Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

fidelc4stroAvatar border
TS
fidelc4stro
Pembunuh mirna salah sasaran

WARTA KOTA, DEPOK -- Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel punya penilaian tersendiri terkait kasus pembunuhan Mirna.
Dia yakin, pembunuhnya profesional, tapi salah sasaran.
Meski media massa dan langkah polisi mengungkap kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin (27), yang tewas diracun sianida di kopinya mengarahkan ke Jessica sebagai pelakunya, sejak awal saya sangat ragu jika Jessica adalah pembunuh Mirna.

Sebab pembunuh dengan racun sianida ingin efek mematikan berlangsung cepat agar kecil peluang korban diselamatkan. Karenanya pelaku pasti tidak ingin berada di lokasi yang sama saat korban menderita lalu tewas.

Sementara, saat itu, Jessica berada satu meja dengan Mirna.

Jadi, kecil kemungkinan Jessica pelakunya.

Meski kasus ini sangat sulit dipecahkan, saya cukup yakin bahwa pembunuh Mirna bukanlah seorang psikopat. Sebab saya menduga Mirna hanyalah korban salah sasaran dari pelaku pembunuhan dengan instrumen istimewa yakni racun sianida itu.

Mirna yang notabene adalah orang biasa dengan status sosial yang juga biasa, tidak sebanding dibunuh dengan racun sianida yang untuk mendapatkannya saja butuh extra effort yang cukup besar.

Sianida sebagai zat spesifik dan berefek dahsyat, membutuhkan akses khusus untuk mendapatkannya.

Karenanya sebagai instrumen pembunuh, sianida yang istimewa haruslah menyasar korban yang istimewa juga. Dan itu bukanlah Mirna. Mirna hanyalah korban salah sasaran.

Dengan argumen Mirna adalah korban salah sasaran, maka sasaran sesungguhnya sebenarnya adalah orang dengan status sosial yang sebanding dengan sianida sebagai instrumen kejahatan istimewa.

Jadi orang yang disasar itu pastilah istimewa. Misalnya orang yang menyimpan rahasia besar, punya banyak musuh, sekaligus terlibat skandal. Orang seperti itulah yang pantas diterjang dan disasar dengan sianida sebanyak 15 gram.

Saya melihat, sampai kini polisi sebenarnya cukup kesulitan mengungkap kasus ini dan menentukan pembunuh Mirna.

Penyebabnya karena polisi terpaku pada teori segitiga kejahatan. Yakni karena korban di situ, lokasi di situ, maka pelaku pun harus di situ.

Padahal instrumen kejahatannya adalah racun sianida.
Di mana dengan sianida, pelaku ingin berjarak dengan korban dan tak mau melancarkan kejahatan secara frontal.

Dengan argumen Mirna adalah korban salah sasaran, maka pencarian motif dalam mengungkap kasus pembunuhan ini tidak lagi penting.

Sebab dengan logika di atas, maka pelaku bukanlah orang yang semeja dengan korban.

Pada akhirnya saya khawatir kasus ini menjadi 'dark number'. Yakni kasus yang tak terpecahkan. Sebab instrumen kejahatan luar biasa yakni sianida, justru menghabisi orang biasa. Sehingga semuanya tertutupi karena korbannya salah sasaran.

sumber:http://wartakota.tribunnews.com/2016/01/29/pembunuh-mirna-diyakini-profesional-tapi-salah-sasaran-kata-reza-indragiri-amriel
0
12.4K
95
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan