Sejatinya, thread ini ane buat atas dasar rasa penasaran yang begitu mendalam. Karena ane masih bocah ingusan yang baru masuk semester dua, ane harap agan sekalian mau mengingatkan jika ada perspektif yang berseberangan.

"Media Massa adalah kekuasaan terhebat di Dunia. Mereka memiliki kekuatan untuk menjadikan yang benar nampak bersalah, begitu pula sebaliknya. Dan tentu itu adalah kekuasaan. Mereka mengendalikan alam pikiran masyarakat"

- Malcolm X (Pejuang Hak Asasi Manusia, AS)

Tipe ini adalah yang terbanyak atau mungkin secara umum. Pada dasarnya mereka sudah memiliki kekayaan yang bisa dibilang cukup, tapi tetap merasa kurang dihormati. Nah, mereka-mereka adalah calon yang mudah frustasi alias gila jika tidak terpilih. Sebab biasanya mereka sudah bersikap layaknya seorang pejabat di hadapan masyarakat walau statusnya masih calon. Padahal, pejabat pun tak boleh bersikap seperti itu. Sementara pada saat pencoblosan, biasanya mereka tercantum dari No. 4 sampai akhir. Tingkat mengerti persoalan mereka sangatlah minim dan cenderung coba-coba. Ideologinya pun cuma ikut-ikutan. Biasanya, mereka ini memiliki pendidikan yang kurang memadai, maksimal S1 (sarjana apapun). Selain itu, sebagian artis pun masuk ke dalam golongan ini.

Tipe yang satu ini adalah evolusi dari Tipe Pencari Kehormatan, tapi hanya sebagian kecil.

Mereka adalah orang-orang yang menjunjung tinggi prinsip 'tak mau rugi'. Biasanya, mereka tidak langsung mengambil proyek pada tahun-tahun pertama, tapi baru beraksi saat masa jabatan hampir selesai. Mereka biasanya adalah kontraktor atau mendadak jadi kontraktor. Dari segi etika kerja, tentunya itu amat sangat disalahkan, sekalipun tidak melakukan pelanggaran korupsi.

Tipe yang satu ini juga evolusi dari Tipe Pencari Kehormatan, dan persentase-nya jauh lebih banyak dari Tipe Pencari Proyek.

Jika ada yang bertanya 'dimana tempat lobby yang paling sempurna bagi para businessman?' Banyak yang menjawab kalau tempat itu adalah Lapangan Golf.Sebenarnya, ada tempat lobby yang lebih sempurna lagi, yaitu Gedung Kura-Kura. Sebab di sanalah para businessman berkumpul dengan berbagai siasat yang dahsyat !!
Contoh: Jika DPR RI tidak digaji, tapi justru harus membayar 50jt perbulan pada negara, mereka akan tetap mau menjadi DPR. Mengapa? Karena ada berbagai keuntungan lain yang bisa didapat, diantaranya agar lebih berwibawa di mata kilen, mempermudah komunikasi, serta memperlancar bisnis.
Mengapa berbahaya? Karena meski kemungkinan korupsinya kecil, tapi mereka tidak begitu peduli pada masyarakat. Bisa dibilang, 'mereka masak di dapur pengungsi untuk dimakan sendiri'

Pada dasarnya, orang-orang ini, sejak sebelum menjadi anggota dewan, mereka sudah memiliki kehormatan, relasi, serta berbagai proyek. Ya, mereka itu sudah kaya raya sejak awal.
Contoh:Punya Hotel Bintang Lima di Bali dengan fasilitas berenang bersama lumba-lumba. Bahkan modal miliaran mereka, boleh jadi tak sampai 5% dari kekayaan sesungguhnya. Kalau sudah sekaya itu, kenapa malah mau jadi DPR RI? Jawabannya, untuk memperkuat komunikasi dengan para eksekutif parpol agar kedepannya bisa mendapatkan bangku menteri ataupun gubernur. Wuih~

(Berikut adalah tipe kesukaan ane yang masih awam ini )

Orang-orang super ini dapat ditemui di No 3-1 saat pemungutan suara. Mengapa begitu? karena tentu saja nomor sangat berpengaruh dan di situlah para parpol menaruh andalannya. Mereka adalah orang super kaya, berprinsip, berideologi kuat, pintar, memiliki banyak suara, dan yang terpenting adalah menguasai persoalan. Maka sudah sepatutnya parpol menjadikan mereka andalan di Dapil. Mereka sudah tak butuh uang, dan hanya ingin mengabdi pada negara di usia tuanya. Sayangnya, mereka ini jumlahnya bisa dihitung jari.
Power: Mereka hanya bicara seperlunya di hadapan media. Kalau sedang ada ribut saat sidang paripurna, mereka hanya duduk memperhatikan. Tetapi, pada saat rapat fraksi dan komisi, merekalah yang akan mendominasi suasana karena benar-benar mengerti persoalan.

Tipe yang satu ini adalah orang-orang berbahaya yang tidak ada puasnya dan ingin kaya secara instan. Sejatinya, mereka adalah evolusi dari kelima tipe yang ane sebut di atas. Pada awalnya mereka tidak mengincar uang haram, tapi begitu nafsu menguasai dengan tekad yang bulat dalam kesempatan emas, dimanapun dan kapan pun, maka terjadilah. Nah, merekalah para dewan yang kebusukannya tersorot langsung oleh media. Merekalah Sang Perusak!!

Kepala ane
Gambar : Google