Memandang SAMPAH yang berceceran, atau yang berada di ujung selokan depan rumah, terkadang menjadi hal yang biasa saja. Tapi coba baca ini ya gan. Mungkin bisa memberi pencerahan.
Quote:
Sementara saya berkendaraan, tangan kanan pegang gas, tangan kiri memegang sebungkus kecil kacang goreng yang renyah yang saya beli di warung si mbak madura sebelah rumah. Asyik mengemil sambil berkendara di jalanan yang tak terlalu ramai, berakhir dengan pertanyaan yang timbul dalam benak... Kacang sudah habis, sampahnya mau dibuang ke mana ya? # Galaunian.
Gimana gak galau... karena sebelum kacang itu habis, saya melaju melewati setumpuk sampah di selokan. Menutup jalan air. Lalu pikiran saya iseng, mencari perenungan tentang sampah.
"Bagaimana kalau setiap sampah itu ada nama jelas si pembuangnya ya?"
Ada sampah bekas buangan tangan si Amin, si Joko, si Budi, dan sebagainya. Kan jadi terlihat dan terkenali siapa pelakunya. Jadi, pada tumpukan sampah, ada ratusan namanya (mungkin namamu bisa juga terlihat di antara tumpukan sampah yang dibuang sembarang di depan selokan rumahmu, hehe)
Lalu,.. perenungan itu menyentil saya...
"Jangan menjadi bagian dari para pembuat banjir. Sampah bekasmu, bisa bikin menderita orang lain,.. sedaerah, sekota, sebangsa, bahkan satu populasi manusia di dunia. Sekecil apapun sampah tetaplah sampah."
Akhirnya, saya memasukkan plastik bekas bungkus kacang ke dalam saku jaket... dan mengambil sebungkus kacang lagi yang masih tersisa.
Semoga kita tidak lagi membuang sampah... DEMI HATI NURANI kita sendiri.