ganjar: Enak saja. Dengerin ya, waktu Kalijodo dia (Ahok) gusur, itu Bu Mensos bilang, nanti akan kita pekerjakan di Jawa Tengah. Jawa Tengah bilang 'welcome'.
Pertanyaan: Jadi apa mereka (orang Kalijodo) akan di Jawa Tengah nantinya, Pak?
Ganjar: Menyelesaikan persoalan Jakarta tidak bisa sendiri, Bandung tidak sendiri. Kita bisa bersinergi bertiga, persoalan Bandung itu ya bisa menjadi persoalan Indonesia kan. Persoalan Jakarta, Jawa Tengah bisa menjadi persoalan Indonesia kan.
Maka kalau kita share, spiritnya Merah Putih, apa yang menjadi persoalan kawan-kawan ini, ketika warga negara Indonesia, maka wajib kita lindungi.
Emil: Dan sebaliknya, inspirasi di Bandung bisa menjadi inspirasi Indonesia. Reformasi di Jakarta bisa menjadi inspirasi. Saling belajar lah
Pertanyaan: Masih banyak yang kurang enggak di DKI?
Emil: Banyak. Bandung juga masih banyak, Jawa Tengah juga masih banyak
Pertanyaan: Di DKI apa Pak kekurangannya?
Ahok: Jangan dong, buat bahan kampanye dong, hahaha...
Tiga kepala daerah muda yang kerap jadi sorotan, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bertemu di Balai Kota DKI Jakarta.
Usai pertemuan, ketiganya keluar dan melayani wawancara dengan wartawan bersamaan. Sesi wawancara berlangsung santai, penuh canda, tawa, bahkan sindiran. Namun ketiganya santai, tak ada ketegangan.
Pembicaraan soal politik tak lepas dari wawancara ini. Semuanya menjawab, termasuk soal Pilgub DKI 2017. Ridwan Kamil yang karib disapa Emil tak segan mengungkap sedang berpikir serius untuk maju menantang Ahok. Ganjar, entah bercanda atau tidak, membuka kemungkinan maju juga di Pilgub DKI. Ahok tertawa santai, tapi tetap yakin bisa mengatasi keduanya.
Berikut wawancara lengkap Ahok, Emil dan Ganjar secara bersama-sama di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (25/2/2016):
Pertanyaan: Ngobrol apa saja?
Ahok: Pak Ganjar kan teman lama di Komisi II DPR. Mampir-mampir ngobrol, makan sama Istri (Ganjar). Ya sambil sampaikan ke saya, kalau (PDIP) enggak dipakai, PDIP bisa majukan Pak Ganjar nih (sambil tertawa). Ya kulonuwun dong. Gubernur nih, jangan berantem berdua, dicalonkan kan bahaya. Teman gitu kan. Ilmunya tahu, boroknya tahu. Ini kan repot saya. Ini guru saya malahan (menunjuk Ganjar di sebelah kanannya Ahok) di Komisi II DPR.
Pertanyaan ke Ganjar: Mau dicalonkan ke DKI?
Ganjar: Gimana? Saya ini kan orang kampung ya, di Semarang terus melihat dinamika yang ada di Jakarta. Makanya saya main, kebetulan ada Kang Emil juga di sini, sehingga kita ngobrol bertiga. Kalau ada sesuatu yang tidak sepakat ya mungkin kita akan bersaing baik-baik, begitu kan.
Tapi kalau ada sesuatu yang disepakati, kita ini bertiga kan bicara Merah Putih. Di luar itu, kita bertiga membicarakan bagaimana membangun daerah masing-masing dengan bersinergi makin kuat tadi, sehingga kita bisa berbagi pengalaman di antara kita bertiga.
Pertanyaan: Pertemuan hari ini direncanakan atau kebetulan?
Ganjar: Yang jelas Gusti Allah yang merencanakan (Ahok, Ganjar dan Emil tertawa kecil).
Pertanyaan: Jadi direncanakan?
Ganjar: Enggak lah. Memangnya wajah-wajah kita wajah-wajah janjian ini? Kita ini wajah inovatif semua.
Pertanyaan: Istri anda PNS pindah dari DKI ke Semarang, apa istri Bapak sering curhat dimarahi Ahok?
Ganjar: Saya menjadi Gubernur, istri saya langsung cuti di luar tanggungan negara. Malah belum sempat dimarahi sama Pak Ahok. Mungkin dia rindu untuk dimarahi sehingga saya antarkan ke sini, dan tadi sudah dimarahi sama Pak Ahok (Ahok tertawa).
Pertanyaan: Berarti Istri pindah ke Semarang?
Ganjar: Iya lah, masak suaminya di sana tidak ditunggui, nanti dikira istri durhaka bagaimana (diucapkan setengah berkelakar santai).
Pertanyaan: Istri tugas di mana?
Ganjar: Istri saya di dinas kelautan perikanan (Pemprov DKI).
Pertanyaan: Istri cuti berapa lama?
Ganjar: Kalau cuti di luar tanggungan negara kan dua setengah tahun. Jadi kalau diperpanjang, Pak Ahok perintahkan mesti masuk dulu. Nanti kalau masuk dulu, Pembina PKK-nya (di Semarang) siapa? Ya sudah, pindah saja.
Pertanyaan: Kang Emil mau jadi DKI-1?
Emil: Yang pertama, saya datang ke sini mau mensinkronkan program ya. Koordinasi. Secara informal kita kan berteman. Hari ini kan kita Bandung mau belajar e-Budgeting. Kita sudah ada, cuma pengin melihat di tempat lain, apakah ada yang bisa dipelajari, disempurnakan, seperti itu. Karena Tim Sekda saya kan sudah datang. Maka saya mau kulonuwun, masak mau belajar tapi enggak bilang-bilang, kira-kira begitu.
Pertanyaan: Ini sebagai lanjutan kunjungan dari ke Surabaya kemarin?
Emil: Oh bukan. Itu tidak ada hubungan sama itu. Kita mah gampang, modal SMS saja. Ya kulonuwun kita SMS-an saja. Soal e-budgeting sedang kita persiapkan.
Termasuk saya juga hari ini launching UKM di Kota Bandung ini enggak perlu pakai izin, cuma pemberitahuan saja.
Ahok: Kita juga akan kirim PTSP untuk belajar (ke Bandung). Apakah cocok buat Jakarta atau enggak? Begitu loh. Kalau cocok, kita terapkan yang bagus.
Emil: Jadi inti pertemuannya, saya kulonuwun mau belajar program. Pak Ahok juga tertarik belajar ke Bandung tentang ber-usaha tanpa perlu izin.
Sisanya, ngomongin politik memang ya (tertawa semua). Tapi tidak ada kesimpulan, hehehe...
Pertanyaan: Yang diomongin apa, Pak?
Emil: Yang diomongin masing-masing juga maju berpeluang bagaimana begitu.
Ahok: Bersaing sehat.
Pertanyaan: Jadi sudah siap maju ya, Pak?
Emil: Saya nanti pengumuman hari Senin.
Pertanyaan: Siap bersaing sehat?
Emil: Kalau dalam hidup kan memang begitu. Menang kalah mah biasa.
Ahok: Kalau beliau maju, saya cuma berharap, saya nyaris kalah saja lah ya, hehehe...
Emil: Saya ke sini bukan ngomongin politik, tapi lebih ke urusan kedinasan ya. Nanti Senin (soal Pilgub DKI). Saya ada satu silaturahmi lagi di weekend ini. Setelah itu saya hitung, karena Senin ada deadline kan. April saya hormati, maka saya ambil keputusannya (soal Pilgub DKI) hari Senin. Kan harus matang pertimbangannya.
Pertanyaan: Silaturahmi ke mana akhir pekan ini?
Emil: Banyak tokoh-tokoh nasional ngasih aspirasi juga.
Pertanyaan: Persiapan buat DKI-1 apa?
Emil: Hah? Enggak, enggak ada persiapan. Saya kan enggak ngapa-ngapain. Elektabilitas naik dikit ya Alhamdulillah saja.
Pertanyaan: Anda sudah berdamai dengan Bu Risma?
Emil: Itu hanya miskomunikasi saja. Jadi intinya kita kan saling belajar ya demi Merah Putih NKRI. Ilmu enggak dipendam sendiri. Saya enggak mau memperpanjang lah. Tapi intinya sudah saya sampaikan.
Pertanyaan: Kepala daerah curhat di Twitter menuai kritikan, bagaimana tanggapan, Bapak?
Emil: Apa bedanya informasi datang dari Twitter, dari koran, dari radio, dari TV? Sama-sama informasi. Kalau ada yang bilang nggak pantas nge-Tweet, itu jadul paradigmanya. Tweet kami ini bisa dikutip. Bahwa kutipan itu informasi resmi, mau di Facebook, mau di Twitter.
Jadi kalau orang bilang pejabat nge-Tweet itu alay atau tidak layak, maka paradigmanya jadul banget. Kami bertiga kalaupun ada berita di medsos, kerjaan tetap jalan terus.
Pertanyaan: Dari Pak Ganjar dan Pak Ahok ada nasihat enggak untuk membina hubungan yang baik antara kepala daerah misalnya?
Ganjar: Enak saja. Dengerin ya, waktu Kalijodo dia (Ahok) gusur, itu Bu Mensos bilang, nanti akan kita pekerjakan di Jawa Tengah. Jawa Tengah bilang 'welcome'.
Pertanyaan: Jadi apa mereka (orang Kalijodo) akan di Jawa Tengah nantinya, Pak?
Ganjar: Menyelesaikan persoalan Jakarta tidak bisa sendiri, Bandung tidak sendiri. Kita bisa bersinergi bertiga, persoalan Bandung itu ya bisa menjadi persoalan Indonesia kan. Persoalan Jakarta, Jawa Tengah bisa menjadi persoalan Indonesia kan.
Maka kalau kita share, spiritnya Merah Putih, apa yang menjadi persoalan kawan-kawan ini, ketika warga negara Indonesia, maka wajib kita lindungi.
Emil: Dan sebaliknya, inspirasi di Bandung bisa menjadi inspirasi Indonesia. Reformasi di Jakarta bisa menjadi inspirasi. Saling belajar lah
Pertanyaan: Masih banyak yang kurang enggak di DKI?
Emil: Banyak. Bandung juga masih banyak, Jawa Tengah juga masih banyak
Pertanyaan: Di DKI apa Pak kekurangannya?
Ahok: Jangan dong, buat bahan kampanye dong, hahaha...
sumur : http://news.detik.com/berita/3151228...-di-balai-kota
Sebenernya banyak point di atas, cm ane lebih fokus sama tanggapan RK atas kebiasaan nyuit2 di twitter.
Jadi kalau kaskuser bilang RK nge-Tweet itu alay atau tidak layak, bahkan dibilang mewekers, apa paradigma agan2 disini jadul banget??
Ataukah...?? ah sudahlah...
0
3.9K
Kutip
53
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan