- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
4 Bocah yang (katanya) Lebih Jenius Dari Albert Einstein Bahkan Stephen Hawking
TS
akatsukiunivers
4 Bocah yang (katanya) Lebih Jenius Dari Albert Einstein Bahkan Stephen Hawking
sebagai manusia sudah seharusnya kita bersyukur kepada Tuhan atas setiap anugerah yang diberikan kepada kita.
terutama kita telah di berikan tingkat kecerdasan, sehingga rasa syukur itu harus selalu kita wujudkan gan.
terutama kita telah di berikan tingkat kecerdasan, sehingga rasa syukur itu harus selalu kita wujudkan gan.
Spoiler for Repost?:
SEMOGA TIDAK REPOST
Quote:
Agan-agan kenal Albert Einstein ?
sebenarnya doi ntuh abang ane brot
pasti nya kalian tau dah Albert Einstein ntuh siapa.
Doi terkenal dengan teori relativitas dan rumus E=mc² gan.
btw, ntuh rumus sampe sekarang ane kagak ngarti
jumlah IQ doi dengan skor 160 gan,...Wow Akyuh terguncyang
sedangkan IQ yang di kategorikan normal yaitu 111-120 gan.
mungkin cukup segitu informasi dan basa-basi nya gan
berikut ada 4 orang (yang katanya) lebih jenius dari Albert Einstein bahkan Stephen Hawking. Langsung CEKIDOT Gan !!!
sebenarnya doi ntuh abang ane brot
pasti nya kalian tau dah Albert Einstein ntuh siapa.
Doi terkenal dengan teori relativitas dan rumus E=mc² gan.
btw, ntuh rumus sampe sekarang ane kagak ngarti
jumlah IQ doi dengan skor 160 gan,...Wow Akyuh terguncyang
sedangkan IQ yang di kategorikan normal yaitu 111-120 gan.
mungkin cukup segitu informasi dan basa-basi nya gan
berikut ada 4 orang (yang katanya) lebih jenius dari Albert Einstein bahkan Stephen Hawking. Langsung CEKIDOT Gan !!!
Quote:
Sabrina Gonzales Pasterski, Disebut Harvard sebagai The Next Albert Einstein
Sabrina Gonzales Pasterski hanyalah seorang gadis 14 tahun ketika pada suatu pagi menginjakkan kakinya di kantor kampus MIT untuk mengajukan proposalnya tentang pesawat bermesin tunggal yang ia bangun. Dan kini, delapan tahun kemudian, Sabrina adalah seorang lulusan terbaik MIT dan kandidat Ph.D di Harvard.
Menurut Yahoo, perempuan 22 tahun ini dengan mudah menjawab soal-soal fisika paling kompleks. Dan lantaran kejeniusannya ini juga, tak salah jika kampus legendaris ini menyebut Sabrina sebagai Next Albert Einstein.
Ia adalah perempuan Kuba-Amerika generasi pertama yang mendapat tawaran dari Jeff Bezos, bos Amazon.com, ia juga mendapat tawaran dari pengembang dan produsen kedirgantaraan Blue Origin. NASA juga telah menunjukkan minatnya kepada fisikawan muda usia ini.
Perlu diketahui, studi Sabrina saat ini adalah mencoba mengeksplorasi lubang hitam dan ruang-waktu. Ia juga memiliki konsentrasi yang tinggi terhadap penjelasan gravitasi menggunakan konteks mekanika kuantum.
Tidak seperti remaja seusianya, perempuan yang tinggal di Chicago ini tidak memiliki ketertarikan terhadap media sosial. Ia tidak memiliki Facebook, LinkedIn, dan Instagram. Ia bahkan tidak memiliki smartphone. Meski demikian, ia secara rutin memperbarui situs web-nya, PhysicsGirl, dengan segala pencapaian nya.
Yang mengejutkan, Sabrina termasuk mahasiswa waiting-listed ketika mendaftarkan diri di MIT. Itu terjadi sebelum profesor MIT, Allen Hagerty dan Earll Murman, melihat video prototipe yang dibuat Sabrina.
“Mulut kami menganga tak percaya ketika melihat video itu. Potensinya berada di tingkat atas,” ujar Haggerty seperti dilansir Yahoo.
Sabrina kemudian diterima di MIT dan lulus dan rata-rata nilai 5.00—mungkin itu skor tertinggi di perguruan tinggi tersebut. Pembimbingnya, Andrew Strominger, yang pernah menerbitkan sebuah makalah bersama Stephen Hawking, memuji habis-habisan mahasiswinya itu. Ia juga mendapatkan hibah ribuan dolar AS dari Hertz Foundation untuk mendukung studi dan pekerjaannya.
Atas kecintaannya terhadap fisika, Sabrina pernah berujar kepada Yahoo: “Fisika sungguh menarik. Ketika Anda lelah Anda akan tertidur, dan ketika bangun, Anda mengerjakan fisika.”
Menurut Yahoo, perempuan 22 tahun ini dengan mudah menjawab soal-soal fisika paling kompleks. Dan lantaran kejeniusannya ini juga, tak salah jika kampus legendaris ini menyebut Sabrina sebagai Next Albert Einstein.
Ia adalah perempuan Kuba-Amerika generasi pertama yang mendapat tawaran dari Jeff Bezos, bos Amazon.com, ia juga mendapat tawaran dari pengembang dan produsen kedirgantaraan Blue Origin. NASA juga telah menunjukkan minatnya kepada fisikawan muda usia ini.
Perlu diketahui, studi Sabrina saat ini adalah mencoba mengeksplorasi lubang hitam dan ruang-waktu. Ia juga memiliki konsentrasi yang tinggi terhadap penjelasan gravitasi menggunakan konteks mekanika kuantum.
Tidak seperti remaja seusianya, perempuan yang tinggal di Chicago ini tidak memiliki ketertarikan terhadap media sosial. Ia tidak memiliki Facebook, LinkedIn, dan Instagram. Ia bahkan tidak memiliki smartphone. Meski demikian, ia secara rutin memperbarui situs web-nya, PhysicsGirl, dengan segala pencapaian nya.
Yang mengejutkan, Sabrina termasuk mahasiswa waiting-listed ketika mendaftarkan diri di MIT. Itu terjadi sebelum profesor MIT, Allen Hagerty dan Earll Murman, melihat video prototipe yang dibuat Sabrina.
“Mulut kami menganga tak percaya ketika melihat video itu. Potensinya berada di tingkat atas,” ujar Haggerty seperti dilansir Yahoo.
Sabrina kemudian diterima di MIT dan lulus dan rata-rata nilai 5.00—mungkin itu skor tertinggi di perguruan tinggi tersebut. Pembimbingnya, Andrew Strominger, yang pernah menerbitkan sebuah makalah bersama Stephen Hawking, memuji habis-habisan mahasiswinya itu. Ia juga mendapatkan hibah ribuan dolar AS dari Hertz Foundation untuk mendukung studi dan pekerjaannya.
Atas kecintaannya terhadap fisika, Sabrina pernah berujar kepada Yahoo: “Fisika sungguh menarik. Ketika Anda lelah Anda akan tertidur, dan ketika bangun, Anda mengerjakan fisika.”
Quote:
Nicole Barr, Dianggap Lebih Jenius Dibanding Albert Einstein dan Stephen Hawking
Ia berasal dari komunitas travelling yang tinggi di Harlow, Essex, Amerika. Lantaran perolehan skor IQ yang sangat tinggi, perempuan 12 tahun ini dianggap lebih jenius dibanding Albert Einstein dan Stephen Hawking , dua ilmuwan fisika yang sudah tersohor namanya.
Dalam sebuah tes IQ, Nicole memperoleh skor 162, dua poin lebih tinggi dibanding dua ilmuwan yang disebut di atas. Skor itu pula yang kini mengantarnya sebagai salah satu orang paling jenius di dunia yang jumlahnya hanya 1%.
Dolly Buckland (34), ibu Nicole, sangat bangga dengan capaian anaknya. “Ia seorang pekerja keras. Dia tetap tinggal di sekolahnya bergabung dengan kelompok belajarnya dan tidak melewatkan satu hari pun,” ujar Dolly. Dari pengakuan Dolly, sejak usia sangat muda, Nicole sudah dapat menemukan kesalahan-kesalahan yang ada di buku atau majalah-majalah.
“Ketika mengetahui saya mendapatkan skor ini, saya sangat terkejut,” kenang Nicole saat masih berusia tujuh tahun. Perlu diketahui, pelajar di Burnt Mill Academy, Harlow, ini sangat menyukai buku, menyanyi, dan bermain drama. Saat besar nanti, ia ingin menjadi dokter.
Ayah Nicole, James (36), adalah seorang tukang bersih selokan dan memperbaiki jalanan.
Apa yang dicapai oleh Nicole tentu saja membuatnya sangat bahagia. “Hal ini menunjukkan tak peduli di mana Anda berasal, siapa pun bisa menjadi akademisi yang cemerlang,” kata James.
Dalam waktu dekat, gadis yang sudah bisa menyelesaikan soal aljabar yang terkenal rumit sebelum genap 10 tahun itu akan menghadiri kelas drama dan segera membuat penampilan di pertunjukkan Shakespeare’s Twelfth Night. “Nicole adalah murid yang brilian. Ia pekerja keras dan telah mengikuti banyak kegiatan yang berbeda sejak tahun pertamanya masuk sekolah,” cerita Helena Mills, salah satu mentor Nicole.
Dalam sebuah tes IQ, Nicole memperoleh skor 162, dua poin lebih tinggi dibanding dua ilmuwan yang disebut di atas. Skor itu pula yang kini mengantarnya sebagai salah satu orang paling jenius di dunia yang jumlahnya hanya 1%.
Dolly Buckland (34), ibu Nicole, sangat bangga dengan capaian anaknya. “Ia seorang pekerja keras. Dia tetap tinggal di sekolahnya bergabung dengan kelompok belajarnya dan tidak melewatkan satu hari pun,” ujar Dolly. Dari pengakuan Dolly, sejak usia sangat muda, Nicole sudah dapat menemukan kesalahan-kesalahan yang ada di buku atau majalah-majalah.
“Ketika mengetahui saya mendapatkan skor ini, saya sangat terkejut,” kenang Nicole saat masih berusia tujuh tahun. Perlu diketahui, pelajar di Burnt Mill Academy, Harlow, ini sangat menyukai buku, menyanyi, dan bermain drama. Saat besar nanti, ia ingin menjadi dokter.
Ayah Nicole, James (36), adalah seorang tukang bersih selokan dan memperbaiki jalanan.
Apa yang dicapai oleh Nicole tentu saja membuatnya sangat bahagia. “Hal ini menunjukkan tak peduli di mana Anda berasal, siapa pun bisa menjadi akademisi yang cemerlang,” kata James.
Dalam waktu dekat, gadis yang sudah bisa menyelesaikan soal aljabar yang terkenal rumit sebelum genap 10 tahun itu akan menghadiri kelas drama dan segera membuat penampilan di pertunjukkan Shakespeare’s Twelfth Night. “Nicole adalah murid yang brilian. Ia pekerja keras dan telah mengikuti banyak kegiatan yang berbeda sejak tahun pertamanya masuk sekolah,” cerita Helena Mills, salah satu mentor Nicole.
Quote:
Lydia Sebastian, Lebih Pintar dari Einstein dengan Nilai IQ Sempurna
Seorang gadis 12 tahun dinilai lebih pintar dibanding Einstein karena berhasil memperoleh meraih nilai IQ sempurna, 162. Nilai tersebut diperoleh Lydia Sebastian , nama gadis tersebut, melalui tes IQ Mensa yang menurutnya “mudah.”
Gadis asal Langham di East Anglia, Inggris mengambil ujian Mensa yang terkenal selama liburan sekolahnya, dan terkejut menemukan dia telah menerima kemungkinan nilai tertinggi pada tes IQ Mensa.
Seperti dilansir Colchester Gazette, dia mengaku dia ujian yang dia jalani "jauh lebih mudah daripada yang saya harapkan."
Mensa adalah semacam suatu kumpulan masyarakat intelijen tertua di dunia, dan keanggotaannya dibatasi hanya untuk mereka yang memiliki skor tes IQ yang tinggi. Umumnya mereka yang memiliki skor 132 atau lebih tinggilah yang memenuhi syarat untuk menjadi anggota Mensa.
Di Inggris, anggota membayar 55 poundsterling (sekitar Rp1,2 juta) per tahun untuk dihubungkan dengan orang-orang pintar lainnya, melalui pertemuan, konferensi dan kelompok-kelompok kepentingan.
Lydia, yang baru memasuki tahun kedua di Colchester County High School for Girls, diuji kemampuan bahasa dan rasa logika, di aula ujian di London Birkbeck College yang sebagian besar diisi dengan orang-orang yang jauh lebih tua.
Ayah Lydia, Arun, mengatakan ia "kewalahan" ketika putrinya mendapat skor tertinggi pada tes, dan mengatakan gadisnya tersebut telah lama ingin mengikuti tes selama lebih dari setahun.
Gadis asal Langham di East Anglia, Inggris mengambil ujian Mensa yang terkenal selama liburan sekolahnya, dan terkejut menemukan dia telah menerima kemungkinan nilai tertinggi pada tes IQ Mensa.
Seperti dilansir Colchester Gazette, dia mengaku dia ujian yang dia jalani "jauh lebih mudah daripada yang saya harapkan."
Mensa adalah semacam suatu kumpulan masyarakat intelijen tertua di dunia, dan keanggotaannya dibatasi hanya untuk mereka yang memiliki skor tes IQ yang tinggi. Umumnya mereka yang memiliki skor 132 atau lebih tinggilah yang memenuhi syarat untuk menjadi anggota Mensa.
Di Inggris, anggota membayar 55 poundsterling (sekitar Rp1,2 juta) per tahun untuk dihubungkan dengan orang-orang pintar lainnya, melalui pertemuan, konferensi dan kelompok-kelompok kepentingan.
Lydia, yang baru memasuki tahun kedua di Colchester County High School for Girls, diuji kemampuan bahasa dan rasa logika, di aula ujian di London Birkbeck College yang sebagian besar diisi dengan orang-orang yang jauh lebih tua.
Ayah Lydia, Arun, mengatakan ia "kewalahan" ketika putrinya mendapat skor tertinggi pada tes, dan mengatakan gadisnya tersebut telah lama ingin mengikuti tes selama lebih dari setahun.
Quote:
Ramarni Wilfred, dengan IQ Lebih Tinggi dari Albert Einstein
Seorang bocah 11 tahun memiliki IQ lebih tinggi dari Albert Einstein dan Stephen Hawking. Bocah istimewa yang masih duduk di bangku sekolah dasar ini bernama Ramarni Wilfred .
Kecerdasan Ramarni sudah terlihat sejak dia masih balita. Menurut orangtuanya, bocah asal Essex, Inggris ni gemar membolak-balik buku ensiklopedia.
Begitu pula saat dia masuk sekolah, kemampuan membaca dan menulisnya di atas rata-rata anak-anak seusianya. Bahkan, tahun lalu Ramarni Wilfred, bocah 11 tahun yang memiliki IQ lebih tinggi dari Albert Einstein, sudah mampu membuat tulisan filsafat setara seorang lulusan Universitas Oxford.
Hanya saja, meski dikaruniai tingkat kecerdasan yang tinggi, ibunya, Anthea, menolak tawaran sekolah Ramarni untuk mempercepat masa sekolah Ramarni. Sang ibu berharap anaknya dapat tumbuh “normal” seperti anak-anak seusianya.
Kecerdasan Ramarni memang luar biasa. Hal ini terlihat dari hasil tes IQ dimana kecerdasan Ramarni melebihi kecerdasan Albert Einstein dan Stephen Hawking. Jika IQ Albert Einstein dan Stephen Hawking “hanya” 160, IQ Ramarni mencapai 162.
“Dia masih seorang anak-anak dan melakukan hal-hal yang dilakukan bocah seusianya. Dia memang membaca New Scientist dan Sky at Night. Namun, dia juga masih bermain dengan anjingnya, menonton Disney Channel, dan membaca komik,” tutur Anthea.
“Dia tak menganggap semua ini hal besar. Saya menyukai kerendahan hatinya dan saya senang memiliki kamus dan kalkulator berjalan di rumah,” tambah Anthea.
“Saya tak bisa membandingkan diri saya dengan Einstein atau Hawking yang telah membuktikan kejeniusan mereka dengan karya,” ujar Ramarni Wilfred, bocah 11 tahun yang memiliki IQ lebih tinggi dari Albert Einstein.
Kecerdasan Ramarni sudah terlihat sejak dia masih balita. Menurut orangtuanya, bocah asal Essex, Inggris ni gemar membolak-balik buku ensiklopedia.
Begitu pula saat dia masuk sekolah, kemampuan membaca dan menulisnya di atas rata-rata anak-anak seusianya. Bahkan, tahun lalu Ramarni Wilfred, bocah 11 tahun yang memiliki IQ lebih tinggi dari Albert Einstein, sudah mampu membuat tulisan filsafat setara seorang lulusan Universitas Oxford.
Hanya saja, meski dikaruniai tingkat kecerdasan yang tinggi, ibunya, Anthea, menolak tawaran sekolah Ramarni untuk mempercepat masa sekolah Ramarni. Sang ibu berharap anaknya dapat tumbuh “normal” seperti anak-anak seusianya.
Kecerdasan Ramarni memang luar biasa. Hal ini terlihat dari hasil tes IQ dimana kecerdasan Ramarni melebihi kecerdasan Albert Einstein dan Stephen Hawking. Jika IQ Albert Einstein dan Stephen Hawking “hanya” 160, IQ Ramarni mencapai 162.
“Dia masih seorang anak-anak dan melakukan hal-hal yang dilakukan bocah seusianya. Dia memang membaca New Scientist dan Sky at Night. Namun, dia juga masih bermain dengan anjingnya, menonton Disney Channel, dan membaca komik,” tutur Anthea.
“Dia tak menganggap semua ini hal besar. Saya menyukai kerendahan hatinya dan saya senang memiliki kamus dan kalkulator berjalan di rumah,” tambah Anthea.
“Saya tak bisa membandingkan diri saya dengan Einstein atau Hawking yang telah membuktikan kejeniusan mereka dengan karya,” ujar Ramarni Wilfred, bocah 11 tahun yang memiliki IQ lebih tinggi dari Albert Einstein.
Quote:
WOOWW.....
Mereka masih bocah loh
tapi tingkat IQ mereka lebih tinggi dari Bang Albert Einstein
Sekian dulu trit ane gan, sampai jumpa di trit selanjut nya
maaf kalau ada salah kata dan penulisan, karena ane hanyalah manusia biasa
ane tunggu komentar dan tambahan dari Juragan-Juragan semua
Mereka masih bocah loh
tapi tingkat IQ mereka lebih tinggi dari Bang Albert Einstein
Sekian dulu trit ane gan, sampai jumpa di trit selanjut nya
maaf kalau ada salah kata dan penulisan, karena ane hanyalah manusia biasa
ane tunggu komentar dan tambahan dari Juragan-Juragan semua
Diubah oleh akatsukiunivers 12-02-2016 12:01
0
75.3K
Kutip
491
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan