Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

zitizen4rAvatar border
TS
zitizen4r
Ternyata Nabi Palsu ''made in" Indonesia, Ahmad Musadeq., Dibalik GAFATAR
Ternyata Nabi Palsu Ahmad Musadeq Berada di Balik Gafatar
NBC Indonesia 1/13/2016 A+A- Print Email



NBCIndonesia.com - Dulunya Ahmad Musadeq bersama Panji Gumilang mendirikan Negara Islam Indonesia (NII) KW 9 pada tahun 1996. Karena tidak cocok, Ahmad Musadeq kemudian mendirikan Al Qiyadah Al Islamiyah pada tahun 2000.

Al Qiyadah Al Islamiyah menggabungkan antara Al Quran, Injil dan Taurat sebagai ajarannya. Ia juga melanjutkan doktrin NII KW 9 bahwa saat ini tidak ada kepemimpinan sah sejak runtuhnya Khilafah Islamiyah pada 1924 di Turki sehingga umat harus mendirikan negara Islam di bawah kepemimpinan Ahmad Musadeq sebagai Nabi dan Sang Mesias.

Al Qiyadah Al Islamiyah disorot keras pada 2006 dan dinyatakan sesat oleh MUI pada 4 Oktober 2007. Dan pada 2008, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memvonis Musadeq 4 tahun penjara dipotong masa tahanan.


Musadeq sempat menyatakan diri bertaubat, tetapi ternyata diam-diam dia kembali menyebarkan alirannya dengan nama baru; Millata Ibrahim. Aliran ini sedikit memodifikasi ajarannya dengan menyebut bahwa segala agama bersumber dari Nabi Ibrahim sehingga pengikut Millata Ibrahim langsung mengikuti ajaran Ibrahim. Adapun shalat dan puasa tidak diwajibkan.

Pada 14 Agustus 2011 atas prakarsa 51 orang pendiri, Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) didirikan. Secara resmi, Gafatar pusat dideklarasikan pada 21 Januari 2012 diikuti oleh 14 DPD setingkat provinsi.

Musadeq diketahui berada di balik Gafatar setelah memberikan wejangan tentang ruhul qudus dalam rapat pengurus di Banda Aceh pada 27 Nopember 2014.

Gafatar didirikan dalam rangka menarik simpati masyarakat yang tidak bisa didekati dengan Millata Ibrahim. Gafatar dibentuk sebagai organisasi masyarakat yang berkecimpung dalam masalah sosial sehingga banyak melakukan baksos, memberikan bantuan dan kerja bakti membersihkan lingkungan. Masyarakat yang tertarik dengan aktifitas Gafatar kemudian direkrut menjadi anggota, lalu jika mereka loyal akan dijadikan pengurus. Saat menjadi pengurus itulah doktrin Millata Ibrahim ditanamkan.

Rupanya, Gafatar juga ditolak masyarakat setelah diketahui hakikatnya. (Baca: Gafatar Aliran Sesat)

Lalu organisasi itu pun membuat nama baru dengan sebutan Negara Karunia Semesta Alam yang mengandalkan rekrutmen secara rahasia seperti yang dialami oleh dokter Richa.
http://www.nbcindonesia.com/2016/01/...d-musadeq.html


Cerita Ahmad Musadeq dan Alirannya yang Sering Berubah Nama
07 January 2015 19:00 WIB

KETUA Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Fajar Nusantara (DPD Gafatar) Aceh, T Abdul Fatah membantah secara tegas organisasi yang dipimpinnya membawa ajaran sesat. Akan tetapi, organisasi yang dipimpinnya membawa visi Aksos (Aktualisasi Sosial) sesuai dengan butir-butir Pancasila.

"Kita gini, organisasi ini tidak membawa suku, agama, ras dalam bentuk apapun, lingkupnya nasional, siapapun putra-putri bangsa berhak mengikuti organisasi ini," kata T Abdul Fatah, Rabu (7/1) di tempat terpisah, seperti dikutip ATJEHPOSTco dari merdeka.com.

Kegiatan Gafatar, dia menjelaskan, melakukan aksi-aksi sosial seperti donor darah, gotong royong dan juga seminar kebangsaan dan audiensi dengan masyarakat yang sudah hilang karakter bangsanya selama ini.

Dia juga menyebutkan, keberadaan organisasi Gafatar sudah dilaporkan pada kepala desa. Selain itu juga sudah menjelaskan visi-misi Gafatar dengan memberikan majalah. "Sudah keluar izin dari kepala Desa Lamgapang, Kecamatan Krueng Barona Jaya dan kita hendak juga melaporkan ke provinsi," tuturnya.

Saat disinggung bahwa warga menemukan beberapa dokumen mengarah adanya dugaan membawa aliran sesat, seperti ditemukannya dokumen yang bertuliskan Mesias, Ahmad Musadeq dan juga Milah Abraham, T Abdu Fatah berdalih semua tokoh-tokoh tersebut merupakan guru spiritual untuk pemberi semangat.

"Mesias itu guru selamat, itu guru spiritual kita. Ahmad Musadeq juga itu guru spiritual kita," ujarnya.

T Abdul Fatah kemudian memberikan contoh dengan mengambil semangat dari perjuangan Soekarno dan juga Soeharto sebagai bapak pembangunan. Demikian juga halnya dengan guru spritual ini untuk mengembalikan karakter bangsa yang sudah runtuh saat ini.

"Jadi ini untuk mengangkat karakter bangsa ini kembali, makanya kita mengambil spirit yang digunakan oleh Ahmad Musadeq atau Masias," tegasnya.

T Abdul Fatah memang tidak menampik untuk memperbaiki karakter bangsa mereka mengambil semangat dan spirit dari guru spiritual tersebut. "Kita tidak bisa pungkiri bahwa spiritnya memang dari sana (Masias, Ahmad Musadeq), dari guru spiritualnya saja sudah jelas, saya rasa itu tidak perlu diperpanjang," imbuhnya.

Kendati demikian, T Abdul Fatah meskipun mengambil spirit dari guru spiritualnya itu, namun asas organisasi Gafatar tetap pancasila. "Jelas-jelas kita tidak membawa agamis, tetapi kami hanya mengambil semangatnya saja, spiritnya saja, seperti kita mengambil spiritnya Soekarno," ujarnya.

Siapa sebenarnya Ahmad Musadeq ini?

Penelusuran ATJEHPOSTco, Ahmad Musadeq adalah mantan pimpinan aliran Al-qiyadah Al Islamiyah yang populer pada 2006 lalu karena mengaku diri sebagai rasul. Dia mengaku mendapatkan wahyu saat sedang bersemedi dan melaporkan hal ini kepada teman-temannya. Dia juga mengaku bertemu dengan malaikat Jibril dan diangkat menjadi rasul untuk membawa risalah yang baru, kasus ini mirip dengan kasus Lia Aminudin alias Lia Eden.

Adapun Milah Abraham merupakan sebuah komunitas ajaran yang dianggap sesat lewat Fatwa MUI karena mencampuradukkan ajaran Islam, Nasrani dan Yahudi. Aliran itu disebut-sebut metamorfosa dari aliran Al-Qiyadah yang didirikan Ahmad Musadeq.

Aliran ini sebenarnya bukan barang baru di Aceh. Sekitar awal tahun 2011, pernah muncul aliran serupa bernama Mukmin Mubaligh.

Pengikut Mukmin Mubaligh percaya bahwa nabi terakhir adalah Ahmad Musadeq. Nama ‘nabi’ tersebut sebenarnya bukanlah nama yang baru untuk media massa di republik ini. Ahmad Musadeq adalah mantan pimpinan aliran Al-qiyadah Al Islamiyah yang sempat tenar di akhir tahun 2006 lalu karena mengaku diri sebagai rasul. Pengakuan kerasulan Ahmad Musadeq sendiri sempat menjadi yang liputan menarik seluruh media massa saat itu.

Ahmad Musadeq mengaku mendapatkan wahyu saat sedang bersemedi dan melaporkan hal ini kepada teman-temannya. Dirinya juga mengaku bertemu dengan malaikat Jibril dan diangkat menjadi rasul untuk membawa risalah yang baru, setelah Islam.

Pada saat itu, Ahmad Musadeq mengklaim diri, telah memiliki pengikut yang berjumlah ribuan di hampir sejumlah provinsi di nusantara, termasuk Aceh. Hal ini kemudian dibuktikan dengan menampilkan keberadaan sejumlah pengikutnya dan pengucapan ’syahadat’ massa terhadap kerasulan Ahmad Musadeq secara live di media elektroknik.

Keberanian Ahmad Musadeq ini sempat menuai pendapat pro dan kontra di penjuru nusantara saat itu. Sebagian masyarakat, menganggap aksi Ahmad Musadeq tersebut adalah kegiatan penistaan agama islam. Namun segolongan lainnya malah menganggap hal itu adalah bagian dari kebebasan beragama yang dilegalkan di negara ini.

Sayangnya, kelompok yang menentang keberadaan aliran Al-qiyadah Al Islamiyah dengan Nabi Ahmad Musadeq jauh lebih besar dan lebih berpengaruh dari yang pihak mendukung. Desakan-desakan pelarangan tersebut, diduga menyebabkan para petinggi Al-qiyadah Al Islamiyah untuk mengubah metode penyebaran aliran mereka, dari terang-terangan menjadi secara sembunyi-sembunyi.

Hal ini pula yang diduga menyebabkan Ahmad Musadeq akhirnya menemui Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada pertengahan 2007 lalu dan menyatakan diri untuk bertobat dan kembali pada aliran Islam. Tobatnya, Ahmad Musadeq itu disusul dengan taubat massa para pengikut Al-qiyadah Al Islamiyah.

Ahmad Musadeq yang dulunya adalah seorang guru biasa di Jakarta Barat tetap diproses secara hukum serta diseret ke pengadilan karena dinilai telah melakukan penistaan terhadap agama islam. Ahmad divonis 5 tahun penjara karena pengakuan kerasulannya.

Tahun 2011, para pengikut Ahmad Musadeq telah mencapai ratusan oleh di tiga kampus besar di Aceh, seperti Unsyiah, Politeknik Aceh dan IAIN Ar-Raniry.

Riset ATJEHPOSTco, jika benar bahwa Mukmin Mubaligh atau Millah Abraham atau Al-qiyadah Al Islamiyah merupakan satu aliran yang sering berubah nama, maka ada sejumlah perbedaan yang mendasar antara pemahaman aliran ini dengan pemahaman umat Islam pada umumnya. Baik dalam pemahaman Alquran hingga salat.

Menurut pengakuan salah seorang pengikut aliran Mukmin Mubaligh yang sempat diwawancarai oleh ATJEHPOSTco tahun 2011, katanya, dalam kepercayaan aliran Mukmin Mubaligh terdapat sejumlah kelebihan dibandingkan dengan Islam.

Hal ini, menurut mereka, dikarenakan aliran tersebut datang setelah Islam untuk menyempurnakannya. Kondisi ini dianggap sama dengan kondisi awal-awal kedatangan agama Islam di Mekkah yang datang untuk menyempurnakan aliran Nabi Isa, sebelumnya.

Hal yang paling mendasar antara Islam dengan Mukmin Mubaligh, kata mahasiswa FKIP Unsyiah tahun 2011 ini, adalah pemahaman tentang kata-kata Khatamul Quran. Dimana, Khatamul Quran dianggap oleh orang Islam adalah kesempurnaan agama Islam serta tidak ada lagi nabi yang diutus setelahnya.

Sementara dalam pemahaman Mukmin Mubaligh, kata dia, tidaklah demikian. Khatamul quran ditunjukan untuk penyebaran Islam pada saat itu (semasa rasul-red), tetapi tidak kondisi Islam saat ini. Pasalnya, kata sumber ATJEHPOSTco saat itu, Allah berjanji akan menurunkan nabi atau rasul untuk tiap umat pada masa yang berbeda-beda.

Demikian juga dengan pemahaman kata-kata ’din’ dalam Alquran. Menurut mereka, kata-kata ’din’ bukanlah dipahami dengan istilah agama seperti muslim kebanyakan, tetapi kata-kata ’din’ tersebut bisa diartikan sebagai aliran atau paham ketuhanan.

Pengikut Mukmin Mubaligh, diakui mereka (pengikut Mukmin Mubaligh-red) tidak percaya dengan hadist. Pasalnya, menurut logika mereka, hal ini dikarenakan masa pembukuan hadist sendiri sangat jauh berserang dengan masa atau tahun meninggalnya nabi Muhammad SAW. Sejumlah hadist yang ada saat ini, menurut pengakuan para pengikut Mukmin Mubaligh telah banyak ditambah-tambah oleh para ulama islam sehingga tidak asli lagi.

”Kalau ada Alquran kenapa harus mempercayai hadist yang telah banyak dirubah,” kata pengikut Mukmin Mubaligh itu tahun 2011.

Perbedaan lainnya, lanjut mereka, adalah tata cara sembahyang yang dianjurkan dalam pemahaman Mukmin Mubaligh. Para Pengikut Mukmin Mubaligh, katanya, cuma diwajibkan untuk melaksanakan sholat sebagai kewajiban dalam sehari semalam sekali.

Salat ala para pengikut Mukmin Mubaligh juga tidak memakai raka’at sebagaimana muslim biasanya. Mereka cukup hanya mematikan lampu dan menyalakan lilin serta merenungi dosa yang telah diperbuat oleh mereka selama ini.

Dalam pemahaman Mukmin Mubaligh, menurut informasi yang diterima oleh penulis, ketulusan hati adalah inti dari ajaran mereka. Pengikut Mukmin Mubaligh juga dilarang memakan setiap makanan yang diberikan oleh umat muslim, meskipun dari orang tua mereka, dengan alasan haram.

Pemahaman itu, dinilai hampir sama hanya dengan perilaku mayoritas masyrakat muslim di dunia yang dilarang menerima makanan berupa daging dari non muslim karena kekhawatiran halal tidaknya.

Semua ajaran tersebut, menurut pengakuan pengikut Mukmin Mubaligh, hanyalah bersifat sementara hingga ajaran mereka mampu menguasai negara ini.

”Ini masih dalam tahapan awal. Kondisi ini dianggap sama dengan kondisi awal-awal kedatangan agama islam di Mekkah yang datang untuk menyempurnakan aliran Nabi Isa, sebelumnya,”tandas sumber tadi.

Menguasai Aceh pada 2015 ?

Para pengikut aliran Mukmin Mubaligh atau aliran yang sebelumnya bernama Al-qiyadah Al Islamiyah memasang target untuk menguasai Aceh pada 2015 dan menguasai nusantara pada 2024 nanti. Pengakuan ini, didapatkan langsung dari sejumlah mahasiswa yang mengaku adalah pengikut kenabian Ahmad Musadeq di Kota Banda Aceh pada tahun 2011 lalu.

Bagi mereka, target tersebut tidaklah berlebihan dan dapat segera terwujub. Pasalnya, jumlah pengikut kenabian Ahmad Musadeq di Seramoe Mekkah saat ini diperkirakan telah mencapai ribuan orang yang tersebar di hampir seluruh kabupaten/kota di daerah ini.

Pada tahun 2011, pembawa aliran Al-qiyadah Al Islamiyah atau Mukmin Mubaligh di Aceh bernama Zainuddin yang bertempat tinggal asal Prada sejak 2008 lalu. Yang bersangkutan, dilaporkan merupakan murid dari Ahmad Musadeq.

Sejak tahun 2008 lalu, pria ini dilaporkan mulai menyebarkan aliran Mukmin Mubaligh untuk wilayah Aceh dan mempengaruhi para mahasiswa. Langkah nyata yang pernah dilakukan oleh sosok ini adalah mempengaruhi keyakinan agama para alumni SMA Fajar Harapan Kota Banda Aceh dan alumni letting 2008 di MAN Model Kota Banda Aceh.

Pada 23 April 2011, Zainuddin dan puluhan pengikutnya sempat ikrar tobat massa di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.

Menurut informasi, tercatat hampir puluhan alumni kedua sekolah ini kemudian menjadi pengikut aliran yang diduga sesat tersebut. Dilaporkan, dari peran para alumni itu, aliran ini kemudian menyebar hingga seluruh kabupaten kota di Aceh.

”Mereka sengaja mencari calon pengikut dari barisan mahasiswa. Pasalnya, para mahasiswa diyakini akan menjadi pemimpin di kemudian hari sehingga mudah bagi penyebar aliran Mukmin Mubaigh untuk membumikan aliran ini di Aceh,” kata salah seorang mahasiswa yang sempat mengikuti aliran ini dan memilih keluar ketika mengetahui sesat pada tahun 2011.

Zainuddin sendiri telah ditangkap pada tahun yang sama dan kini tidak diketahui keberadaannya.
[url]http://atjehposcumarticles/read/18640/Cerita-Ahmad-Musadeq-dan-Alirannya-yang-Sering-Berubah-Nama[/url]


Inilah Nabi-Nabi Palsu ‘Made in’ Indonesia
Thursday, April 25, 2013 19:51 WIB

ALQUR'AN telah menerangkan dengan jelas bahwa tak ada nabi lain setelah nabi Muhammad SAW. Kendati demikian, umat beragama tidak bisa menghindari fenomena nabi palsu yang terus bermunculan sejak Rasulullah wafat.

Mulai dari semenanjung Arab hingga ke ujung Asia, tidak berhenti orang-orang yang mengaku mendapat hidayah atau mukjizat lalu menyebut dirinya sebagai nabi.

Di Indonesia, di abad millenium ini, tercatat ada sejumlah orang yang mengklaim dirinya sebagai nabi penerus nabi Muhammad SAW. Untuk meyakinkan masyarakat tak jarang nabi palsu ini menggunakan cara aneh hingga maksiat.

Mulai dari menyuruh umatnya beribadah tak lazim, menyetor uang sampai melakukan ritual yang berujung pemerkosaan. Awal tahun ini, kasus serupa yang mengaku dirinya sebagai nabi sempat menghebohkan warga Lereng Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah.

Dan yang paling terbaru, yang sedang hangat di media saat ini siapa lagi kalau bukan, Eyang Subur. Berikut adalah sejumlah nabi palsu 'made in' Indonesia:

1. Lia Aminuddin alias Lia Eden

Berpakaian putih dan bermahkotakan rangkaian bunga, Lia Aminuddin mendeklarasikan dirinya sebagai nabi dan Rosul sekaligus Imam Mahdi. Peristiwa goib yang menimpanya membuat perangkai bunga ini mampu menarik ratusan pengikut untuk masuk menjadi penganut Eden.

Tak tanggung-tanggung, janda berumur 67 tahun ini juga mengklaim bisa meramalkan kiamat, alhasil mulai dari cendikiawan, seniman dan artis terpikat oleh sabda Lia Eden.

Namun kedigdayaan nabi palsu ini runtuh saat Mahkamah Agung memutus Lia dengan 3 tahun penjara pada 2007 lalu. Sedikit demi sedikit pengikut sang nabi berkurang sampai saat ini hanya mencapai belasan orang.

Bahkan kegiatan istana tuhan yang merupakan kediaman Lia Eden di Senen pun sepi. Seorang pengikutnya mengatakan nabi palsu tengah beristirahat dan belum diperintahkan tuhan lagi untuk berdakwah.

2. Dedi Mulyana alias Eyang Ended

Nabi palsu Dedi Mulyana yang berasal dari Banten adalah nabi berperilaku bejat. Mengaku memperoleh wangsit dari musyawarahnya dengan jin di laut, nabi yang juga berprofesi sebagai dukun ini menyatakan kenabiannya.

Selama dua tahun dukung cabul merekrut pengikutnya dengan prasyarat menyetor uang senilai 5 juta rupiah. Parahnya lagi, nabi ini mampu menipu 30 perempuan untuk melakukan ritual keagamaan dengan jalan berhubungan intim. rudapaksaan inilah yang membawa Eyang Ended 'pensiun' jadi nabi palsu. Polisi langsung membekuk Eyang Ended di tempat persembunyiannya di Lampung pada Juni 2005 silam.

3. Ahmad Musaddeq

Di tahun 2006, sosok Ahmad Musaddeq tenar di penjuru negeri dengan predikat nabi palsu. Betapa tidak, saat itu Mussadeq menafsirkan kitab suci dengan cara sendiri dan tidak mewajibkan umatnya solat, puasa dan ibadah wajibnya.

Seperti nabi-nabi palsu lainnya, Musadeq mendapatkan wangsit setelah selama 40 hari 40 malam bertapa di gunung Bunder, Bogor. Dinilai semakin meresahkan, Musadeq pun diamankan polisi hingga akhirnya bertobat.


4. Ashriyanti Samuda, dari Maluku Utara

Di usianya yang masih muda, Ashriyanti Samuda (30) sudah percaya diri mengatakan bahwa dirinya adalah nabi. Untuk merekrut pengikut, warga Kepulauan Sula, Maluku ini menerbitkan buku yang dicetaknya sendiri kemudian disebarkan kepada masyarakat setempat.

Lucunya, selain menjadi nabi Ashriyanti pun berniat menyampaikan sabdanya pada Presiden 2014 nanti, lewat bukunya yang berjudul Pemimpin yang Diutus Cahaya dari Indonesia Timur for Presiden RI 2014.

Buku ilegal ini sampai ke MUI Maluku Utara, dengan cepat MUI setempat langsung mengadakan dialog dan pendekatan ke nabi palsu. Sang nabi pun akhirnya digiring untuk di sidang pada 15 Juni 2012 lalu.

5. Sutarmin, Jawa Timur

Memasuki tahun 2013, sosok nabi palsu muncul di lereng Gunung Lawu. Si nabi yang diketahui bernama Sutarmin adalah seorang guru agama yang meneruskan ajaran pendahulunya Rochmad.

Menurut penuturan MUI Karanganyar, Rochmad sendiri dan pengikutnya memang menyimpang dari ajaran Islam, yakni mengganti nama Nabi Muhammad dalam syahadat dengan nama Rochmad. Perbedaan lainnya adalah, pada salat wajib dan salat dhuha. Ajaran Rochmad disebarkan secara? tertutup, hanya khusus kepada anggota pengajiannya saja.

6. Eyang Subur

Eyang Subur, nama tokoh spiritual yang kini santer terdengar akibat kasus dugaan penipuan yang dilaporkan oleh Adi Bing Slamet. Adi menceritakan semua kesesatan yang telah disebarkan oleh Eyang Subur. Menurut Adi, Eyang Subur yang diketahui mempunyai 8 istri itu pernah mengaku umurnya lebih tua dari Nabi Adam.

“Subur ini mengaku lebih tua dari Nabi Adam,” kata Adi. Tidak hanya Adi, Joko Triono, yang mengaku pernah menjadi pengikut Subur selama sepuluh tahun juga mengungkapkan hal yang sama.

Subur pernah menyebut dirinya lebih sakti dari Nabi. Menurut Joko, Eyang Subur juga mengaku telah mendapatkan kuasa dari Tuhan. Itulah sebabnya dia berani mengaku lebih sakti dari Nabi. “Allah itu yang Maha Kuasa, Subur itu yang diberi kuasa,” kata Joko, menirukan ucapan Subur yang pernah dikatakan padanya.

Selain Subur pernah mengatakan dirinya lebih tua dari Nabi Adam, kepada murid-muridnya Subur juga selalu mengaku sebagai Rasul. “Bagian terpenting, dia selalu mengaku sebagai Rasul, dia mengaku menerima wahyu,” ucap pengacara Adi.

MUI sebelumnya telah melakukan investigasi terhadap Subur berdasar laporan Adi Bing Slamet. Dalam kesimpulannya, MUI menyebut Subur telah melakukan penyimpangan akidah dan syariat Islam serta melakukan praktik perdukunan.
http://www.atjehcyber.net/2013/02/5-...indonesia.html

---------------------------------

Menyedihkan!

emoticon-Cape d... (S)
Diubah oleh zitizen4r 13-01-2016 23:21
0
7.6K
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan