Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

habib.berwinAvatar border
TS
habib.berwin
cara meningkatkan kecerdasan intelectual (IQ), dan menjaganya
Sedikit tentang kecerdasan IQ,

pagi kaskuser dimanapun anda berada

Kali ini habib.berwin akan membahas tentang kecerdasan Yang saya miliki,

Bagaimana cara memperolehnya, dan bagaimana menjaganya agar tidak hilang
[/center]


Pertama mari kita jabarkan apa itu kecerdasan IQ (intelegen question)

IQ atau nilai kecerdasan seseorang. Nah yang ini
nih sebenernya konsep yang udah ada sejak akhir
abad 19, kira-kira di tahun 1890-an, yang pertama
kali dipikirin oleh Francis Galton (sepupunya Charles
Darwin, Bapak Evolusi). Berlandaskan dari teori
sepupunya mengenai konsep survival dari individu
dalam suatu spesies, yang disebabkan oleh
“keunggulan” sifat-sifat tertentu dari individu yang
diturunkan dari orangtua masing-masing, Galton
menyusun sebuah tes yang rencananya mengukur
intelegensi dari aspek kegesitan dan refleks otot-
otot dari manusia. Baru pas awal abad 20, Alfred
Binet (dibaca: Biney), psikolog dari Perancis,
ngembangin alat ukur intelegensi manusia yang
mulai kepake sama orang-orang. Dari alat ukur
ciptaan Binet ini, akhirnya berkembang deh alat-
alat ukur IQ sampe yang kita kenal dan pake
sekarang.


Gara-gara orang mulai sadar sama pentingnya
intelegensi dan pengetesannya, mulai deh tuh, para
ahli psikologi neliti dan bikin hipotesis tentang
kecerdasan. Banyak banget deh yang akhirnya
muncul dengan pendapat yang berbeda-beda,
masing-masing dengan bukti yang dianggap kuat
oleh masing-masing pihak. Ada yang menganggap
bahwa kecerdasan adalah konsep tunggal yang
dinamakan faktor G (General Intelligence ). Ada juga
yang menganggap kecerdasan itu pada intinya
terbagi jadi dua macam set kemampuan, yaitu fluid
(Gf) dan crystallized (Gc). Berbagai macam
pengetesan kecerdasan dibikin ngacu ke
pandangan-pandangan ini sepanjang abad ke 20.
Tapi yang lagi ngetren sekarang tuh yang namanya
multiple intelligence , atau kecerdasan berganda
yang dicetuskan oleh Howard Gardner di tahun
1983. Gardner nyebutin bahwa kecerdasan manusia
bukan merupakan sebuah konsep tunggal atau
bersifat umum, namun merupakan set-set
kemampuan yang spesifik dan berjumlah lebih dari
satu, yang semuanya merupakan fungsi dari bagian-
bagian dari otak yang terpisah, serta merupakan
hasil dari evolusi manusia selama jutaan tahun.
Gardner awalnya membagi kecerdasan manusia
menjadi delapan kategori yaitu:


(a) Music-rhythmic & Harmonic,
(b) Visual-spatial ,
(c) Verbal-linguistic,
(d) Logical mathematical ,
(e) Bodily-kinesthetic ,
(f) Intrapersonal,
(g) Interpersonal ,
(h) Naturalistic .


Masing-masing lengkapnya kayak apa mending elo
google aja deh, kepanjangannya Men. Intinya, lo
bisa tangkep lah dengan gampang kalo liat
istilahnya aja. Nah , seiring berjalannya waktu,
akhirnya Gardner nambahin lagi aspek kecerdasan
kesembilan, yaitu (i) Existential - yang mencakup
sisi spiritual dan transendental. Walaupun populer,
teori ini mendapat banyak kritik karena kurangnya
bukti empiris.
Nah, oleh karena itu, sampe sekarang para ahli
belom sepakat dalam ngasih definisi apa itu
kecerdasan, diukur pake alat apa, serta apa arti dari
skor kecerdasan seseorang. Makanya, sekarang tuh
para praktisi ilmu psikologi, pendidik, sekolah, dan
beberapa negara maju udah ga make lagi tuh istilah
“tes IQ”. Alih-alih mereka bilangnya test tertentu
kaya “tes kemampuan akademik”, “tes kecerdasan
verbal”, dan sebagainya.


Masalahnya, di Indonesia nih masih umum banget
istilah IQ. Ga jarang juga kan kita denger
pertanyaan: “IQ lo berapa?”, “Gimana Men, besok
tes IQ, udah siap?”, “Itu butuh IQ berapa sih biar
bisa keterima di sekolah/kelompok itu?”, dan
sebagainya. Lewat tulisan ini, gue rada pingin
nyuarain juga nih ke elo-elo pada, bahwa banyak
banget pengetesan yang sebenernya ga ngukur
kecerdasan umum, tapi ngakunya sebagai tes IQ.
Harus ati-ati deh buat nyikapinnya. Ini bukan
berarti yang namanya IQ atau kecerdasan umum itu
ga ada yeh. IQ itu ada, tapi yang bermasalah itu
alat ukurnya biasanya gak akurat. Jadi biarin deh
urusan begituan diserahin dulu ke para ahli bidang
yang bersangkutan.


Balik lagi nih, ke pandangan umum masyarakat
tentang konsep “kecerdasan umum” atau yang
dikenal sebagai IQ tadi. IQ gue tinggi, terus? IQ gue
jongkok, terus? Kalo nilai skor tes gue jeblok, apa
berarti gue orang bego, gitu? Nah, pertanyaan-
pertanyaan ini nih ga bisa dijawab dengan jawaban
yang simpel kayak: “Iya ya ternyata gue bego
karena IQ gue rendah”, atau sebaliknya. Yang
namanya bego, itu nggak cuma gara-gara IQ lo
rendah doang, atau cerdas karena IQ lo tinggi. Gini
misalnya, lo punya skor IQ tinggi trus pada suatu
kesempatan lo lagi bawa motor. Karena pingin
cepet-cepet sampe, lo ambil jalan yang berlawanan
arus. Trus gara-gara ini, lo jadi didamprat orang
yang lagi jalan kaki di jalur yang semestinya. Trus
akhirnya lo dibilang “ah tolol luh!” (maapin kata-
kata gue kalo rada kasar, gue cuma mau bikin ini
lebih realistis aja) . Masuk akal juga kan, kalo lo
didamprat kaya gitu, padahal skor IQ lo tinggi.
Kasus di atas bikin suatu kesan buat kalangan
umum non-akademik buat berpikir bahwa
kemampuan pikiran belum tentu membuat lo jadi
terlihat cerdas dan adaptif dalam bertingkah laku.
Padahal kan tadi di atas disebutin bahwa
kecerdasan itu pada intinya adalah kemampuan
yang membuat manusia adaptif sebagai individu.
Pandangan-pandangan umum yang kayak gini yang
akhirnya membuat para ilmuwan kejiwaan
ngembangin sebuah konsep terpisah yang
dinamakan..

Quote:


Nah ketika kamu saudah memiliki IQ yang tinggi maka kamu di tuntut untuk terus mengembangkan kecerdasan kamu, atau minimal menjaga.
Untuk menjaga agar kamu tetap memiliki IQ tinggi saya mempunyai tips-tips tersendiri.
Namun ini tidak falid dan dapat di gunakan semua orang. Masing-masing pribadi itu unik jadi punya caranya sendiri-sendiri

-Cara menjaga kecerdasan agar tetap utuh

Banyak cara untuk menjaga kecerdasan. Namun Saya menjaga kecerdasan yang telah saya latih dengan membuak trit tanya jawab. Sperti contoh salah satu trit saya di jamban anda bentanya habib.berwin menjawab


-Bermainlah game seperti catur dan teka-teki
silang. Game tersebut akan membantu Anda
berpikir dan sekaligus menyenangkan.
Bacalah banyak buku dan jelajahi Internet untuk
bahan yang bagus.


-Tidur. Dalam rangka menyimpan informasi ke
ingatan jangka panjang, Anda harus mendapat tidur
yang cukup untuk memindahkan ingatan jangka
pendek ke ingatan jangka panjang. Penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata, seorang remaja
mendapat kenaikan nilai pada tes jika dia belajar
selama beberapa minggu, dan untuk setiap lima
belas menit kelebihan dari tidur delapan jam, nilai
mereka meningkat. Ingat, ini adalah rata-rata.
Peningkatan akan bertambah atau tetap sama
tergantung pelajar itu sendiri. Jadi, ingatlah fakta
yang telah terbukti ini: tidur lebih lama menyimpan
lebih banyak informasi ke dalam ingatan jangka
panjang.
Ambil napas dengan baik, lambat, dan dalam
ketika Anda sedang berpikir.
Matikan TV dan pusatkan pikiran Anda pada


-pekerjaan! Hal ini juga berlaku untuk membaca
tanpa perlu berpikir karena rangsangan adalah
kuncinya. Ambil sebuah topik dan pelajari secara
mendalam untuk memahaminya.
Pelajari bahasa baru. Setelah Anda
menguasainya, pelajari bahasa lain. Pelajari budaya
lain juga. Hal ini akan memperkenalkan benak Anda
pada logika berbeda dan cara berbeda memandang
sesuatu.


-Lakukan olahraga yang menyehatkan jantung dan
sirkulasi darah pada jantung dan kurangi makanan
berlemak untuk melancarkan aliran darah ke otak
Anda.
Ganti minuman manis dengan air dan makan
buah dan sayur secara teratur.


-Makanlah makanan yang bagus untuk otak. Ikan
adalah salah satu contoh makanan yang bagus
untuk otak. Tetapi, hindarilah makan ikan seperti
ikan tuna, karena seringkali mengandung banyak
merkuri. Cobalah juga omega 3 atau suplemen
minyak ikan. Semua ini memiliki efek yang sangat
bagus untuk kesehatan Anda.


-Mainkan Kubus Rubik, 15 puzzle (teka-teki angka
15 kotak berukuran 4x4 kotak), atau permainan lain
untuk melewatkan waktu daripada menonton TV.
Olahraga. Hal ini akan meningkatkan aliran darah
menuju otak, yang juga mengakibatkan peningkatan
pikiran/ingatan.


-Bermain video game seperti Call of Duty selama
satu jam. Game ini akan menantang Anda.
Meskipun begitu, jangan memainkannya terus-
menerus karena tidak sehat dan bisa meningkatkan
risiko kesehatan.



Sekian.




Quote:
Diubah oleh habib.berwin 20-02-2016 01:24
0
5.6K
36
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan